Buruh Bersatu Tak Bisa Dikalahkan

IV. Buruh Bersatu Tak Bisa Dikalahkan

Solidaritas dan kolektivitas menjadi kunci perjuangan buruh PT. Istana Mag- noliatama, dan berjejaring dengan organisasi-organisasi sekawan. Keterbukaan

9 Petikan wawancara dengan Kiswoyo 10 Setelah putusan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) yang memenangkan gugatan buruh PT. Istana Magnoliatama, Kiswoyo beserta kawan-kawan buruh lainnya mulai membuka bangunan-bangunan di dalam pabrik untuk menginventarisasi aset perusa- haan. Buruh juga mulai melakukan proses produksi untuk menyambung hidup mereka.

11 Petikan wawancara dengan Kiswoyo

“Kita punya keterikatan secara keorganisasian. Jadi keterkaitan kita adalah mulai dari serikat kita, yaitu SBKU-FSBKU-KASBI-ABM. Jadi kita sebenarnya satu kesatuan, tidak terpisah dan terkait satu sama lain. Dan bentuk solidaritasnya bukan hanya se- cara emosional saja, tetapi secara materi mereka bisa mengusahakan untuk membantu

kita” 12 . Berbagai hal telah dilakukan oleh organisasi pendamping bersama-sama de-

ngan Kiswoyo dan buruh PT. Istana Magnoliatama. Pelatihan, diskusi, rapat, dilakukan untuk menguatkan wacana serta pemahaman teoritik. Selain itu, ke- butuhan logistik untuk menunjang kehidupan buruh PT. Istana Magnoliatama juga diupayakan pemecahannya. Organisasi pendamping selalu mendampingi setiap proses advokasi yang dilakukan oleh Kiswoyo dan buruh PT. Istana Magnoliatama. Pelatihan keorganisasian serta manajemen keorganisasian yang diselenggarakan oleh FSBKU pernah diikutinya bersama-sama dengan, bukan hanya kawan-kawan buruh PT. Istana Magnoliatama saja tetapi juga bersama dengan kawan-kawan buruh dari basis lain yang tergabung dalam FSBKU.

Karena rapat-rapat dan diskusi-diskusi seringkali dilakukan di sekretariat FSB- KU yang berada di Cimone, seringkali menjadi kendala yang menghalangi ke- datangan Kiswoyo. Tetapi dia berusaha untuk tetap menghadiri agenda demi agenda yang diadakan oleh FSBKU.

“Kendala waktu saja yang kadang menyulitkan, karena diadakan malam hari dan se- lesai rapat bisa sampai jam 2 pagi. Ditambah lagi dengan jarak kita yang jauh dengan

federasi” 13 . Kemudian, untuk mengawal proses pengambilalihan pabrik buruh PT. Istana

Magnoliatama bersama-sama dengan organisasi pendamping sepakat untuk membentuk sebuah komite pengambilalihan pabrik. Di dalam komite inilah, melalui rapat-rapat serta diskusi-diskusi, seluruh permasalahan serta kendala dicoba untuk dicarikan pemecahannya serta dibuat rencana tindak lanjutnya.

Namun Kiswoyo masih menyimpan harapan terhadap pendamping agar me- reka bisa memberikan motivasi, support, solusi, dan dukungan. “Karena tanpa itu semua, saya pikir kita tidak akan bisa jalan seperti ini. Jadi kita pikir memang kita

12 Petikan wawancara dengan Kiswoyo 13 Petikan wawancara dengan Kiswoyo

197

butuh itu semua” 14 . Yang menjadi salah satu keberhasilan dalam membangun jaringan dengan or-

ganisasi-organisasi lain adalah semakin banyak dukungan yang muncul. Yang mendukung dan bergabung dalam solidaritas perjuangan buruh PT. Istana Magnoliatama di antaranya adalah Persatuan Rakyat Pekerja (PRP), Serikat Pekerja Angkasa Pura I (SP-AP I), Serikat Pekerja (SP) PLN. Selain dukungan moral, mereka juga memberikan sumbangan bagi perjuangan buruh PT. Istana Magnoliatama.

Keberhasilan ini memberikan semangat dan motivasi baru terhadap perjua- ngan Kiswoyo dan kawan-kawan. Keyakinan bahwa kebenaran berada di pi- hak buruh menjadi semakin membara. Keyakinan akan keadilan bagi kaum buruh semakin terang terlihat.

“Sebenarnya saya hanya ingin menuntut keadilan saja. Dan saya yakin bahwa yang dilakukan oleh pengusaha adalah salah. Keadilan untuk saya dan teman- teman, dan tentunya keadilan untuk kaum buruh akan datang apabila terus diperjuangkan. Kita yakini saja. Kalau kita yakin dan berusaha maka kita akan tahu hasilnya. Tidak akan terjawab pertanyaan tersebut kalau kita hanya pas-

rah saja” 15 . Kepercayaan yang diberikan oleh Kiswoyo terhadap organisasi pendamping

dilandasi oleh persamaan prinsip yang dipegang oleh Serikat, Federasi, KASBI, serta ABM. Kolektivitas yang terbangun serta keputusan-keputusan yang di- ambil melalui rapat-rapat atas kesepakatan bersama, membangun kepercayaan di antara semua pihak.

Yang perlu digaris bawahi disini adalah bahwa wacana seorang Kiswoyo, se- bagai bagian dari buruh PT. Istana Magnoliatama maupun sebagai salah satu bagian dalam gerakan buruh, belum terbuka kesadarannya terhadap kasus- kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di ranah yang lain. Anggapan bahwa buruhlah yang menjadi komponen mayoritas rakyat menjadikan wacananya fokus hanya di ranah buruh saja. Walaupun sering berdiskusi tentang isu-isu kontemporer seperti kenaikan BBM, SKB 4 Menteri dll, dia hanya melihat dam- paknya dari perspektif apakah merugikan buruh atau tidak. Begitu juga aksi- aksi yang diikutinya. Momen-momen aksi solidaritas hanya dilakukan apabila berhubungan dengan isu buruh saja. Kurangnya kesadaran seorang Kiswoyo untuk terlibat pada advokasi pelanggaran Hak Asasi Manusia menjadi catatan tersendiri organisasi pendamping.

14 Petikan wawancara dengan Kiswoyo 15 Petikan wawancara dengan Kiswoyo