Laporan GCG BNI Syariah 2014

I. PENDAHULUAN

A. Landasan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)

Penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) bagi BNI Syariah bukan semata mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku namun juga berarti upaya melakukan inovasi dan penyempurnaan pengelolaan secara berkelanjutan guna meningkatkan kualitas penerapan prinsip-prinsip GCG. Upaya tersebut dilaksanakan sebagai bagian partisipasi BNI Syariah dalam menjalankan sistem perbankan yang sehat di Indonesia dengan berlandaskan pada penerapan prinsip-prinsip GCG. Sejak tahun 2010 BNI Syariah beroperasional sebagai Bank Umum, BNI Syariah senantiasa menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam kegiatan usahanya dengan memegang teguh prinsip-prinsip GCG

BNI Syariah meyakini bahwa pelaksanaan GCG di setiap jenjang organisasi akan sangat mendukung upaya BNI Syariah dalam mencapai sasaran bisnis serta memberikan manfaat bagi semua pemangku kepentingan dalam jangka panjang.

B. Dasar Acuan Implementasi GCG

Dalam upaya meningkatkan kualitas penerapan GCG, BNI Syariah berpedoman pada berbagai peraturan perundangan, yakni:

1. Undang-Undang Perbankan Syariah nomor 21 tahun 2008

2. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

3. Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

4. Surat Edaran Bank Indonesia No.12/13/ DPbS tanggal 30 April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

5. Peraturan Otorisasi Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/2014, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

6. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

C. Implementasi GCG

Untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan diperlukan landasan yang kuat bagi sebuah perusahaan. Untuk itu penerapan GCG sebagai kerangka utama dari pertumbuhan perusahaan harus diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan dengan berlandaskan pada prinsip Keadilan (fairness), Transparansi (transparency), Pertanggungjawaban (responsibility), Akuntabilitas (accountability), dan Profesional (professional).

Implementasi GCG yang dilaksanakan BNI Syariah bukanlah hanya sekedar memenuhi ketentuan namun merupakan upaya memotivasi seluruh insan BNI Syariah untuk memberikan kinerja yang terbaik dan sekaligus juga mengendalikan manajemen agar Implementasi GCG yang dilaksanakan BNI Syariah bukanlah hanya sekedar memenuhi ketentuan namun merupakan upaya memotivasi seluruh insan BNI Syariah untuk memberikan kinerja yang terbaik dan sekaligus juga mengendalikan manajemen agar

Kecukupan Struktur dan Infrastruktur, serta efektivitas proses pelaksanaan GCG BNI Syariah telah terimplementasi dengan baik, sehingga pada tahun 2014 BNI Syariah berhasil memenuhi harapan stakeholders, hal tersebut tidak terlepas dari komitmen Top Manajemen beserta jajarannya untuk melaksanakan best practices GCG serta Roadmap GCG yang disepakati .

D. Roadmap GCG

Selain mengacu pada 5 (lima) prinsip GCG yaitu Keadilan (fairness), Transparansi (transparency), Pertanggungjawaban (responsibility), Akuntabilitas (accountability), dan Profesional (professional), implementasi GCG di BNI Syariah juga berlandaskan pada roadmap GCG yang telah disusun dan disepakati oleh seluruh manajemen perusahaan.

Roadmap GCG ditetapkan melalui Rencana Bisnis Bank setiap akhir tahun. Adapun roadmap GCG BNI Syariah disusun untuk jangka waktu empat tahun dengan pembagian tahapan sebagai berikut:

GCG SUSTAINABLE

GCG COMMITMENT GCG EXCELLENCE

IMPLEMENTATION

Tahapan implementasi GCG BNI Syariah diarahkan pada tercapainya BNI Syariah GCG Excellence. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, BNI Syariah menyusun tahapan roadmap implementasi GCG, sebagai berikut:

Tahap Penguatan Komitmen GCG

Pada tahap ini, Perusahaan menyempurnakan seluruh pedoman dan panduan pelaksanaan GCG mencakup Pedoman GCG, Kode Etik Perilaku, Budaya Perusahaan dan pedoman-pedoman terkait lainnya. Selain itu, BNI Syariah juga menyempurnakan governance proses guna mendukung pelaksanaan GCG pada kegiatan usaha BNI Syariah.

Tahap Penerapan GCG Secara Berkelanjutan

Dengan didukung Governance Struktur dan Governance Proses yang terus menerus dilakukan harmonisasi untuk perbaikan kualitas yang tiada henti, tahap selanjutnya adalah mengimplementasikan GCG secara berkelanjutan.

Penerapan GCG secara berkelanjutan merujuk pada upaya untuk meningkatkan efektivitas seluruh Governance Struktur dan Governance Proses sehingga menghasilkan kinerja yang baik tidak saja aspek keuangan namun juga meliputi kualitas kinerja non keuangan.

Tahap GCG Excellence

Keseluruhan tahapan yang dilaksanakan pada roadmap GCG tersebut diarahkan untuk mencapai GCG Excellence, yaitu kondisi di mana BNI Syariah telah dapat merepresentasikan prinsip-prinsip GCG secara menyeluruh dalam setiap kegiatan usaha maupun operasional. Pencapaian GCG Excellence juga ditandai oleh implementasi GCG secara berkelanjutan dengan diiringi oleh pengawasan dan evaluasi secara berkala.

E. Tahapan Implementasi GCG

Tahun 2014 BNI Syariah telah mencapai tahapan GCG Excellence. Beberapa program yang telah diselenggarakan untuk mewujudkan tahapan ini antara lain adalah:

Tahap Akhir

Perumusan

Implementasi

Monitoring & Evaluasi GCG Excellent

1 Terwujudnya Komitmen GCG

1 Pengukuhan

1 GCG Awareness berupa

1 Program

GCG sebagai manajemen

penandatanganan pakta

Assessment GCG

2 Keberlangsungan struktur GCG

Penegakan Budaya

2 Monitoring

2 Perusahaan dan Kode Etik

Kinerja 3 Memberi nilai kelengkapan

3 Peran aktif Top

3 Evaluasi

tambah bagi Infrastruktur

4 Evaluasi rencana 4 Service Excellent kelengkapan

4 Optimalisasi Organ

Bisnis Perusahaan sistem

pendukung: - Fungsi

Manajemen Risiko &

kebijakan

dan

Sistem Pengendalian

prosedur GCG

Intern, Fungsi Kepatuhan, - Fungsi Audit Eksternal & Intern, - Fungsi APPU PPT

5 Penyempurnaan

5 Perusahaan yang

struktur GCG

berintergritas, beretika

& bertanggung jawab

BNI Syariah berharap bahwa dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG berdasarkan praktik terbaik maka kelangsungan usaha dalam jangka panjang akan memberikan manfaat maksimal kepada pemangku kepentingan. Selain itu, BNI Syariah juga meyakini bahwa dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan maka nilai perusahaan akan semakin meningkat dan pada akhirnya akan mewujudkan daya saing yang kuat.

F. Penilaian GCG tahun 2014

BNI Syariah senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan praktik terbaik GCG yang relevan dengan kondisi di Indonesia dan yang sesuai dengan kebutuhan praktik di industri perbankan syariah, sehingga praktik GCG di BNI Syariah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hasil penilaian GCG yang dilakukan melalui self assessment maupun oleh pihak independen menjadi masukan dalam memetakan dan meningkatkan praktik GCG di BNI Syariah berdasarkan hasil rekomendasi yang diberikan.

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 08/POJK.03/2014 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, bank wajib melakukan penilaian (self assessment) atas pelaksanaan GCG. Berkaitan dengan hal tersebut, BNI Syariah telah melakukan self assessment GCG, yang meliputi aspek-aspek penilaian terhadap:

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab D e wan Komisaris

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direks i

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

4. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

5. Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

6. Penanganan Benturan Kepentingan

7. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

8. Penerapan Fungsi Audit Intern

9. Penerapan Fungsi Audit Ekstern

10. Batas Maksimum Penyaluran Dana

11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

Pada 2014, BNI Syariah telah melaksanakan self assessment. Berdasarkan hasil self assessment BNI Syariah terhadap penerapan atas prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang diukur dari 3 (tiga) aspek Governance (Governance Structure, Governance Process dan Governance Outcome), dapat disimpulkan bahwa manajemen BNI Syariah telah melakukan penerapan Good Corporate Governance yang secara umum

BAIK BNI Syariah telah memenuhi ketiga aspek governance tersebut. Hal tersebut tercermin dalam hasil governance outcome dari masing-masing kriteria/indikator yang memberikan hasil yang memadai dan berpengaruh terhadap pencapaian hasil kinerja sesuai ekspektasi stakeholders.

Kekuatan pelaksanaan GCG BNI Syariah ada pada manajemen BNI Syariah, kebijakan- kebijakan yang dihasilkan oleh manajemen BNI Syariah serta pelaksanaannya sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Selain itu BNI Syariah juga telah memenuhi 11 (sebelas) kriteria/indikator terhadap pelaksanaan GCG.

KESIMPULAN:

Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian tersebut di atas, disimpulkan bahwa:

A. Governance Structure

1. Faktor - faktor positif aspek governance structure BNI Syariah adalah pada kriteria

sebaga i berikut :

( a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab D e wan Komisaris

Dari hasil self assessment terhadap govemance structure pada kriteria ini dapat disimpulkan bahwa komposisi dan kriteria Dewan Komisaris telah sesuai dan memadai guna melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya bagi kepentingan BNI Syariah dan stakeholders.

(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direks i

Bahwa komposisi dan kriteria Direksi telah sesuai dan memadai guna melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya bagi kepentingan BNI Syariah dan stakeholders.

(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite Komposisi, kompetensi dan kriteria dari Komite Audit, Komite Remunerasi dan

Nominasi dan Komite Pemantau Risiko telah sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku.

(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

Komposisi, kompetensi dan independensi dari Dewan Pengawas Syariah (DPS) telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga DPS dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. DPS juga telah mendapatkan fasilitas yang memadai untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya tersebut.

(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa BNI Syariah telah melaksanakannya sesuai dengan prinsip syariah dan ketentuan yang berlaku. Hal tersebut didukung dengan adanya anggota DPS yang memiliki kompetensi yang memadai, pegawai pada fungsi kepatuhan dan audit internal serta pegawai lainnya yang telah memiliki pemahaman tentang operasional perbankan syariah.

(f) Penanganan Benturan Kepentingan BNI Syariah telah memiliki kebijakan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya

transaksi yang mengandung benturan kepentingan. ( g ) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

Komposisi, kompetensi dan kriteria dari satuan kerja kepatuhan BNI Syariah telah memenuhi ketentuan yang berlaku.

h) Penerapan Fungsi Audit Intern Struktur organsisasi Audit Internal BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku. BNI Syariah juga telah memiliki Piagam Internal Audit, panduan internal audit, SDM Audit Internal yang kompeten guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari satuan kerja audit internal.

(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern Fungsi Akuntan Publik dan KAP telah memenuhi ketentuan yang berlaku.

(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana BNI Syariah telah memiliki kebijakan, 6egati dan prosedur tertulis mengenai

penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, berikut monitoring dan penyelesaian masalahnya.

(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Faktor-faktor yang belum memadai aspek governance structure BNI Syariah adalah

pada kriteria sebagai berikut: Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

Kriteria DPS BNI Syariah cukup memadai. Meskipun salah satu anggota DPS memiliki rangkap jabatan lebih dari 4 (empat) lembaga keuangan syariah lainnya namun kapasitas dari anggota DPS tersebut tetap dapat memberikan hasil yang optimal dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawab sebagai DPS.

B. Governance Process

1. Faktor-faktor positif aspek governance process BNI Syariah adalah pada kriteria

sebagai berikut: (a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dari hasil self assessment terhadap governance process dapat disimpulkan bahwa governance structure telah terpenuhi, pengangkatan/penggantian anggota Dewan Komisaris, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab termasuk tindakan pengawasan, evaluasi serta independensi dari Dewan Komisaris telah memadai.

(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Bahwa dengan terpenuhinya govemance structure pada kriteria ini, maka dapat disimpulkan bahwa Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara memadai. Pengangkatan/penggantian Direksi telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, pelaksanaan terhadap GCG telah dioptimalkan, temuan hasil audit telah ditindaklanjuti berdasarkan rekomendasi pihak terkait, serta hal-hal lain terkait dengan govemance process telah dipenuhi dan Bahwa dengan terpenuhinya govemance structure pada kriteria ini, maka dapat disimpulkan bahwa Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara memadai. Pengangkatan/penggantian Direksi telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, pelaksanaan terhadap GCG telah dioptimalkan, temuan hasil audit telah ditindaklanjuti berdasarkan rekomendasi pihak terkait, serta hal-hal lain terkait dengan govemance process telah dipenuhi dan

Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi dan Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan tugas dan fungsinya secara memadai dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

Bahwa pengangkatan/penggantian anggota DPS, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS telah terlaksana dengan baik, di mana DPS telah menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

Dalam pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa, DPS BNI Syariah telah melakukan kajian terhadap hal-hal yang membutuhkan opini DPS serta pengawasan terhadap pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana serta pelayanan jasa.

(f) Penanganan Benturan Kepentingan Selama tahun 2014, tidak terjadi transaksi yang mengandung benturan

kepentingan yang melibatkan Direksi dan/atau Dewan Komisaris maupun baik secara langsung maupun tidak langsung.

(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

Penerapan fungsi kepatuhan BNI Syariah telah dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. Tugas dan tanggung jawab dari Direktur Kepatuhan serta satuan kerja kepatuhan telah dilaksanakan dengan baik dan memadai.

(h) Penerapan Fungsi Audit Intern Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, BNI Syariah telah

menerapkan fungsi audit internal secara efektif pada seluruh aspek dan unsur kegiatan BNI Syariah. Audit Internal BNI Syariah telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan Bank BNI Syariah telah menunjuk

Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan yang mampu bekerja secara independen, memenuhi 7egative 7egative7nal akuntan 7egati dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan serta mampu berkomunikasi dengan otoritas yang berwenang.

(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka BNI Syariah telah

mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, 7egati dan prosedur yang dimiliki terkait

BMPD secara berkala, untuk disesuaikan dengan ketentuan dan perundang- undangan yang berlaku, serta telah memastikan penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku melalui penyampaian laporan keuangan dan non keuangan kepada pihak terkait tepat waktu serta telah mentransparansikan informasi produk sesuai ketentuan yang berlaku kepada Nasabah dan pihak lainnya.

2. Faktor-faktor negative aspek governance process BNI Syariah BNI Syariah secara berkelanjutan menyempurnakan prosedur tata cara pelaksanaan

transparansi kondisi non keuangan.

C. Governance Outcome

1. Faktor-faktor positif aspek governance outcome BNI Syariah adalah pada kriteria

sebagai berikut : (a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris , Dewan Komisaris dapat mengemban tugas dan tanggungjawab secara optimal . Fungsi pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris menghasilkan peningkatan kinerja BNI Syariah.

b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi telah dilaksanakannya secara

optimal. (c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

Dengan terpenuhinya governance structure serta governance process pada kriteria ini, maka efektifitas terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite memberikan hasil yang optimal.

(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah

Governance outcome dari kriteria ini adalah dengan adanya komposisi, kompetensi dan kriteria DPS yang memadai maka DPS BNI Syariah telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara memadai.

(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan

Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa

Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process maka BNI Syariah telah memiliki produk dan prosedur yang telah sesuai dan memenuhi prinsip syariah. BNI Syariah juga menyampaikan laporan hasil pengawasan DPS dan Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process maka BNI Syariah telah memiliki produk dan prosedur yang telah sesuai dan memenuhi prinsip syariah. BNI Syariah juga menyampaikan laporan hasil pengawasan DPS dan

transaksi yang mengandung benturan kepentingan dapat diungkapkan dalam setiap keputusan yang terdokumentasi dengan baik yang pada akhirnya Bank terhindar dari tindakan yang mengurangi aset atau mengurangi keuntungan.

(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka penerapan terhadap fungsi kepatuhan BNI Syariah memberikan hasil yang memadai: salah satunya adalah dengan adanya penurunan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.

(h) Penerapan Fungsi Audit Intern Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria

ini, maka telah terpenuhinya tugas dan tanggung jawab dari Audit Internal BNI Syariah secara memadai. Audit Internal BNI Syariah dalam melaksanakan auditnya telah memenuhi ketentuan independensi dan objektivitas pelaksanaan audit.

(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern Kantor Akuntan Publik memiliki kapasitas yang memenuhi standar profesional dan

ditunjuk melalui proses yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk juga telah mengeluarkan hasil audit dan management letter yang menggambarkan permasalahan bank yang signifikan dan disampaikan secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan.

(J) Batas Maksimum Penyaluran Dana BNI Syariah telah menyampaikan secara berkala laporan tentang BMPD kepada

Otoritas Jasa Keuangan secara tepat waktu. Penerapan penyediaan dana oleh BNI Syariah kepada pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar telah memenuhi ketentuan yang berlaku tentang BMPD dan memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan kemampuan permodalan dan penyebaran/ diversifikasi portofolio penyediaan dana.

(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan BNI Syariah telah menyampaikan Laporan Tahunan, laporan pelaksanaan GCG

kepada pihak terkait secara tepat waktu sebagaimana ditentukan oleh Undang- Undang dan telah menerapkan transparansi informasi mengenai produk dan penggunaan data pribadi nasabah.

2. Faktor-faktor negatif aspek governance outcome BNI Syariah Tidak ada faktor negatif pada aspek governance outcome pada BNI Syariah.

G. Penghargaan Implementasi GCG

BNI Syariah menerima penghargaan sebagai Peringkat pertama Annual Report Award (ARA) 2014 kategori private keuangan non listed

H. Komitmen GCG Tahun 2015

Pada tahun 2015, dari aspek Tata Kelola Perusahaan yang Baik, Perseroan berkomitmen untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1. Fine tuning organisasi Perseroan yaitu dengan:

a. Pembentukan unit/satuan/divisi yang berfungsi sebagai sekretaris perusahaan untuk memastikan pemenuhan penerapan ketentuan GCG serta melaksanakan tugas dan fungsi sebagai sekretaris perusahaan.

b. Pemisahan antara unit dana dengan unit yang melaksanakan pembiayaan konsumtif yang sebelumnya tergabung dalam satu unit guna terciptanya pengelolaan bisnis dan pengelolaan risiko yang lebih baik.

2. Memiliki dan mensosialisasikan Compliance Information System (CIS) yang berfungsi sebagai pusat data-data/dokumen terkait dengan organisasi, regulasi eksternal dan internal yang dapat mendukung pemenuhan ketentuan internal dan eksternal tepat waktu (dhi. misal penyusunan dan penyampaian laporan tahunan dan laporan pelaksanaan GCG tepat waktu).

3. Penentuan pejabat-pejabat di kantor cabang Perseroan yang memiliki kompleksitas usaha tinggi untuk menjalankan fungsi APU & PPT pada cabang-cabang tersebut. Perseroan meyakini bahwa pelaksanaan GCG di setiap jenjang organisasi akan sangat mendukung upaya Perseroan dalam mencapai sasaran bisnis serta memberikan manfaat bagi semua stakeholders dalam jangka panjang. Penilaian pelaksanaan GCG secara umum di Perseroan melalui hasil self assessment pada Semester 1 tahun 2014 adalah dengan predikat Baik dan nilai 2 (dua).

4. Memperkuat ketentuan internal mengenai penanganan benturan kepentingan.

I. Struktur Tata Kelola Perusahaan

Sebagai bentuk komitmen Penerapan Good Corporate Governance (GCG), BNI Syariah telah memiliki Struktur Organisasi yang senantiasa disesuaikan dengan praktik terbaik GCG. Struktur organisasi ditetapkan melalui surat Keputusan Direksi No.KP/001/DIR/R tanggal 24 Februari 2014 :

II. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ tertinggi dan memiliki hak veto di antara organ-organ Perusahaan lainnya. Rapat Umum Pemegang Saham terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

RUPS memiliki kewenangan eksklusif yang tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris, antara lain wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas laporan tahunan, menetapkan alokasi penggunaan laba, menunjuk akuntan publik, serta menetapkan jumlah dan jenis kompensasi serta fasilitas pengurus.

Sepanjang tahun 2014, BNI Syariah telah menyelenggarakan 1 (satu) kali RUPS Tahunan dan

2 (dua) kali RUPSLB dengan agenda sebagai berikut.

A. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)

BNI Syariah telah mengadakan RUPST tahun buku 2013 pada tanggal 4 Maret 2014 dengan agenda sebagai berikut:

1. Menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2013, yang terdiri dari laporan keuangan, serta Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris, untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

2. Menyetujui Laporan Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan serta Zakat Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2013.

3. Memberikan pelunasan dan pembebasan sepenuhnya dari tanggung jawab (acquit et de charge) kepada seluruh anggota Direksi atas tindakan pengurusan dan

kepada seluruh anggota Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan yang telah mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2013, sepanjang :

a. Tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana;

b. Tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.

4. Menyetujui laba bersih BNI Syariah tahun 2013 beserta penggunaanya.

5. Menyetujui penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana dan rekan (afiliasi KAP PricewaterhouseCoopers) sebagai Akuntan Publik BNI Syariah untuk tahun buku 2014.

6. Menyetujui melimpahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris BNI Syariah untuk menetapkan besarnya biaya jasa KAP tahun buku 2014.

7. Menyetujui dan menetapkan tugas manajemen BNI Syariah untuk tahun buku 2014.

B. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)

Selama tahun 2014 BNI Syariah telah mengadakan RUPSLB sebanyak 2 (dua) kali. Adapun tanggal dan hasil keputusan RUPSLB tersebut adalah sebagai berikut:

1. RUPSLB tanggal 21 Juli 2014

Keputusan:

i. Menyetujui rencana pengeluaran saham-saham dalam simpanan.

ii. Menawarkan kepada Para Pemegang Saham untuk mengambil bagian atas saham yang akan dikeluarkan dengan masing-masing bagian seimbang dengan jumlah saham yang dimiliki.

iii. Menerima pernyataan dan menyetujui PT BNI Life Insurance yang telah menyampaikan persetujuannya terlebih dahulu atas penawaran pengeluaran saham dalam simpanan kepada Para Pemegang Saham untuk ikut serta dalam penambahan modal BNI Syariah secaraproporsional pada Perseroan.

iv. Menerima dan menyetujui PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT BNI Life Insurance untuk mengambil bagian saham yang seimbang dengan jumlah saham yang dimiliki (proposional) pada Perseroran.

v. Menetapkan tanggal pelaksanaan penyetoran modal dari Para Pemegang Saham.

2. RUPSLB tanggal 18 September 2014

Keputusan:

i. Menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan.

ii. Menyetujui pengambilan saham dalam simpanan secara berimbang dan proposional oleh Para Pemegang Saham.

iii. Menyetujui perubahan sebagian Anggaran Dasar Perseroran.

C. Realisasi Keputusan RUPS Tahun Buku Sebelumnya

Pada tahun buku 2014, Direksi BNI Syariah telah merealisasikan keputusan RUPS Tahunan tahun buku 2013, yaitu antara lain:

Keputusan RUPS tahun buku 2013 Keterangan

Menyetujui dan menunjuk Kantor Akuntan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Publik dan Kantor Konsultan Aktuaria yang Wibisana dan rekan (afiliasi KAP sama dengan yang digunakan oleh PT Bank PricewaterhouseCoopers) sebagai Akuntan Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Publik BNI Syariah untuk tahun buku 2014. Menyetujui

kewenangan Dewan Komisaris BNI Syariah untuk kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan besarnya biaya jasa KAP dan menetapkan besarnya biaya jasa KAP konsultan Aktuaria Independen untuk Perseroan tahun buku 2014 dengan terlebih tahun buku 2014. dahulu berkonsultasi dengan pemegang saham mayoritas. Menetapkan tugas manajemen Perseroan Tugas manajemen Perseroan untuk tahun untuk tahun buku 2014 sebagai berikut:

melimpahkan

buku 2014 telah dilaksanakan oleh Direksi

1. Menjaga dan meningkatkan kepatuhan dengan baik. termasuk nilai-nilai syariah.

1. Menjaga dan meningkatkan kepatuhan 2. Menjaga rasio NPF bruto maksimal 1,86%

termasuk nilai-nilai syariah. dengan nilai maksimal Rp29,8 miliar.

2. Rasio NPF bruto dapat dijaga 1,86% 3. Menjaga coverage ratio minimal 92,65% 3. Mencapai coverage ratio 90,87%. dari akumulasi baki debet hapus buku 4. Menjaga CASA 45,38%.

sampai dengan tahun 2012. 5. Mengoptimalkan kerja sama keagenan 4. Mencapai CASA minimal 46,53%.

(delivery channel).

5. Mengoptimalkan kerja sama keagenan 6. Mencapai laba bersih Rp163,25 miliar. (delivery channel). 6. Mencapai laba bersih minimal Rp130,22

miliar.

III. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Bank sesuai dengan Anggaran Dasar, memberi nasihat kepada Direksi, serta memastikan bahwa Bank telah melaksanakan tata kelola yang baik pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

A. Susunan Dewan Komisaris

Dewan Komisaris BNI Syariah beranggotakan 2 (dua) orang Komisaris Independen dan 1 (satu) orang Komisaris. Kriteria dan independensi Dewan Komisaris BNI Syariah telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Masing- masing anggota Dewan Komisaris BNI Syariah telah melalui mekanisme uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. Susunan Dewan Komisaris BNI Syariah per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Tanggal Efektif

Komisaris Utama

1. Subarjo Joyosumarto 12 September 2013

(Independen)

14 Juni 2012 3. Imam Budi Sardjito

2. Harisman

Komisaris Independen

Komisaris

25 September 2012

B. Profil dan Daftar Riwayat Hidup Singkat Dewan Komisaris

Subarjo Joyosumarto, Komisaris Utama, (71 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2013. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1968 kemudian meraih gelar Master of Art (M.A.) dalam bidang International Economics dari Department of Economics, University of Colorado, Boulder, Colorado, Amerika Serikat pada tahun 1984, dan melanjutkan studi hingga meraih gelar Doctor of Philosophy (Ph.d), bidang Monetary Economics, dari universitas yang sama, pada tahun 1987.

Pengalaman kerja:

Tahun 2013 sekarang : Komisaris Utama/Komisaris Independen,

PT Bank BNI Syariah

Tahun 2008 2013

: Komisaris Independen, PT Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk.

Tahun 2008 sekarang : CEO International Centre of Development in Islamic Finance (ICDIF), Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)

Tahun 2007 sekarang : Direktur Utama, Lembaga Pengembangan

Perbankan Indonesia (LPPI)

Tahun 2006 2008

: Chairman of Board of Supervisory Directors, NV. Indonesische Overzeese (Indover)

Tahun 2000 2006

: Executive Director, The South East Asia Central Banks (SEACEN) Research and Training Centre

Tahun 1998 2000

: Deputi Gubernur Bank Indonesia

Tahun 1996 1998

: Alternate Executive Director untuk Konstituen Asia Tenggara dan Pasifik, International Monetary Fund (IMF)

Tahun 1994 1996

: Direktur Direktorat Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia

Tahun 1990 1994

: Kepala Biro Penelitian dan Pengembangan Perbankan, Bank Indonesia

Tahun 1988 1990

: Staf Gubernur Bank Indonesia

Tahun 1987 1988

: Kepala Bagian Pasar Uang dan Modal, Bank

Indonesia

Tahun 1971 1981

: Computer Programmer dan System Analyst, Desk Mekanisasi, Bank Indonesia

Harisman, Komisaris Independen, (62 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1979 dan memperoleh gelar Master of Art (M.A) di bidang ekonomi dari Williams College, Amerika Serikat pada tahun 1986.

Pengalaman kerja:

Tahun 2012 sekarang : Komisaris Independen, PT Bank BNI Syariah Tahun 2012 sekarang : Anggota Dewan Kehormatan, Asbisindo Tahun 2010

: Direktur, International Centre of Development in Islamic Finance (ICDIF), Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)

Tahun 2009

: Program Director, SESPIBANK

Tahun 2009

: Steering Committee, SBM ITB

Tahun 2008 2010

: Utama Stk Direktur, Bank Indonesia

Tahun 2008

: Steering Committee, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)

Tahun 2008

: Steering Committee, pendirian

International Centre of Development in Islamic Finance (ICDIF), Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)

Tahun 2007 2008

: Staf Ahli Dewan Gubernur, Bank Indonesia Tahun 2005 sekarang : Anggota Penasehat, Masyarakat Ekonomi

Syariah

Tahun 2005 2007

: Alternate Director, International Islamic

Financial Market

Tahun 2003 sekarang : Anggota Pengurus, Pusat Komunikasi

Ekonomi Syariah

Tahun 2003 2007

: Direktur Direktorat Perbankan Syariah,

Bank Indonesia

Tahun 2001 2003

: Kepala Biro Perbankan Syariah, Bank

Indonesia

Tahun 1998 2001

: Waka Urusan Penelitian & Pengaturan Perbankan, Bank Indonesia

Tahun 1997 1998

: Waka Urusan Pengawasan BPR, Bank

Indonesia

Tahun 1994 1997

: Kepala Kantor Perwakilan Kuala Lumpur,

Bank Indonesia

Tahun 1986 1994

: Kasie & Wakabag Urusan Ekonomi dan Statistik, Bank Indonesia

Tahun 1985 1986

: Kasie Urusan Sumber Daya Manusia, Bank

Indonesia

Tahun 1979 1985

: Staf Urusan Kredit Koperasi dan Kredit

Kecil, Bank Indonesia

Imam Budi Sarjito, Komisaris, (56 tahun)

Warga Negara Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2012. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro tahun 1982 dan Master di bidang ekonomi dari University of Illinois pada tahun 1990 hingga berhasil memperoleh gelar Doktor di bidang ekonomi dari Graduate School of Claremont pada tahun 1995.

Pengalaman kerja:

Tahun 2012 – sekarang : Komisaris, PT Bank BNI Syariah Tahun 2011 – 2015

: Pemimpin Divisi Risk Management, BNI

Tahun 2005 – 2011

: Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis, BNI

Tahun 2004 – 2005

: Wakil Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis, BNI

Tahun 2003 – 2004

: Wakil Pemimpin Bidang Pemasaran Bisnis Ritel Kantor Wilayah 05 Semarang, BNI

Tahun 2002 – 2003

: Wakil Pemimpin Bidang Pembinaan Cabang

Kantor Wilayah 08 Denpasar, BNI

Tahun 1998 – 2002

: Pemimpin Kelompok Pengelolaan Investment

Services, BNI

Tahun 1996 – 1998

: Economist, BNI Securities

Tahun 1995 – 1996

: Staf Kel Kajian Ekonomi, BNI

Tahun 1988 – 1995

: Tugas Belajar Divisi Latihan & Pengembangan,

BNI

Tahun 1984 – 1986

: Junior Economist Divisi REN Economics Group,

BNI

Tahun 1984 – 1986

: Analis Sub Divisi Ekonomi & Statistik, BNI

Tahun 1983 – 1984

: Trainee Divisi Pendidikan & Pelatihan, BNI

C. Rangkap jabatan Dewan komisaris

Selama 2014 Dewan Komisaris BNI Syariah telah memenuhi peraturan rangkap jabatan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah. Rangkap jabatan yang saat ini terjadi masih memenuhi ketentuan rangkap jabatan, di mana salah seorang Komisaris BNI Syariah merupakan Pejabat Eksekutif pada

1 (satu) perusahaan yang merupakan pemegang saham BNI Syariah.

Berikut beberapa anggota Dewan Komisaris BNI Syariah menjalani rangkap jabatan pada beberapa lembaga, sebagai berikut:

Nama

Jabatan

Jabatan Rangkap

Subarjo Joyosumarto Komisaris Utama Ketua Indonesia Banking School Harisman

Komisaris Independen Direktur Lembaga Pengembangan

Perbankan Indonesia

Imam Budi Sarjito

Komisaris

GM Risk Management Division, PT BNI (Persero) Tbk

D. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Sesuai dengan Anggaran Dasar BNI Syariah dan Buku Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi, Dewan Komisaris secara proaktif memberikan arahan dan masukan kepada Direksi mulai dari perumusan strategi, tahap implementasi program hingga pemantauan kinerja. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris antara lain meliputi:

1. Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas, bertanggung jawab secara kolektif dalam melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan pelaksanaan operasional perusahaan dalam setiap jenjang organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

2. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, pengawasan atas kebijaksanaan Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi.

Terhadap fungsi pengawasan tersebut, Dewan Komisaris telah memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategi BNI Syariah.

3. Melaksanakan pengawasan atas terselenggaranya GCG dalam setiap jenjang organisasi dilakukan secara langsung termasuk memantau tindak lanjut atas rekomendasi dari Dewan Komisaris kepada Direksi maupun melalui komite-komite yang dibentuk.

4. Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit Internal, Audit Eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia, dan Dewan Pengawas Syariah.

5. Memberitahukan kepada Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukan sejak ditemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha BNI Syariah.

6. Dewan Komisaris BNI Syariah tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BNI Syariah, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait sepanjang kewenangan tersebut ditetapkan dalam Anggaran Dasar BNI Syariah atau dalam RUPS.

7. Memastikan bahwa komite yang dibentuk untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, telah menjalankan tugasnya secara efektif. Komite-komite yang mendukung tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi yang pengangkatannya ditetapkan oleh Direksi berdasarkan keputusan Rapat Dewan Komisaris.

8. Membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan BNI Syariah.

9. Memastikan Direksi telah memperhatikan kepentingan semua Pemegang Saham.

E. Independensi Dewan Komisaris

Untuk menjamin transparansi dan independensi Dewan Komisaris, seluruh anggota Dewan Komisaris BNI Syariah telah memenuhi kondisi sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris telah mengungkapkan kepemilikan saham yang mencapai 5% (lima persen) atau lebih pada BNI Syariah maupun kepemilikan sahamnya pada BNI Syariah, bank lain, perusahaan lain maupun lembaga keuangan non bank lainnya baik dalam maupun luar negeri.

2. Dewan Komisaris telah mengungkapkan perihal independensinya yaitu tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

3. Dewan Komisaris telah mengungkapkan, tidak memiliki hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan Direksi, seluruh Dewan Komisaris bertempat tinggal di Indonesia, sehingga mempermudah koordinasi antara Direksi dengan Dewan Komisaris.

4. Dewan Komisaris mempunyai kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai. Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Bank BNI Syariah selain renumerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham.

5. Dewan Komisaris dilarang memanfaatkan BNI Syariah untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat mengurangi aset atau mengurangi keuntungan Bank Umum Syariah.

F. Fungsi Dewan Komisaris

1. Dewan Komisaris merupakan bagian dari organ Perseroan yang berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan.

2. Fungsi pengawasan dari Dewan Komisaris terwujud dalam 2 (dua) tingkatan, yaitu :

a. Level Perfomance, yaitu fungsi pengawasan di mana Dewan Komisaris memberikan pengarahan dan petunjuk kepada Direksi serta memberikan masukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

b. Level Conformace, yaitu berupa pelaksanaan kegiatan pengawasan pada tahap selanjutnya untuk memastikan nasihat telah dijalankan serta dipenuhinya ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pedoman Umum Pengawasan Dewan Komisaris:

a. Pengawasan dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap pembuatan kebijakan dan pengelolaan Perseroan oleh Direksi.

b. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris bertindak sebagai majelis dan tidak dapat bertindak sendiri-sendiri mewakili Dewan Komisaris.

c. Pengawasan tidak boleh berubah menjadi tugas pelaksanaan tugas-tugas eksekutif atau operasional, karena pelaksanaan tugas-tugas eksekutif atau operasional Perseroan merupakan kewenangan Direksi, kecuali jika terjadi hal- hal sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan hal-hal yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

d. Pengawasan harus dilaksanakan kepada keputusan-keputusan yang sudah diambil (ex post facto) atau terhadap putusan-putusan yang akan diambil (preventive basis).

e. Pengawasan dilakukan bukan hanya dengan menerima informasi dari Direksi atau RUPS, tetapi juga dapat dilakukan dengan mengambil tindakan-tindakan lain sesuai informasi dari sumber lain, dimana tindakan tersebut dilakukan secara kolektif.

f. Pengawasan dilakukan tidak hanya dengan sekedar menyetujui atau tidak menyetujui terhadap tindakan-tindakan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris, tetapi pengawasan dilakukan secara menyeluruh dengan mencakup semua aspek bisnis dan aspek korporat dari Perseroan.

G. Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Demi memastikan pelaksanakan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, BNI Syariah telah memiliki Buku Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nomor KEP/01/DK/2010 dan DIR/274A tanggal 21 September 2010 dan telah disempurnakan dan ditetapkan melalui KP/DIR/016 dan KP/01/DK/2013 tanggal 12 November 2013.

Tata tertib kerja Dewan Komisaris antara lain mengatur hal-hal sebagai berikut:

1. Fungsi, tugas dan kewajiban Dewan Komisaris

2. Waktu kerja dan rapat Dewan Komisaris

3. Hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi

H. Rapat Dewan Komisaris

Sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan dalam Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi, rapat Dewan Komisaris diselenggarakan minimal 1 kali dalam setiap bulan. Rapat Dewan Komisaris berfungsi sebagai forum bagi para anggota untuk mengambil keputusan secara kolektif. Rapat ini juga dapat berfungsi sebagai suatu mekanisme untuk membahas kinerja Direksi dalam menangani perusahaan. Sepanjang tahun 2014, Dewan Komisaris telah melakukan rapat sebanyak 19 (Sembilan Belas) kali dengan frekuensi dan tingkat kehadiran sebagai berikut:

Rapat Internal Dewan Komisaris Frekuensi Rapat

Nama

Jabatan

Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran

Subarjo Joyosumarto

19 18 Harisman

Komisaris Utama (Independen)

19 19 Imam Budi Sardjito

Komisaris Independen

Komisaris

Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi Frekuensi Rapat

Nama

Jabatan

Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran

Subarjo Joyosumarto

13 13 Harisman

Komisaris Utama (Independen)

13 13 Imam Budi Sardjito

Komisaris Independen

13 12 Dinno Indiano

Komisaris

13 10 Imam Teguh Saptono

Direktur Utama

13 12 Acep Riana Jayaprawira

Direktur Bisnis

13 10 Junaidi Hisom

Direktur Risiko dan Kepatuhan

Direktur Operasional

Rapat Gabungan Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah Frekuensi Rapat

Nama

Jabatan

Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran

Subarjo Joyosumarto

13 13 Harisman

Komisaris Utama (Independen)

13 13 Imam Budi Sardjito

Komisaris Independen

13 13 Dinno Indiano

Komisaris

13 12 Imam Teguh Saptono

Direktur Utama

13 12 Acep Riana Jayaprawira

Direktur Bisnis

13 13 Junaidi Hisom

Direktur Risiko dan Kepatuhan

13 11 KH M

Direktur Operasional

13 2 DR. Hasanudin, M.Ag.

A Ketua DPS

Anggota DPS

I. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Dewan Komisaris Hubungan Keuangan

Hubungan Keuangan Dengan Pemegang Saham

Nama

Dewan Komisaris

Direksi

Pengendali

Ya Tidak Dewan Komisaris

Subarjo Joyosumarto

× Harisman

× Imam Budi Sardjito

Hubungan Keluarga Hubungan Keluarga Dengan

Pemegang Saham Nama

Dewan Komisaris

Direksi

Pengendali

Ya Tidak Dewan Komisaris

Subarjo Joyosumarto

× Imam Budi Sardjito

J. Kepemilikan Saham Dewan Komisaris Kepemilikan Saham di atas 5% Nama

Jabatan

Saham di BNI Syariah

Saham di Perusahaan Lain

Subarjo

Komisaris

Nihil Joyosumarto

Nihil

Utama Komisaris

Imam Budi

Nihil Sardjito

Komisaris

Nihil

K. Laporan Kegiatan dan Rekomendasi Dewan Komisaris

Selama tahun 2014, beberapa kegiatan yang dilakukan dan rekomendasi yang diberikan oleh Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsinya antara lain sebagai berikut:

1. Penilaian terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (RBB) PT Bank BNI Syariah dari aspek Kuantitatif & Kualitatif.

2. Penilaian terhadap pelaksanaan Kepatuhan terhadap Aspek Syariah.

3. Penilaian tentang faktor yang mempengaruhi kinerja bank di 2014.

4. Penilaian terhadap manajemen risiko bank.

5. Rekomendasi terhadap beberapa hal yang perlu diperhatikan Direksi terkait dengan tantangan di 2015.

Untuk rincian lebih jelas akan realisasi kegiatan Dewan Komisaris di tahun 2014, terlampir Laporan Pengawasan Rencana Bisnis bersama dengan Laporan Tahunan.

L. Peningkatan Kompetensi Dewan Komisaris

Sepanjang tahun 2014, anggota Dewan Komisaris tidak mengikuti pelatihan pengembangan kompetensi dari BNI Syariah. Namun secara independen, anggota Dewan Komisaris telah mengikuti berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi masing-masing anggota dalam menjalankan tugasnya sebagai Dewan Komisaris. Beberapa pelatihan tersebut antara lain adalah:

Dewan

Tanggal &

Komisaris Penyelenggara

Tempat

Seminar

Board of Organizer

Date & Place

Commissioners

Subarjo

PERBANAS Joyosumarto

11 - 14

21 th ASEAN Banking

November

Conference & 44 th ASEAN

Banking Council Meeting

Harisman

27 Oktober

Memenangkan Persaingan Divisi Komunikasi Perusahaan

melalui Tata Kelola

PT. Bank Negara

Indonesia.Persero (Tbk). Imam

Perusahaan yang Baik

Divisi Manajemen Sardjito

Budi 1-2 Oktober

Advanced Performance

Management

Pembelajaran Organisasi PT. Bank Negara Indonesia.Persero (Tbk).

27 Oktober

Memenangkan Persaingan Divisi Komunikasi Perusahaan melalui Tata Kelola

PT. Bank Negara

Perusahaan yang Baik

Indonesia.Persero (Tbk).

18-19

Business Lending

Divisi Manajemen

November

Fundamental Pembelajaran Organisasi PT.

Bank Negara Indonesia.Persero (Tbk).

17 Desember Enterprise Risk

IBM Risk Management

2014 Management

Consulting

M. Penilaian Kinerja Dewan Komisaris

Proses penilaian atas kinerja Dewan Komisaris dilaksanakan melalui RUPS di mana Dewan Komisaris mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing melalui RUPS.

N. Struktur dan Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris

Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris BNI Syariah ditetapkan dalam RUPS dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi serta sesuai ketentuan terkait lain seperti:

1. Benchmarking yang dilakukan melalui salary survey terhadap the closest competitor dan salary survey yang sama terhadap bank-bank peer group;

2. Mempertimbangkan kinerja Bank;

3. Tingkat pertumbuhan inflasi.