38
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian sangat menentukan karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data, dan pengambilan kesimpulan hasil
penelitian, defenisi operasional, subjek penelitian, prosedur penelitian, dan metode penelitian Hadi, 2000.
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel bebas
: dukungan sosial keluarga inti 2.
Variabel tergantung : sikap remaja puber perempuan terhadap early-
maturation
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Untuk memperjelas variabel-variabel dalam penelitian ini, akan dikemukakan definisi dari variabel-variabel yang digunakan :
1. Dukungan Sosial Keluarga Inti
Dukungan sosial keluarga inti adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan dari keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang
belum menikah yang dapat diandalkan pada saat individu sedang mengalami kesulitan dan dapat dinilai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
tepat kepada individu Orford, 1992. Operasionalisasi dukungan sosial
Universitas Sumatera Utara
39 keluarga inti dalam penelitian ini menggunakkan skala dukungan sosial
berdasarkan 5 lima dimensi dukungan sosial menurut Orford 1992, yaitu: dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan,
dukungan emosional, dan dukungan integritas sosial. Semakin tinggi skor yang didapatkan, maka semakin tinggi dukungan sosial keluarga inti yang
diterima, dan juga sebaliknya, semakin rendah skor yang didapatkan, maka semakin rendah dukungan sosial keluarga inti yang diterima.
2. Sikap Remaja Puber Perempuan Terhadap Early-Maturation
Sikap remaja puber perempuan terhadap early-maturation adalah suatu perasaan atau penilaian evaluasi oleh remaja puber perempuan tentang early-
maturation dalam bentuk kecenderungan berperilaku dalam suatu tingkatan afek, baik itu positif maupun negatif. Komponen sikap menurut Allport
dalam Azwar, 1995 ada 3 tiga, yaitu : a.
Komponen kognitif, adalah pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Berkaitan dengan early-maturation sebagai
objek penelitian ini maka komponen kognitif meliputi : pengetahuan remaja puber perempuan mengenai makna dari early-maturation, seperti pemikiran
bahwa mereka sudah dewasa dan bukan tergolong anak-anak lagi. b. Komponen afektif, adalah suatu hal yang berhubungan dengan rasa senang
atau tidak senang yang dimiliki seseorang terhadap objek sikapnya. Berkaitan dengan early-maturation sebagai objek sikap dari remaja puber perempuan,
maka komponen afektif terhadap early-maturation yaitu perasaan tidak senang terhadap early-maturation yang meliputi : perasaan individu bosan, emosi
Universitas Sumatera Utara
40 yang meninggi misalnya, perasaan khawatir, gelisah, sedih, tidak percaya diri
dan mudah marah ketika mengalami early-maturation. c. Komponen konatif, adalah kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang
berhubungan dengan objek sikapnya. Berkaitan dengan early-maturation sebagai objek sikap dari remaja puber perempuan, maka komponen konatif
terhadap early-maturation meliputi : ingin menyendiri, masturbasi, inkoordinasi, antagonisme sosial misalnya, tidak mau bekerjasama,
menentang, membantah, terlalu sederhana misalnya, dalam berpenampilan terlalu sederhana. Operasionalisasi sikap remaja puber perempuan terhadap
early-maturation dalam penelitian ini menggunakkan skala sikap berdasarkan 3 tiga komponen sikap menurut Allport dalam Azwar, 1995, yaitu :
kognitif, afektif, dan konatif. Skor sikap remaja puber perempuan terhadap early-maturation menunjukkan penolakan terhadap early-maturation dalam
bentuk kecenderungan berperilaku negatif seperti, bermabukan, berpacaran, seks, sering pulang malam, kurang percaya diri, kurang popular diantara
teman-temannya, memiliki masalah berperilaku, dan depresi. Semakin tinggi skor sikap remaja puber perempuan terhadap early-maturation menunjukkan
kecenderungan melakukan penolakan terhadap early-maturation semakin tinggi atau semakin negatif sikap yang ditunjukkan remaja puber perempuan
terhadap early-maturation, begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor sikap remaja puber perempuan terhadap early-maturation menunjukkan
kecenderungan melakukan penolakan terhadap early-maturation semakin rendah atau semakin positif sikap yang ditunjukkan remaja puber perempuan
terhadap early-maturation.
Universitas Sumatera Utara
41
C. POPULASI DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi Dan Sampel
Masalah populasi dan sampel yang dipakai dalam suatu penelitian merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah seluruh objek yang
dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama Hadi, 2000. Populasi dalam
penelitian ini adalah: a.
Remaja puber perempuan b.
Usia 11 tahun c.
Sudah mengalami menarche d.
Memiliki keluarga inti ayah, ibu, kakak atau abang yang belum menikah e.
Tinggal bersama keluarga inti ayah, ibu, kakak atau abang yang belum menikah.
Menyadari luasnya keseluruhan populasi dan keterbatasan yang dimiliki penulis, maka subjek penelitian yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan
populasi yang dinamakan sampel. Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan penduduk yang jumlahnya kurang dari populasi. Sampel harus
mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama Hadi, 2000.
2. Jumlah Sampel Penelitian
Sugiyono 2003 berpendapat bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah
30, walaupun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti lain menganggap bahwa
Universitas Sumatera Utara
42 sampel sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum. Sedangkan menurut Siegel
1994 tidak ada batasan mengenai berapa jumlah ideal sampel penelitian. Kekuatan tes statistik meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah sampel.
Azwar 2000 menyatakan tidak ada angka yang dikatakan dengan pasti, secara tradisional statistika menganggap jumlah sampel lebih dari 60 orang sudah cukup
banyak. Jumlah total sampel yang direncanakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 orang dari sejumlah Sekolah Dasar di Kota Medan.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental sampling yaitu pemilihan sampel atas dasar kebetulan responden berada
pada tempat yang sama saat penelitian sedang berlangsung. Pada teknik ini tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel, tetapi hanya kemudahan dijumpainya sampel yang disesuaikan dengan karakteristik tertentu Hadi, 2000. Skala diberikan pada subjek setelah
terlebih dahulu diketahui apakah subjek memenuhi karakteristik untuk dijadikan sampel atau tidak.
D. ALAT PENGUMPULAN DATA 1. Skala Dukungan Sosial Keluarga Inti
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial keluarga inti yang disusun berdasarkan dimensi dukungan sosial yang
dikemukakan oleh Orford 1992, meliputi : a.
Dukungan instrumental
Universitas Sumatera Utara
43 b.
Dukungan informasional c.
Dukungan penghargaan d.
Dukungan emosi e.
Dukungan integrasi sosial Skala ini menggunakan skala model Likert. Skala terdiri dari pernyataan
dengan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan
favourable mendukung konstruk yang hendak diukur dan unfavourable tidak mendukung konstruk yang hendak diukur. Nilai setiap pilihan berada pada
rentang 1-4. Bobot penilaian untuk setiap respon subjek pada pernyataan favorable yaitu SS = 4, S = 3, TS=2, STS = 1. Bobot penilaian untuk setiap respon
subjek pada pernyataan unfavorabel yaitu SS = 1, S = 2, TS = 3, dan STS = 4. Distribusi aitem skala dukungan sosial dapat dilihat dalam blue print pada tabel 1.
Tabel 1. Blue print skala dukungan sosial keluarga inti sebelum uji coba
No. Dimensi-Dimensi Nomor Butir Aitem Skala
Jumlah Persen
Aitem Favorable
Aitem Unfavorable
1 Dukungan instrumental
1, 11, 21, 31, 41 6, 16, 26, 36,
46 10
20 2 Dukungan
informasional 2, 12, 22, 32, 42
7, 17, 27, 37, 47
10 20
3 Dukungan penghargaan
3, 13, 23, 33, 43 8, 18, 28, 38,
48 10
20 4 Dukungan
emosi 4, 14, 24, 34, 44
9, 19, 29, 39, 49
10 20
5 Dukungan integrasi sosial
5, 15, 25, 35, 45 10, 20, 30, 40,
50 10
20
Jumlah Persen
25 50
25 50
50 100
Universitas Sumatera Utara
44
Dari setiap karakteristik akan diturunkan sejumlah aitem dimana dari setiap
aitem akan diperoleh skor total yang menunjukkan semakin tinggi skor dukungan sosial maka akan diikuti oleh semakin positif sikap yang ditunjukkan.
2. Skala Sikap Remaja Puber Perempuan Terhadap Early-Maturation
Skala sikap remaja puber perempuan terhadap early-maturation yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologis yang terdiri dari butir
pernyataan yang disusun oleh peneliti berdasarkan 3 komponen sikap yang dikemukakan oleh Allport dalam Azwar, 1995, yaitu: kognitif, afektif, dan
konatif. Skala ini menggunakan skala model Likert. Skala terdiri dari pernyataan
dengan empat pilihan jawaban yaitu : Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak SetujuTS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Skala disajikan dalam bentuk
pernyataan favourable mendukung dan unfavourable tidak mendukung. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1-4, bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu
SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1. Sedangkan untuk bobot pernyataan unfavorabel yaitu SS = 1, S = 2, TS = 3, dan STS = 4. Untuk lebih jelasnya, cara penilaian
skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 2. Cara penilaian skala sikap
Bentuk Pernyataan Skor
1 2 3
3 4
Favorable STS TS S
SS Unfavorable
SS S TS STS
Universitas Sumatera Utara
45 Skala sikap butir-butir aitemnya disusun berdasarkan 3 komponen sikap yang
dikemukakan oleh Allport dengan blue print pada tabel berikut ini. Tabel 3. Blue print skala sikap remaja puber perempuan
Terhadap early-maturation sebelum uji coba
No. Komponen Sikap
Nomor Butir Aitem Skala Jumlah
Persen
Aitem Favorable
Aitem Unfavorable
1 Kognitif pengetahuan
berkaitan dengan early- maturation
2, 3, 29, 30, 37, 39, 44, 45
4, 5, 11, 12, 20, 21, 38, 52
16 31
2 Afektif tidak percaya diri,
khawatir, perasaan malu, gelisah, sedih, dan marah
1, 6, 22, 32, 33, 34, 35, 40,
41, 46, 51 7, 13, 14, 15,
23, 24, 31, 42, 43, 47, 48
22 42
3 Konatif ingin menyendiri,
masturbasi, berpacaran, tidak mau bekerjasama, membantah,
berpenampilan terlalu sederhana, bergaul dengan anak
laki-laki 8, 9, 16, 18,
25, 49, 50 10, 17, 19, 26,
27, 28, 36 14
27
Jumlah Persen
26 50
26 50
52 100
E. UJI COBA ALAT UKUR
Validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat menentukan keakuratan dan keobjektifan hasil penelitian yang dilakukan.
Suatu alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes ini
Azwar, 2000. Oleh karena itu, peneliti melakukan uji coba terhadap alat ukur. Hadi 2000 mengemukakan beberapa tujuan dari uji coba adalah sebagai
berikut : 1.
Menghindari pernyataan-pernyataan yang kurang jelas maksudnya 2.
Menghindari penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu akademik, ataupun kata-kata yang menimbulkan kecurigaan.
Universitas Sumatera Utara
46 3.
Memperbaiki pernyataan-pernyataan yang biasa dilewati dihindari atau hanya menimbullkan jawaban-jawaban dangkal.
4. Menambah aitem yang sangat perlu ataupun meniadakan aitem yang ternyata
tidak relevan dengan tujuan penelitian.
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji coba alat ukur dalam menjalankan fungsinya. Validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah validitas isi. Validitas isi yaitu sejauh mana suatu tes yang merupakan seperangkat soal, dilihat dari isinya benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan
untuk diukur Hadi, 2000. Pelaksanaan validitas isi dilakukan dengan menggunakan pertimbangan professional judgment, yaitu dosen pembimbing.
Pertama sekali aspek-aspek dan karakteristik yang akan diukur ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti akan menyusun aitem-aitem yang mengacu
pada blue print yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu, peneliti meminta pertimbangan professional judgment sebelum aitem-aitem dijadikan alat ukur.
Kemudian dilakukan seleksi aitem untuk memilih aitem-aitem yang mana yang memenuhi kriteria aitem valid.
2. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem bertujuan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan tidak
memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisi aitem ini
Universitas Sumatera Utara
47 adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai
dengan fungsi tes. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan skor total aitem
itu sendiri, yaitu dengan menggunakan koefisien Pearson Product Moment. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisen-koefisien aitem total yang
dikenal dengan indeks daya beda aitem Azwar, 2005.
3. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat reliabilitas alat ukur yang menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan bila
diterapkan beberapa kali pada kesempatan yang berbeda Hadi, 2000. Reliabilitas alat ukur yang dapat dilihat dari koefisien reliabilitas merupakan indikator
konsistensi aitem-aitem tes dalam menjalankan fungsi ukurnya bersama-sama. Reliabilitas alat ukur ini sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan
hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2004. Uji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
reliabilitas konsistensi internal yaitu single trial administration dimana skala hanya diberikan satu kali saja pada sekelompok individu sebagai subjek.
Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi Azwar, 2004. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha
Cronbach.
Universitas Sumatera Utara
48
F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR 1. Hasil Uji Coba Skala Dukungan Sosial Keluarga Inti
Jumlah aitem yang diujicobakan sebanyak 50 aitem dan terdapat 35 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi r
ix
≥ 0,3. Azwar 2000 menyatakan bahwa kriteria
berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan batasan r
ix
≥ 0,3. semua
aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 daya bedanya dianggap memuaskan. Sebanyak 15 aitem dinyatakan gugur yaitu aitem nomor 2, 3, 5, 6, 7,
8, 23, 34, 35, 40, 41, 44, 47, 50 dan 43. Aitem-aitem yang memiliki daya beda tinggi bergerak dari r
ix
= 0,301 sampai dengan r
ix
= 0,647. Distribusi aitem-aitem yang memiliki daya beda tinggi disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4. Blue print skala dukungan sosial keluarga inti setelah uji coba
No. Dimensi-Dimensi Nomor Butir Aitem Skala
Jumlah Persen
Aitem Favorable
Aitem Unfavorable
1 Dukungan instrumental
1, 11, 21, 31 16, 26, 36, 46
8 23
2 Dukungan informasional
12, 22, 32, 42 17, 27, 37
7 20
3 Dukungan penghargaan
13, 33 18, 28, 38, 48
6 17
4 Dukungan emosi
4, 14, 24 9, 19, 29, 39,
49 8
23 5
Dukungan integrasi social 15, 25, 45
10, 20, 30 6
17
Jumlah Persen
16 46
19 54
35 100
Uji reliabilitas dilakukan terhadap 35 aitem tersebut. Melihat terlalu banyak aitem yang diterima, peneliti hanya mengambil 30 aitem dari 35 aitem
yang terpilih dengan mempertimbangkan kesejahteraan responden dalam mengerjakan skala penelitian. Hasil uji coba reliabilitas skala dukungan sosial
Universitas Sumatera Utara
49 keluarga inti adalah 0,909. Selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi aitem-
aitem yang diikutsertakan dalam skala untuk penelitian. Distribusi aitem-aitem skala dukungan sosial keluarga inti yang digunakan dalam penelitian disajikan
pada tabel berikut : Tabel 5. Blue print skala penelitian dukungan sosial keluarga inti
No. Dimensi-Dimensi Nomor Butir Aitem Skala
Jumlah Persen
Aitem Favorable
Aitem Unfavorable
1 Dukungan instrumental
1, 17, 27 4, 8, 14, 29
7 23
2 Dukungan informasional
9, 13, 18 5, 10
5 17
3 Dukungan penghargaan
2, 19 21, 22, 28
5 17
4 Dukungan emosi
3, 6, 23 11, 20, 25, 26,
30 8
26 5
Dukungan integrasi social 7, 12
15, 16, 24 5
17
Jumlah Persen
13 43
17 57
30 100
2. Hasil Uji Coba Skala Sikap Remaja Puber Perempuan Terhadap Early- Maturation
Jumlah aitem yang diujicobakan sebanyak 52 aitem dan terdapat 33 aitem yang memenuhi indeks diskriminasi r
ix
≥ 0,3. Azwar 2001 menyatakan bahwa
kriteria berdasarkan korelasi aitem total biasanya digunakan batasan r
ix
≥ 0,3.
semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 daya bedanya dianggap memuaskan. Sebanyak 19 aitem dinyatakan gugur yaitu aitem nomor 2,
4, 7, 8, 16, 19, 21, 26, 28, 29, 32, 36, 38, 39, 44, 45, 49, 50, dan 52. Aitem-aitem yang memiliki daya beda tinggi bergerak dari r
ix
= 0,357 sampai dengan r
ix
= 0,785. Distribusi aitem-aitem yang memiliki daya beda tinggi disajikan dalam
tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
50 Tabel 6. Blue print skala sikap remaja puber perempuan terhadap
Early-maturation setelah uji coba
No. Komponen Sikap
Nomor Butir Aitem Skala Jumlah
Persen
Aitem Favorable
Aitem Unfavorable
1 Kognitif pengetahuan
berkaitan dengan early- maturation
3, 30, 37 5, 11, 12, 20
7 21
2 Afektif tidak percaya diri,
khawatir, perasaan malu, gelisah, sedih, dan marah
1, 6, 22, 33, 34, 35, 40, 41,
46, 51 13, 14, 15, 23,
24, 31, 42, 43, 47, 48
20 61
3 Konatif ingin menyendiri,
berpacaran, tidak mau bekerjasama, membantah,
berpenampilan terlalu sederhana, bergaul dengan anak
laki-laki 9, 18, 25
10, 17, 27 6
18
Jumlah Persen
16 48
17 52
33 100
Uji reliabilitas dilakukan terhadap 33 aitem tersebut. Melihat terlalu banyak aitem yang diterima, peneliti hanya mengambil 30 aitem dari 33 aitem
yang terpilih dengan mempertimbangkan kesejahteraan responden dalam mengerjakan skala penelitian. Hasil uji coba reliabilitas skala sikap remaja puber
perempuan terhadap early-maturation adalah 0,937. selanjutnya dilakukan penomoran baru bagi aitem-aitem yang diikutsertakan dalam skala untuk
penelitian. Distribusi aitem-aitem skala sikap remaja puber perempuan terhadap early-maturation yang digunakan dalam penelitian disajikan pada tabel berikut :
Tabel 7. Blue print skala penelitian sikap remaja puber perempuan Terhadap early-maturation
No. Komponen Sikap
Nomor Butir Aitem Skala Jumlah
Persen
Aitem Favorable
Aitem Unfavorable
1 Kognitif pengetahuan
berkaitan dengan early- maturation
3, 21, 26 8, 14, 24, 29
7 23
2 Afektif tidak percaya diri,
khawatir, perasaan malu, 1, 4, 9 ,10, 15,
16, 20, 22, 25, 2, 11, 17, 18,
23, 27, 28 17
57
Universitas Sumatera Utara
51
gelisah, sedih, dan marah 30
3 Konatif ingin menyendiri,
berpacaran, tidak mau bekerjasama, membantah,
berpenampilan terlalu sederhana, bergaul dengan anak
laki-laki 6, 7, 12
5, 13, 19 6
20
Jumlah Persen
16 53
14 47
30 100
G. PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan melalui prosedur penelitian yang telah ditetapkan sebagai berikut:
1. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian dilakukan dengan mempersiapkan alat ukur penelitian yaitu skala dukungan sosial keluarga inti dan skala sikap remaja puber perempuan
terhadap early-maturation dan angket yang berisikan sejumlah pernyataan mengenai karakterisitk sampel dalam penelitian ini. Langkah selanjutnya yang
peneliti lakukan yaitu mengurus surat izin untuk melakukan penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Surat izin tersebut akan diberikan
kepada beberapa Sekolah Dasar di Kota Medan agar peneliti diizinkan mengambil data mengenai siswi yang memenuhi karakteristik yang peneliti tetapkan, yaitu
remaja puber perempuan yang mengalami menarche sebelum usia 11 tahun. Peneliti kemudian membagikan angket terlebih dahulu kepada siswi-siswi yang
duduk di bangku kelas 4 sampai kelas 6 SD, kemudian dari angket-angket yang sudah terkumpulkan dipilih siswi-siswi yang memenuhi karakteristik sampel
untuk diberikan skala penelitian.
Universitas Sumatera Utara
52
2. Pelaksanaan Penelitian
Peneliti melakukan pengambilan data try out pada tanggal 20 Oktober – 1 November 2008 dan melakukan pengambilan data penelitian sebenarnya pada
tanggal 5 – 25 November 2008. Peneliti akan membagikan kepada 50 orang subyek penelitian. Setiap subyek mendapatkan 2 skala, yaitu skala dukungan
sosial keluarga inti dan skala sikap remaja puber perempuan terhadap early- maturation dan diinstruksikan untuk mengisi skala tersebut.
3. Analisis Data
Setelah mendapatkan hasil skor skala dukungan sosial keluarga inti dan skala sikap remaja puber perempuan terhadap early-maturation dari setiap subyek,
peneliti kemudian melakukan analisis data.
H. METODE ANALISIS DATA
Metode analisa data yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Analisa Regresi untuk melihat
pengaruh antara variabel bebas dukungan sosial keluraga inti terhadap variabel tergantung sikap remaja puber perempuan terhadap early-maturation.
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap variabel-variabel penelitian, yaitu:
1. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian
masing-masing variabel bebas dukungan sosial keluarga inti dan variabel
Universitas Sumatera Utara
53 tergantung sikap remaja puber perempuan terhadap early-maturation telah
menyebar secara normal. Pada penelitian ini pengukuran normalitas menggunakan teknik One-Sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan SPSS
versi 13.0. Data penelitian dapat dikatakan terdistribusi secara normal jika nilai p 0.05.
2. Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel dukungan
sosial keluarga inti dan sikap remaja puber perempuan terhadap early- maturation mempunyai hubungan linear. Uji linearitas pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode analisa regresi dan pola penyebaran skor skala dengan menggunakan interactive graph, yang menghasilkan
diagram pencar scatter plot melalui bantuan program SPSS versi 13.0. Kedua variabel dapat dikatakan berkorelasi secara linear jika nilai p 0.05.
Universitas Sumatera Utara
54
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan analisis dan interpretasi hasil sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan pada bab ini akan diawali dengan memberikan
gambaran umum subjek penelitian, hasil utama, dan hasil tambahan yang turut memperkaya hasil penelitian.
A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN
Dari subjek penelitian dengan jumlah total sebanyak 50 siswi dari sejumlah Sekolah Dasar di Kota Medan, diperoleh gambaran subjek penelitian menurut
usia.
1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia subjek penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut : Tabel 8. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia
Usia tahun, bulan N orang
Persentase
9 3 6
9, 6 1
2 10 14
28 10, 4
5 10
10, 6 7
14 10, 10
7 14
10, 11 13
26 Total 50
100
Berdasarkan tabel 8 diperoleh gambaran bahwa sebagian besar remaja puber perempuan yang mengalami early-maturation yang berusia 10 tahun, yaitu
Universitas Sumatera Utara