25 atau dari agama sering kali menjadi determinan tunggal yang menentukan
sikap. e.
Media massa Media massa sebagai alat komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhdap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila
cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah dan sikap tertentu.
f. Faktor emosi dalam diri individu
Tidak sama bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Terkadang sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
5. Sikap Remaja Puber Perempuan Terhadap Early-Maturation
Menurut Sarigiani Pettersen, remaja puber perempuan yang mengalami early maturation cenderung memiliki sikap negatif terhadap early-maturation.
Early-maturation ditandai dengan munculnya ciri-ciri seksual sekunder, yang mengarahkan bentuk tubuh layaknya orang dewasa. Sikap negatif remaja puber
perempuan terhadap early-maturation muncul dari penilaian terhadap pengalaman langsung yang mereka terima ketika mereka melihat tubuh mereka menyerupai
bentuk tubuh wanita dewasa. Mereka menganggap bahwa mereka sama seperti
Universitas Sumatera Utara
26 orang dewasa dan membentuk kecenderungan berperilaku layaknya orang dewasa
tanpa diikuti kematangan cara berpikir dan kematang sosial yang sudah dimiliki orang dewasa umumnya dalam Santrock, 2002.
Kecenderungan berperilaku mengikuti orang dewasa pada umunya seperti berpacaran, merokok, bermabukan, dan sering pulang malam Zulkarnain, 2007.
Early-maturation menghambat remaja puber perempuan yang mengarahkan mereka untuk berhubungan dengan remaja yang lebih tua yang mendorong
mereka untuk memiliki kecenderungan berperilaku mengikuti orang dewasa seperti bermabukan, merokok, dan seks Kail Cavanaugh, 2000, sedangkan
menurut Elder dalam Papalia Olds, 2001, remaja puber perempuan yang mengalami early-maturation biasanya cenderung kurang percaya diri, kurang
popular diantara teman-temannya, cenderung memiliki masalah berperilaku, dan cenderung depresi.
Remaja puber perempuan yang mengalami early-maturation secara psikologis memang sering terganggu dengan perubahan-perubahan kelenjar, besarnya, dan
posisi organ-organ internal yang dialaminya. Perubahan sosial juga memiliki pengaruh yang lebih besar pada penyikapan negatif remaja puber perempuan
terhadap early-maturation dibandingkan dengan perubahan-perubahan kelenjar yang terjadi karena ketika memasuki masa pubertas mereka menjadi sangat tidak
percaya diri dan sangat bergantung kepada lingkungannya terutama keluarga intinya untuk memperoleh rasa aman. Remaja puber perempuan sangat
memerlukan simpati dan pengertian dari orang-orang sekitarnya dalam bentuk dukungan sosial untuk melalui berbagai tugas perkembangan yang dialaminya.
Semakin rendah simpati dan pengertian yang diterima remaja puber perempuan
Universitas Sumatera Utara
27 dari keluarga inti, maka akan semakin negatif sikap yang ditunjukkan terhadap
early-maturation yang dialaminya Hurlock, 1999. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap remaja puber
perempuan terhadap early-maturation adalah kecenderungan berperilaku negatif seperti merokok, bermabukan, berpacaran, seks, sering pulang malam, kurang
percaya diri, kurang popular diantara teman-temannya, memiliki masalah berperilaku, dan depresi ketika dukungan sosial yang diterima dari keluarga
intinya adalah rendah.
D. REMAJA PUBER PEREMPUAN 1. Definisi Remaja Puber Perempuan