Whistle Blowing System/ Sistem Pelaporan Pelanggaran

G. Whistle Blowing System/ Sistem Pelaporan Pelanggaran

1. Dasar Pembentukan

Dalam rangka meningkatkan kepatuhan dan mewujudkan visi BNI Syariah menjadi Bank Syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja, pihak manajemen BNI Syariah memiliki komitmen untuk menjalankan perusahaan secara budaya kerja Amanah dan Jamaah dengan berlandaskan pada perilaku perusahaan yang sesuai dengan Syariah, Tata Nilai Budaya Kerja dan sikap kerja perusahaan khususnya Kode Etik Insan BNI Syariah.

Sejalan dengan komitmen untuk menjalankan budaya kerja Amanah dan Jamaah serta dalam rangka menegakkan penerapan Kode Etik Insan BNI Syariah, pihak manajemen berkomitmen untuk Zero Tolerance To Fraud (ZT2F), dalam hal ini pihak manajemen menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi di lingkungan BNI Syariah dan memberikan sanksi yang sepadan kepada pelaku pelanggaran.

Pelanggaran bisa dilakukan oleh internal perusahaan maupun oleh pihak eksternal, sehingga diperlukan sebuah sarana untuk mendeteksi adanya pelanggaran yang terjadi di lingkungan BNI Syariah. Atas dasar ini, BNI Syariah membuat suatu sistem untuk mendeteksi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di lingkungan BNI Syariah yang berbasis website yaitu aplikasi Whistleblowing System (WBS) BNI Syariah yang telah di-launching pada tanggal 1 Oktober 2012.

2. Landasan Hukum

Landasan hukum terbentuknya WBS di BNI Syariah adalah sebagai berikut:

a) PBI No.13/23/PBI/2011 tanggal 02 November 2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

b) SEBI No.13/28/DPNP tanggal 09-12-2011 tentang Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum.

c) PBI No.13/2/PBI/2011 tanggal 12-01-2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.

d) PBI No.11/33/PBI/2009 tanggal 07-12-2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

e) Keputusan Direksi No.KP/DIR/386 tanggal 14-12-2010 tentang Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR) BNI Syariah, dan perubahan-perubahannya.

f) Pedoman Kode Etik Insan BNI Syariah.

g) Keputusan Direksi No.KP/016/DIR/R tanggal 5 Juni 2012 sebagaimana telah dilakukan penyempurnaan melalui Keputusan Direksi No.KP/033/DIR/R tanggal

27 Desember 2012 tentang Kebijakan Strategi Anti Fraud (SAF).

3. Implementasi Sistem Pelaporan Pelanggaran

Sistem Pelaporan Pelanggaran atau disebut juga Whistleblowing System (WBS) BNI Syariah merupakan sarana untuk mendeteksi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di lingkungan BNI Syariah. WBS bertujuan untuk meningkatkan efektivitas penerapan sistem pengendalian internal dengan menitikberatkan pada pengungkapan dari pengaduan.

WBS BNI Syariah diresmikan pada 1 Oktober 2012 oleh Direktur Utama PT Bank BNI Syariah dan disosialisasikan kepada segenap pegawai melalui media lomba simulasi pelaporan melalui WBS yang diselenggarakan dari tanggal 9 November 2012 sampai dengan 31 Desember 2012. Implementasi WBS BNI Syariah efektif berjalan sejak 1 Januari 2013 dan dikelola oleh Unit Anti Fraud di Divisi Enterprise Risk Management. Sarana yang disediakan untuk pelaporan melalui WBS BNI Syariah meliputi: Website : www.clean.bnisyariah.co.id atau www.bnisyariah.co.id E-mail

: clean@bnisyariah.co.id

Telepon/SMS

PT Bank BNI Syariah Gedung Tempo Pavilion I Lt.4 Jl. HR. Rasuna Said Kav 10-11 Jakarta Selatan 12950

Dalam mengelola WBS, Manajemen menerapkan 3 (tiga) azas yaitu azas kerahasiaan, azas tidak diskriminatif, dan azas perlindungan. Dengan 3 (tiga) azas tersebut, Manajemen berkomitmen untuk menjaga kerahasiaan pelapor, tidak membeda- bedakan pelapor dan memberikan perlindungan kepada pelapor, seperti pekerjaan, fisik, remunerasi dan fasilitas pekerjaan.

4. Alur Pelaporan WBS BNI Syariah

Keterangan: 1. Laporan

Whistleblowing System www.clean.bnisyariah.co.id

(untuk laporan yang dikirimkan melalui email, telepon, sms dan surat akan di-input ke website oleh pengelola WBS). 2. Laporan akan tersimpan di dalam Database WBS. 3. Pelapor akan langsung menerima kode No PIN dari sistem. 4. Pengelola WBS akan membuka database dan menganalisis laporan tersebut,

merekomendasikan ke Direksi dan meneruskan rekomendasi kepada divisi terkait

5. Pengelola WBS menyampaikan usulan tindak lanjut hasil penanganan dari divisi terkait ke Komite Pemantauan Risiko (KPR) atau Komite Kebijakan Risiko (KKR)

6. Dari hasil Komite Pemantauan Risiko (KPR) atau Komite Kebijakan Risiko (KKR) memberikan putusan tindak lanjut dari laporan kepada Pengelola WBS

7. Pengelola WBS memproses tindak lanjut dari KPR atau KKR kepada SPI dan HCT melalui mekanisme Sanksi Administratif yang berlaku.

8. Pengelola WBS mengupdate status laporan dan pelapor dapat mengetahui hasil dari laporannya.

5. Azas-Azas Pengelolaan WBS

Dalam mengelola Whistleblowing System (WBS), pihak manajemen menerapkan 3 (tiga) azas sebagai berikut:

a) Kerahasiaan BNI Syariah melindungi kerahasiaan identitas Pelapor yang beritikad baik, laporan maupun segala data lain yang terkait dengan laporan yang masuk melalui WBS.

b) Tidak Diskriminatif

c) Setiap Insan BNI Syariah dapat melaporkan pelanggaran yang dilakukan oleh Insan BNI Syariah lainnya yang terjadi di lingkungan BNI Syariah sesuai dengan bentuk tindak pelanggaran yang dapat dilaporkan melalui WBS.

d) Perlindungan BNI Syariah memberikan perlindungan terhadap pekerjaan, fisik, remunerasi dan fasilitas pekerjaan yang diterima Pelapor yang beritikad baik. Dalam hal tertentu, Pelapor dapat diberikan perlindungan sebagaimana diatur dalam skema Perlindungan Hukum dalam Pelaksanaan Tugas Kedinasan.

6. Laporan WBS BNI Syariah

Sejak Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 telah diterima 47 (empat puluh tujuh) laporan melalui WBS BNI Syariah dengan rincian sebagai berikut:

- Melalui website : 36 laporan - Melalui e-mail

: 9 laporan

- Melalui SMS

: - laporan

- Melalui surat

: 2 laporan

Berdasarkan jenis laporannya, ada 7 (tujuh) kategori laporan yang mencakup:

Jumlah No

Jenis Laporan

Laporan

Sudah Ditindaklanjuti

1. Kecurangan

2. Pelanggaran peraturan/hukum

3. Kelakuan tidak etis

4. Pelanggaran kepatuhan syariah

5. Benturan kepentingan

6. Penyuapan dan/atau gratifikasi

7. Lainnya*

47 47 *) Keluhan nasabah, komplain, dan lain-lain.

Total