commit to user
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan observasi awal penelitian melalui wawancara dan observasi langsung di lapangan pada mata pelajaran Fisika di kelas X6 SMA Al Islam 1
Surakarta diketahui kurang variatifnya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Guru terbiasa menggunakan metode konvensional dengan memberikan
contoh-contoh soal yang menguatkan tentang materi tersebut, kemudian menunjuk siswa untuk maju ke depan dan mengerjakan soal yang diberikan dalam proses
pembelajaran. Pada saat pembelajaran, siswa hanya diam dan mendengarkan penjelasan dari guru di kelas, sehingga lama-kelamaan siswa merasa jenuh dan
cenderung mengobrol dengan teman sebangkunya dan bermain-main sendiri di dalam kelas misalnya dengan menggambar di kertas. Selain itu, cara mengajar
guru yang demikian juga membuat siswa merasa tegang dalam mengikuti proses pembelajaran karena khawatir ditunjuk guru untuk mengerjakan soal di depan
kelas. Selain yang dirasakan siswa pada saat pembelajaran Fisika, kendala yang
dialami guru dalam mengajar adalah belum optimalnya penggunaan media pembelajaran maupun fasilitas yang telah tersedia. Misalnya saja adanya fasilitas
LCD dan sound system di ruang perpustakaan maupun fasilitas laboratorium yang belum dirmanfaatkan secara maksimal. Masalah-masalah tersebut mengakibatkan
rendahnya prestasi belajar Fisika di kelas X6 SMA Al Islam 1 Surakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran
Fisika di SMA Al Islam 1 Surakarta, Ibu Siti Noor Azizah A.K, S.Pd., beliau mengemukakan bahwa kelas yang paling perlu memerlukan perbaikan adalah
kelas X6. Meskipun pada umumnya tingkat ketuntasan dan keadaan kelas di semua kelas hampir sama, namun di kelas tersebut siswanya masih kurang aktif.
Tingkat ketuntasan siswa pada pokok materi Alat-Alat Optik hanya mencapai 42,11 dari batas nilai ketuntasan 61. Terlihat bahwa siswa masih merasa
commit to user 57
kesulitan dalam memahami materi Fisika sehingga dipandang perlu adanya sarana yang mendukung pembelajaran serta perlu adanya variasi dalam pembelajaran.
Melihat siswa yang memiliki kemampuan berbeda-beda dan cenderung masih pasif dalam proses pembelajaran serta masih rendahnya kerja sama yang
dimiliki siswa dalam mempelajari materi yang diajarkan guru, maka pembelajaran kooperatif tipe STAD perlu diterapkan pada proses pembelajaran di sekolah
tersebut. Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa diharapkan dapat menghilangkan rasa kejenuhan selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan
demikian mereka akan lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Selain itu, untuk membangun kerja sama siswa, maka setiap pembelajaran berlangsung siswa
diharuskan bekerja dalam kelompok. Mereka dituntut untuk saling membantu dan bekerja sama antara anggota kelompok.
B. Pelaksanaan Siklus I