Pengaruh Capitaladequacy Ratio, Non Performing, Financing, dan Financing to Deposit Ration Terhadap Return On Asset dan Return On Equity Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Studi pada BPRS di Wilayah Jabodetabek)

(1)

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING FINANCING, DAN FINANCING TO DEPOSITO RATIO TERHADAP

RETURN ON ASSET DAN RETURN ON EQUITY PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

(Studi pada BPRS di Wilayah Jabodetabek)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh :

NUKE WULANDARI NIM: 1112046100070

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Asset dan Return On Equity pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Studi pada

BPRS di wilayah Jabodetabek), skripsi Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh CAR, NPF, dan FDR terhadap ROA dan ROE pada BPRS. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dan didapatkan 5 BPRS sesuai kriteria. Data penelitian didapatkan dari website Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel dan didapat model yang paling tepat digunakan adalah fixed effect. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel CAR dan NPF tidak mempengaruhi ROA dan ROE dan variabel FDR mempengaruhi ROA dan ROE.

Kata Kunci : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA) dan

Return On Equity (ROE).

Pembimbing : Muhammad Fadlillah Fauzukhaq, MA, Ph.D


(6)

vi

kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya khususnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa dipanjatkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat kelulusan Strata (S-1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yang memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran, masukan, dorongan semangat, doa maupun pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, perkenankan penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., selaku dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A.M Hasan Ali, MA., selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Abdurrauf, MA., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

vii

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan sabar memberikan bekal ilmu yang tak terhingga nilainya. Ibu Rr. Tini Anggraini, S.T., M.Si. yang telah membantu dan memberikan arahan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas untuk melakukan studi kepustakaan.

7. Ibu Rr. Tini Anggraeni, S.T., M.Si. dan Bapak Edy Setiadi, S.E., M.M. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan ilmu, saran, dan waktunya untuk membimbing serta mengoreksi skripsi ini agar menjadi lebih baik.

8. Orang tua penulis, ibunda Rosdiana yang senantiasa memberikan doa dan dorongan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini, semoga karya ini dapat memberikan kebanggaan. Tidak lupa juga, ketiga kakak penulis, Selviana Maharani, Andrias Maespati Kuncoro, dan Batavirun Maespati Kuncoro, yang selalu menyemangati penulis agar mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(8)

viii

tua nanti. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Tiyara Rizkia Sade, yang telah membantu penulis dalam mengolah data skripsi dan memberikan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

10.Kawan-kawan seperjuangan di C.O.I.N.S (Center For Islamic Economy Studies) yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan di luar bangku kuliah. Terima kasih untuk ilmu dan pengalaman yang diberikan kepada penulis.

11.Terima kasih kepada sahabat-sahabat perjuangan, keluarga besar Perbankan Syariah B 2012, mahasiswa bimbingan Pak Fadil di Uhamka Limau, KKN Pribumi 2015, yang senantiasa membantu, memberikan motivasi, dan mendoakan yang terbaik kepada penulis. Terima kasih untuk semua kenangan yang tak terlupakan. Semoga silaturahmi kita tetap dapat terjalin.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal baik dan membalasnya lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan.

Jakarta, Agustus 2016


(9)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR RUMUS ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Dan Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Kinerja ... 9

B. Laporan Keuangan ... 12

1. Pengertian Laporan Keuangan ... 12

2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan ... 13

3. Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan ... 15


(10)

x

E. Tinjauan Studi Terdahulu ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Objek Penelitian ... 28

C. Periode Penelitian... 29

D. Variabel Penelitian ... 29

E. Metode Pengumpulan Data ... 32

F. Jenis dan Sumber Data ... 33

G. Metode Analisis Data ... 34

1. Uji Akar Unit ... 35

2. Model Regresi Data Panel ... 36

3. Pengujian Model ... 40

4. Pengujian Statistik ... 41

5. Hipotesis Statistik ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 46

A. Analisis Deskriptif Statistik ... 46

B. Pergerakan Variabel Penelitian ... 47

C. Uji Stasioner ... 52

D. Indikator ROA ... 53

1. Pemilihan Model ... 53

2. Uji Signifikansi ... 55


(11)

xi

7. Persamaan Regresi Tiap Bank ... 59

E. Indikator ROE ... 61

1. Pemilihan Model ... 61

2. Uji Signifikansi ... 63

3. Uji Koefisien Determinasi ... 63

4. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 64

5. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) ... 64

6. Analisis Regresi ... 66

7. Persamaan Regresi Tiap Bank ... 67

F. Interpretasi Hasil Penelitian ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA... 77


(12)

xii

Tabel 2. 1 Tinjauan Studi Terdahulu ... 25

Tabel 4. 1 Sampel Penelitian ... 46

Tabel 4. 2 Hasil Uji Stasioner ... 52

Tabel 4. 3 Hasil Uji Chow Indikator ROA ... 53

Tabel 4. 4 Hasil Uji Hausman Indikator ROA... 54

Tabel 4. 5 Hasil Fixed Effect Indikator ROA ... 55

Tabel 4. 6 Coefficient BPRS dengan Indikator ROA ... 59

Tabel 4. 7 Hasil Uji Chow Indikator ROE... 62

Tabel 4. 8 Hasil Uji Hausman Indikator ROE ... 62

Tabel 4. 9 Hasil Fixed Effect Indikator ROE ... 63

Tabel 4. 10 Coefficient BPRS dengan Indikator ROE ... 67


(13)

xiii

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ... 24

Gambar 3. 1 Variabel Penelitian ... 32

Gambar 4. 1 Grafik Pergerakan Variabel ROA ... 47

Gambar 4. 2 Grafik Pergerakan Variabel ROE ... 48

Gambar 4. 3 Grafik Pergerakan Variabel CAR... 49

Gambar 4. 4 Grafik Pergerakan Variabel NPF ... 50

Gambar 4. 5 Grafik Pergerakan Variabel FDR ... 51


(14)

xiv

Rumus 3. 1 Rumus CAR ... 30

Rumus 3. 2 Rumus NPF ... 31

Rumus 3. 3 Rumus FDR ... 31

Rumus 3. 4 Rumus ROA ... 32

Rumus 3. 5 Rumus ROE ... 32

Rumus 3. 6 Persamaan Uji Akar Unit ... 35

Rumus 3. 7 Persamaan Uji Orde Pertama ... 36

Rumus 3. 8 Persamaan Common Effect ... 37

Rumus 3. 9 Persamaan Fixed Effect ... 38

Rumus 3. 10 Persamaan Random Effect ... 39


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemunculan bank dengan prinsip syariah di tengah-tengah bank konvensional yang dominan dan berkembang pesat di Indonesia tentu membuat persaingan antar bank meningkat. Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah yang terbit pada tanggal 16 Juli 2008, membuat perkembangan industri perbankan syariah semakin memadai karena telah memiliki landasan hukum yang sah.

Perbankan syariah diharapkan dapat berkontribusi dalam mendukung transformasi perekonomian pada aktivitas perekonomian produktif, terlebih lagi dengan adanya bonus demografi yang tinggi, peran perbankan syariah akan lebih signifikan bagi masyarakat. Semakin meluas jaringan perbankan syariah, maka semakin banyak kebutuhan masyarakat yang terlayani.

Namun dalam perkembangannya, perbankan syariah mengalami sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Memasuki tahun 2014 merupakan tahun yang sulit bagi industri dunia perbankan. Hal ini dapat dilihat dari penurunan laba yang dialami oleh bank BUMN di negeri ini. Seperti Bank BRI Syariah mencatat laba setelah pajak sebesar Rp. 9,5 miliar untuk tahun buku 2014, anjlok 92,68% dari perolehan laba setelah pajak tahun 2013 yang sebesar Rp. 129,56 miliar.

Begitu pula pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Menurunnya kualitas pembiayaan juga dialami oleh BPRS di wilayah Jabodetabek. per Juni 2015, rasio


(16)

NPF BPRS sebesar 6% mengalami kenaikan dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,5%. Nilai NPF ini terbilang cukup tinggi padahal Bank Indonesia menetapkan nilai rasio NPF sebesar 5%. Hal ini membuat para pelaku bisnis BPRS tidak bisa bernafas dengan lega. Mereka harus menunrunkan pembiayaan bermasalah tersebut.

Selain itu, menurunnya kualitas pembiayaan mengakibatkan profit yang diperoleh oleh bank pun juga menurun. Per Juni 2015, besarnya laba BPRS di wilayah Jabodetabek dari pengelolaan asetnya sebesar 2,4%, menurun dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 2,8%.

Perlambatan pertumbuhan pembiayaan akibat dari kondisi ekonomi nasional dan global yang mulai memberikan dampak. Tahun 2014 dan 2015 dapat dikatakan sebagai tahun rintangan bagi dunia perbankan. Walaupun demikian, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah tetap optimis dalam menjalankan bisnis operasionalnya. Sistem yang digunakan oleh BPRS merupakan sistem yang kokoh, yaitu mengedapankan aspek keadilan dan etika, sehingga menghubungkan sektor finansial dan sektor riil menjadi lebih dekat. selain itu, fokus bisnis BPRS terletak pada usaha mikro sehingga pembiayaan yang disalurkan masih dapat dikendalikan dan tidak terlalu berisiko, tidak seperti Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang bermain pembiayaan dengan menggunakan dana yang lebih besar.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah harus fokus pada lini bisnisnya dengan tidak ikut-ikutan dalam menciptakan produk pembiayaan yang mengacu pada produk bank konvensional. BPRS perlu kreatif dalam menciptakan produk syariah dan menarik bagi masyarakat. Untuk itu optimalisasi yang dapat dilakukan oleh


(17)

industri BPRS sebaiknya dapat lebih mengembangkan potensi variasi produk. Selain itu, kualitas SDM serta permodalan harus lebih diperkuat.

Oleh karena itu, sebagai lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Kinerja bank merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan agar bank dapat terus beroperasional. Dengan memiliki kinerja yang baik, masyarakat akan lebih percaya untuk menanamkan dananya pada bank tersebut. Terlebih lagi untuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang notabene merupakan bank yang fokus pada pembiayaan, kinerja BPRS yang baik mengindikasikan bahwa dana yang dikelola oleh pihak BPRS dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan membuat masyarakat semakin yakin untuk menamankan dananya pada BPRS.

Mengukur kinerja bank dapat dilakukan dengan beberapa macam, seperti pengukuran kinerja karyawan, kinerja organisasi, dan kinerja keuangan. Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank keseluruhan, hal ini merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya. Selain itu, mengukur kinerja bank juga merupakan bagian dari prudential banking.

Measuring the performance of Islamic Banks is necessary to be able to detect problems and settle concern about the safety and soundness of

investment for depositors, managers, and regulators alike1.

Alat ukur kinerja yang dapat digunakan dengan berdasarkan pada laporan keuangan adalah dengan menghitung rasio-rasio keuangan sehingga dapat

1Ahmed Mohamed Badrelin, Measuring the Performance of Islamic Banks by Adapting Conventional Ratio, Working Paper German University in Cairo, Faculty of Management Technology, Working Paper, 2009), No. 16, hal. 2.


(18)

mengetahui kinerja tersebut dengan menggunakan analisis. Rasio yang biasanya digunakan adalah Capital Adequacy Ratio, Return On Asset, Return On Equity, Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional, Financing to Deposit Ratio, Net Operating Margin, dan lain-lain.

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.

Menurut Syofyan (2003), profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank2. Rasio yang biasanya dipakai yaitu return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).

Return On Asset (ROA) digunakan sebagai indikator pengukur kinerja karena semakin meningkat ROA tersebut, maka profitabilitas juga semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan juga semakin baik. Sedangkan ROE, in theory, from a risk management perspective, ROE could be a good performance measure if the measurement and disclosure of risk led to a perfect adjustment of the level of bank equity3.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh perusahaan dimanapun karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahan dalam

2 Esther Novelina Hutagalung, Djumahir, dkk, Analisa Rasio Keuangan terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia, (Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, 2011), No. 66b/DIKTI/KEP/2011, hal. 123.

3

Ahmed Mohamed Badreldin, Measuring the Performance of Islamic Banks by Adapting Conventional Ratios, (Working Paper Series Faculty of Management Technology, German University in Cairo, 2009), No. 16, hal. 19.


(19)

mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Adanya penggunaan rasio ROA dan ROE sebagai indikator untuk mengukur kinerja menjadi fokus penulis dalam melakukan penelitian ini.

Berdasarkan fenomena di atas, nampak persoalan yang menarik untuk diteliti. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, dan Financing to Deposit Ratio Terhadap Return On Asset dan Return On Equity Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Studi Pada BPRS di Wilayah Jabodetabek)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, berikut identifikasi masalah yang dapat diuraikan, diantaranya:

1. Kualitas pembiayaan non lancar (NPF) BPRS di wilayah Jabodetabek pada tahun 2015 mengalami kenaikan.

2. Profit yang diperoleh oleh BPRS menurun pada tahun 2015.

3. Produk pembiayaan yang dikeluarkan oleh BPRS kurang bervariasi. 4. Pengukuran kinerja bank syariah menggunakan ROA dan ROE memiliki

hasil yang berbeda menurut beberapa peneliti.

C. Batasan Dan Rumusan Masalah

Setelah melakukan identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut:


(20)

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, dan Financing to Deposit Ratio, Return On Asset, dan Return On Equity.

2. Objek dalam penelitian ini adalah BPRS di wilayah Jabodetabek yang memiliki laporan keuangan lengkap yang dipublikasikan di web Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

3. Laporan keuangan yang digunakan adalah periode 2012 sampai 2015.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, dan, Financing to Deposit Ratio mempengaruhi Return On Asset pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah?

2. Apakah Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, dan,

Financing to Deposit Ratio mempengaruhi Return On Equity pada Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis pengaruh Capital Adequacy

Ratio, Non Performing Financing, dan, Financing to Deposit Ratio terhadap Return


(21)

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut: Teoritis

a. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti pribadi b. Dapat menjadi sumber refrensi bagi penelitian sejenis dan dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada maupun yang akan datang.

Praktis

a. Dapat dijadikan catatan atau koreksi bagi pihak bank untuk tetap meningkatkan kinerja banknya agar lebih bagus.

b. Tolak ukur untuk menilai kinerja bank berdasarkan rasio-rasio keuangan yang digunakan. Hasil penghitungan dan analisis dari rasio tersebut dapat menggambarkan kinerja bank dalam kurun waktu yang dimaksud.

F. Sistematika Penulisan

Berdasarkan pedoman penulisan skripsi UIN Syarif Hidayatullah, sistem penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan pendahuluan yang berisi penjelasan yang erat sekali hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab. Penjelasan tersebut meliputi latar belakang, identifikasi masalah,


(22)

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Menyajikan kajian kepustakaan yang digunakan dalam penelitian, yaitu manajemen aset, manajemen liabilitas, dan kinerja bank. Landasan teori tersebut diperoleh dari berbagai literatur yang membantu penulis berpikir kritis dan analitis saat memahami dan menafsirkan data serta review studi terdahulu yang dapat menghindarkan dari tuduhan penjiplakan dan duplikasi.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi uraian mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian secara lebih terinci. Berupa deskripsi data berkenaan dengan teknik pengumpulan data, proses penelitian dan variabel penelitian yang diteliti secara objektif.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil temuan yang diperoleh selama proses penelitian. Bab ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan penulis. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, penulis juga memberikan implikasi dan saran mengenai permasalahan yang terkait.


(23)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kinerja

Banyak batasan yang diberikan para ahli mengenai istilah kinerja, semuanya memiliki visi dan pandangan yang berbeda. Istilah kinerja yang didengar, sering kali mengantarkan kita pada suatu bentuk pekerjaan yang dilakukan, serta seberapa banyak hasil yang diperolehnya dari pekerjaannya itu.

Menurut (Suyadi Prawirosetno, 1999), yang dikutip oleh Joko Widodo, kinerja adalah suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika4.

Menurut Whitmore, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui keterampilan yang nyata5. Kinerja menuntut

adanya pengekspresian seseorang. Kinerja yang nyata menetapkan standar-standar yang melampaui apa yang diminta atau diharapkan.

Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “suatu yang dicapai” atau prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga kinerja dapat

4 Joko Widodo, Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja, (Malang: Bayu Publishing, 2005),

Cet ke-1, hal 75.

5 John Whitmore, Coaching For Performance; Seni Mengarahkan Untuk Mendongkrak Kinerja, terjemahan Dwi Helly Purnomo dan Louis Novianto, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), hal. 108.


(24)

diartikan sebagai prestasi kinerja oleh individu perusahaan6.

Oleh karena itu, pengukuran kinerja adalah mengidentifikasikan indikator pekerjaan yang telah dilakukan dan hasil yang dicapai oleh aktivitas, proses, atau unit organisasi7.

Firman Allah SWT dalam surah Al-Ahqaaf ayat 19:

ٖل

ُ كِلَو

ٖ

َٖن مَ ۡظ يٖ

َٖۡ هَوٖۡ َ ٰ َمۡع

َ

َ

أٖۡ َيُِفَ َِِوٖ ۖ

ا ِمَعٖاَمُِمٖٞتٰ َجَرَد

١٩

ٖ

Artinya: “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (alasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.”

Dari ayat tersebut Allah pasti akan membalas setiap perbuatan manusia berdasarkan apa yang mereka kerjakan. Artinya, jika seseorang melaksanakan pekerjaan dengan baik dan menunjukan kinerja yang baik pula bagi organisasinya, maka ia akan mendapatkan hasil yang baik pula dari kerjaannya dan akan memberikan keberuntungan untuk organisasinya.

Penilaian kinerja merupakan bagian dari aktivitas entitas perusahaan, baik bank maupun lembaga bukan bank. Sebagai usaha untuk menilai kinerja lembaga keuangan, maka dikenal dengan istilah kinerja keuangan. Penilaian kinerja keuangan bank dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang diterbitkan oleh pihak bank.

6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai Pustaka,

1997), Cet ke 9, hal, 22.

7 Edward J, Blocher, et.al, Manajemen Biaya Dengan Tekanan Strategik, (Jakarta: Salemba


(25)

Menurut Irham Fahmi, kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar8. Kinerja

perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan, dijelaskan juga mengenai informasi dari kinerja perusahaan, yaitu informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas dimana diutamakan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.

Kinerja keuangan bank dapat dikatakan sebagai hasil kerja bank untuk meningkatkan nilai usahanya melalui peningkatan laba, peningkatan kualitas aset, dan prospek bank kedepan, namun titik berat yang menjadi fokus tetap pada aspek profitabilitas.

Disamping itu, kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank9. Penilaian aspek profitabilitas (ROA dan ROE) pada bank untuk mengetahui kemampuan bank dalam menciptakan profit.

8 Irham Fahmi, Analisis Kinerja Keuangan Panduan Bagi Akademisi, Manajer, dan Investor untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 2.

9 Jumingan, Analisa Laporan Keuangan, Cet. Pertama, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006),


(26)

Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang digunakan oleh manajemen bank untuk memenuhi kewajibannya terhadap penyandang dana dan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Di dalamnya berisi ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan itu disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan-pengambilan keputusan ekonomi10.

Menurut Kasmir, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu11. Maksud dari kondisi perusahaan saat ini adalah keadaan keuangan perusahaan pada saat tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Laporan keuangan biasanya dibuat per periode, seperti tiga bulan, enam bulan (untuk keperluan internal perusahaan), dan untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali.

10 Sumarti, Analisis Kinerja Keuangan pada Bank Syariah Mandiri di Jakarta, (Skripsi S1

Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2009), hal. 25.

11 Kasmir, S.E., M.M, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,


(27)

Berdasarkan penggunaannya, laporan keuangan bank dibagi tiga, yaitu laporan keuangan untuk masyarakat, laporan keuangan untuk keperluan manajemen bank, dan laporan keuangan untuk keperluan pengawasan Bank Indonesia (Saat ini dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan).

2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.1), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

3. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertangung jawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin


(28)

mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau menggali manajemen.

Secara khusus Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) menyebutkan tujuan laporan keuangan sebagai berikut12:

a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan.

b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan aktiva neto (aktiva-kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

c. Untuk memberikan informasi keuangan dalam menaksir potensi perusahaan yang menghasilkan laba.

d. Untuk memberikan informasi mengenai perubahan aktiva dan kewajiban suatu perusahaan.

e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan keuangan.

Laporan keuangan akan memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat jika masyarakat menaruh kepercayaan pada laporan tersebut dengan catatan-catatan yang lalu. Laporan keuangan berguna sebagai cara untuk mengantisipasi keadaan di masa yang akan datang dan sebagai titik

12 Juliansah Roni, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia (BEI), (Skripsi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), hal. 13


(29)

tolak bagi tindakan perencanaan yang akan mempengaruhi jalannya kejadian di masa mendatang. Manfaat laporan tersebut antara lain:

 Bagi manajemen: yaitu untuk pengambilan keputusan yang dapat digunakan sebagai bahan membuat perencanaan, bahan evaluasi, dan bahan pertanggungjawaban.

 Bagi stakeholder: yaitu untuk pengambilan keputusan yang digunakan oleh para pemegang saham, pekerja, kreditur, pemerintah, masyarakat, pesaing dan konsumen lainnya.

3. Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan

Banyak pihak yang mempunyai kepentingan untuk mengetahui lebih dalam tentang laporan keuangan dari bank. Karena masing-masing pihak mempunyai kepentingan yang berbeda, maka sudah tentu mereka akan memberikan tekanan-tekanan analisa pendekatan-pendekatan maupun cara-cara analisa yang berbeda pula sesuai dengan sifat dan kepentingan masing-masing. Berikut ini adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan13:

1. Pemilik

Pemilik yang dimaksud adalah mereka yang memiliki usaha tersebut. Hal ini tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya.

13 Kasmir, S.E., M.M, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,


(30)

Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah dibuat adalah: a. Untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini.

b. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode. Kemajuan dilihat dari kemampuan manajemen dalam menciptakan laba dan pengembangan aset perusahaan. Dari laporan ini pemilik dapat menilai kedua hal tersebut apakah ada perubahan atau tidak. Kemudian jika memperoleh laba, pemilik akan atau berapa dividen yang akan diperolehnya.

c. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan. Artinya penilaian diberikan untuk manajemen perusahaan ke depan, apakah perlu prgantian manajemen atau tidak. Kemudian disusun rencana berikutnya untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan, baik penambahan maupun perbaikan.

2. Manajemen

Kepentingan pihak manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan yang mereka buat juga memiliki arti tertentu. Bagi pihak manajemen, laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu.


(31)

3. Kreditor

Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan. Artinya pihak pemberi dana atau lembaga keuangan lainnya. Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal memberi pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan sebelumnya. Bagi pihak kreditor, prinsipkehati-hatian dalam menyalurkan dana (pinjaman) kepada berbagai perusahaan sangat diperlukan.

4. Pemerintah

Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang dibuat perusahaan. Bahkan pemerintah melalui Departemen Keuangan mewajibkan kepada setiap perusahaan untuk menyusun dan melaporkan keuangan secara periodic. Arti penting laporan keuangan bagi pemerintah adalah:

a. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya;

b. Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini akan terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada negara secara jujur dan adil.

5. Investor

Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana di suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan memerlukan dana untuk memperluas


(32)

usaha atau kapasitas usahanya disamping memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan seperti bank dapat pula diperoleh dari para investor melalui penjualan saham.

Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu perusahaan sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu mempertimbangkan banyak hal. Dasar pertimbangan investor adalah dari laporan keuangan yang disajikan dari perusahaan yang akan ditanamnya. Dalam hal ini investor akan melihat prospek usaha ini di masa sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang dimaksud adalah keuntungan yang akan diperolehnya (dividen) serta perkembangan nilai saham kedepan. Setelah itu, baru investor dapat mengambil keputusan untuk membeli sahan suatu perusahaan atau tidak.

C. Rasio Keuangan

1. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi keuangan dari suatu perusahaan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan14.

14 Syofan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta: RajaGrafindo


(33)

Pengertian rasio keuangan menurut James C. Van Home merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya15. Rasio

keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.

Jadi dapat dikatakan bahwa rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan cara membagi angka tersebut dengan angka lainnya. Hasil dari rasio keuangan ini dapat digunakan untuk menilai kinerja manajemen perusahan apakah mencapai target yang ditetapkan atau tidak.

2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Return On Asset (ROA)

Return On Asset merupakan kemampuan manajemen bank dalam

menghasilkan laba dari pengelolaan aset yang dimiliki. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang

15 Kasmir, S.E., M.M, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,


(34)

dicapai bank, dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset16. Rumus ROA adalah sebagai berikut:

b. Return On Equity (ROE)

Return On Equity atau yang sering disingkat dengan ROE adalah tingkat profitabilitas yang sering dihubungkan dengan penggunaan modal sendiri oleh perusahaan. Perhitungan ROE dapat dilakukan dengan menggunakan basis setelah pajak, maupun sebelum pajak. Namun, basis setelah pajak-lah yang sering dipergunakan di dalam menghitung ROE. ROE dapat digunakan untuk memperkirakan keuntungan bersih yang diterima oleh shareholder apabila menginvestasikan dananya pada bank.

Return On Equity (ROE) is a central measure of performance in the banking industry, whuch is used to allocate capital inside and cross divisions17.

c. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR adalah rasio perbandingan jumlah modal baik modal inti maupun modal pelengkap terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Besarnya modal suatu bank akan berpengaruh terhadap mampu atau tidaknya suatu bank secara efisien menjalankan kegiatannya, selain itu juga berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan masyarakat peminjam. Penggunaan modal bank juga dimaksudkan untuk memenuhi segala kebutuhan bank guna menunjang

16 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hal. 118. 17 Christophe Moussu dan Arthtur Petit-Romec, ROE in Banks: Myth and Reality, (Journal


(35)

kegiatan operasi. Penurunan jumlah CAR merupakan akibat dari menurunnya jumlah modal bank atau meningkatnya jumlah aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Jumlah modal yang kecil disebabkan oleh adanya penurunan laba yang diperoleh perusahaan18.

Rasio CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya dari pembiyaan atau kredit yang diberikan. Jika nilai CAR tinggi (sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%), berarti bahwa bank tersebut mampu membiayai operasi bank. Rumus untuk mencari CAR adalah sebagai berikut:

d. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)19.

Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke Dana Pihak Ketiga (DPK) yang besar maka pendapatan bank semakin meningkat. Hal ini serupa dengan High Risk High

18 Sri Wahyuni Asnaini, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Non Performing Financing (NPF) Pada Bank Umum Syariah di Indonesia, (Jurnal TEKUN, Universitas Mercu Buana, 2014), vol. V, hal. 271.

19 Suryani, Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia, (Jurnal STAIN Malikussaleh Lhokseumawe, 2011), Vol. 19, hal. 59.


(36)

Return. Tingginya angka dari rasio FDR tidaklah selalu menunjukan besarnya return yang akan didapatkan oleh bank. Apabila rasio FDR bank di bawah dari standar yang ditetapkan, berarti bahwa ada bagian dari DPK bank yang tidak tersalurkan kepada pihak yang membutuhkan. Sedangkan apabila rasio FDR melebihi standar yang ditetapkan, dapat dikatakan bahwa bank over budget dalam menggunakan dana pihak ketiga untuk pembiayaan dan menunjukan semakin riskan kondisi likuiditas bank. Rasio ini dirumuskan dengan:

e. Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF), menurut surat edaran Bank

Indonesia Nomor 9/24/DPbs tahun 2007 tentang sistem penilaian kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah, Non Performing Financing adalah “pembiayaan yang terjadi ketika pihak debitur (mudharib) karena berbagai sebab tidak dapat memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana pinjaman”.

NPF secara luas dapat dikatakan sebagai suatu pembiayaan dimana pembayaran yang dilakukan tersendat-sendat dan tidak mencukupi kewajiban minimal yang ditetapkan sampai dengan kredit yang sulit untuk dilunasi atau bahkan tidak dapat ditagih.

Risiko kredit umumnya muncul dari berbagai kredit masuk yang tergolong kredit bermasalah. Rasio NPF yang tinggi memberikan kesulitan sekaligus menurunkan tingkat kesehatan bank yang bersangkutan, atau dapat dikatakan bahwa kineja bank yang bersangkutan kurang baik. Oleh karena itu, bank dituntut untuk selalu menjaga kreditnya agar tidak masuk dalam golongan


(37)

kredit bermasalah.

NPF dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana pembiayaan bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank. NPF adalah rasio yang membandingkan antara total pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang disalurkan dalam bentuk presentase.


(38)

D. Kerangka Pemikiran

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING FINANCING, DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO TERHADAP

RETURN ON ASSET DAN RETURN ON EQUITY

BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BPRS YANG BERADA DI JABODETABEK

VARIABEL Y: ROA & ROE

VARIABEL X: CAR, NPF, FDR

PEMILIHAN MODEL ESTIMASI DATA PANEL

FIXED EFFECT

COMMON EFFECT RANDOM EFFECT

UJI AKAR-AKAR UNIT

UJI HAUSMAN UJI CHOW

DATA STASIONER

DATA TIDAK STASIONER

UJI F UJI t

UJI R2

INTERPRETASI KESIMPULAN ESTIMASI TERPILIH


(39)

E. Tinjauan Studi Terdahulu

Tabel 2. 1 Tinjauan Studi Terdahulu

No Peneliti/ Sumber Judul/ Hasil Perbedaan

1. Esther Novelina Hutagalung,

Djumahir, dan Kusuma Ratnawati/ Analisa Rasio Keuangan terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia/ Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang, SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 , ISSN: 1693-5241, 2011

Metode yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan NPL, NIM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel CAR dan LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA

Perbedaan penelitian ini dengan yang akan penulis lakukan adalah penulis menggunakan dua rasio porfitabilitas yaitu ROA dan ROE sebagai indikator kinerja. Kemudian, rasio keuangan lain yang digunakan ada 4 rasio yaitu CAR, NPF, dan FDR. Penulis tidak menggunakan rasio NIM dan BOPO dalam penelitiannya.

2. Didik Purwoko dan Bambang Sudiyanto/ Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bank Studi Empirik Pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia/ Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Program Studi Manajemen,

Universitas Stikubank Semarang, ISSN: 1412-3126, (Maret 2013).

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalah tiga

faktor yang

mempengaruhi kinerja bank (ROA) adalah efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), dan risiko pasar (NIM), sedangkan permodalan (CAR) dan likuiditas (LDR) ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank (ROA).

Perbedaan penelitian ini dengan yang akan penulis lakukan adalah penulis menggunakan dua rasio porfitabilitas yaitu ROA dan ROE sebagai indikator kinerja. Kemudian, rasio keuangan lain yang digunakan ada 3 rasio yaitu CAR, NPF, dan FDR. Penulis tidak menggunakan rasio NIM dan BOPO dalam penelitiannya

3. Rosy Mustika Maharani/ Analisis Hubungan Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin, dan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional terhadap Profitabilitas Bank Umum yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2007/ Skripsi S1 Universitas Indonesia, 2009

Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan data panel. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel NIM dan BOPO terhadap ROA, namun CAR. LDR, dan NPL tidak berhubungan signifikan terhadap ROA. Sementara itu, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel NIM, NPL, LDR, dan BOPO terhadap ROA,

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah variabel yang digunakan. Penulis hanya menggunakan 3 variabel yaitu CAR, NPF dan FDR. Selain itu, sampel yang penulis jadikan objek adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dengan periode 2012-2015.


(40)

sedangkan CAR tidak berhubungan signifikan terhadap ROA.

4. Ahmed Mohamed Badreldin/ Measuring the Performance of Islamic Banks by Adapting

Conventional Ratios / Working Paper Series No.16, Faculty of Management

Technology, German University in Cairo, October 2009

Hasil penelitian ini adalah The produce results are suggesting to be more reliable, accurate and fairly representing the financial position and performance of the bank, and should function similarly for Islamic banks in generate (disarankan untuk lebih handal, akurat, dan cukup mewakili posisi keuangan dan kinerja bank dan harus berfungsi juga untuk bank syariah secara umum).

Dengan mengadaptasi alat tersebut pada bank syariah, dapat dipastikan bahwa makna yang dimaksud disajikan dengan jelas dan penafsiran-penafsirannya lebih akurat dari sebelumnya.

Dalam penelitian yang penulis lakukan, penulis menggunakan dua rasio profitabilitas dalam mengukur kinerja bank syariah, yaitu ROA dan ROE. Sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan ROE.

5. Ahmad Khairul Anwar/ Kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Mandiri / Skripsi S1, Fakultas Syariah dan Hukum,

UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2009

Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan rasio keuangan Quick Ratio, Cash Ratio, FDR, ROA, ROE, dan BOPO. Hasil dari penelitian ini adalah secara deskriptif, kinerja BMI relatif lebih baik terutama pada 5 rasio yaitu Cash Ratio, FDR, ROA, ROE, dan BOPO dibandingkan kinerja BSM, sedangkan BSM relatif lebih baik pada Quick Ratio.

Dalam penelitian yang penulis lakukan, penulis menggunakan 3 rasio yaitu CAR, NPF, dan FDR, kemudian dilihat pengaruhnya terhadap ROA dan ROE. Penulis tidak menggunakan Cash Ratio. Selain itu, objek penelitiannya juga berbeda, jika dalam penelitian tersebut menggunakan Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri, maka penulis menggunakan beberapa Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.


(41)

6. Christophe Moussu dan Arthur Petit-Romec/ RoE: Myth and Reality / Working Paper, ESCP Europe, August 2013

Metode yang digunakan dalam penelitian mereka adalah menggunakan model OLS.

Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa ROE bukan hanya sebagai indikator utama dalam kinerja bank tetapi itu juga mendorong penguraian sumber-sumber alokasi perusahaan di dalam tiap divisi.

Dari penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap kinerja BPR Syariah. Dari beberapa studi terdahulu, penulis hanya menggunakan beberapa rasio keuangan yaitu CAR, NPF, dan FDR. Kemudian, rasio tersebut dilihat pengaruhnya terhadap kinerja bank yang diproyeksikan dengan ROA dan ROE.


(42)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi20.

Penelitian ini menjelaskan mengenai hubungan antara rasio keuangan terhadap kinerja keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Rasio keuangan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing Financing), dan, FDR (Financing to DepositRatio). Serta indikator yang digunakan untuk kinerja keuangan adalah ROA (Return On Asset) dan ROE (Return On Equity).

B. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah lima BPRS di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Penelitian tersebut menggunakan laporan keuangan triwulan BPRS yang dipublikasikan. Meliputi: BPRS di Jakara adalah BPRS Cempaka Al-Amin, untuk wilayah Bogor yaitu BPRS Amanah Ummah, untuk

20 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, Prenada Media Group, 2005), hal. 36.


(43)

wilayah Depok yaitu BPRS Al Salaam Amal Salman, wilayah Tangerang yaitu BPRS Harta Insan Karimah dan untuk wilayah Bekasi yaitu BPRS Amanah Insani.

C. Periode Penelitian

Periode penelitian ini dimulai dari periode Januari 2012 hingga periode Desember 2015.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan atau konsep yang mempunyai dua nilai atau lebih pada suatu kontinium21. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Variabel kecukupan modal yang diproksikan dengan Capital Adequacy Ratio. 2. Variabel likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit Ratio. 3. Variabel kualitas aset yang diproksikan dengan Non Performing Financing. 4. Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset dan Return

On Equity.

Berdasarkan penjelasan di atas, variabel-variabel tersebut dapat dikelompokan menjadi dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

21 Ibid., hal. 14.


(44)

a. Variabel bebas (independent variable)

Variabel bebas atau independent variabel adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah rasio CAR, NPF, dan FDR.

a. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR adalah rasio perbandingan jumlah modal baik modal inti maupun modal pelengkap terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).

CAR =� �� + � �� + � �� − � ��� �� � � �� �� � Dimana:

M tier 1 : Modal Inti

M tier 2 : Modal pelengkap

M tier 3 : Modal pelengkap tambahan

Penyertaan : Penanaman dana bank dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah atau jenis transaksi tertentu berdasarkan prinsip syariah yang berakibat bank memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan syariah.

ATMR : Aktiva Tertimbang Menurut Risiko


(45)

b. Non Performing Financing (NPF)

NPF secara luas dapat dikatakan sebagai suatu pembiayaan dimana pembayaran yang dilakukan tersendat-sendat dan tidak mencukupi kewajiban minimal yang ditetapkan sampai dengan kredit yang sulit untuk dilunasi atau bahkan tidak dapat ditagih.

NPF = � � �� �

c. Financing to Deposit Ratio (FDR)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).

FDR = �ℎ � ��� � � �

b. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah rasio ROA dan ROE.

…(3.2)


(46)

a. Return On Asset (ROA)

merupakan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aset yang dimiliki.

ROA =Net Profit After TaxAsset

b. Return On Equity (ROE)

adalah tingkat profitabilitas yang sering dihubungkan dengan penggunaan modal sendiri oleh perusahaan.

� =Net Profit After TaxEquity

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan data primer dan sekunder. Dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang amat …(3.4)

…(3.5)

Capital Adequacy Ratio (CAR) (X1)

Non Performing Financing (NPF)

(X2)

Financing to Deposit Ratio (FDR)

(X3)

Return On Asset (ROA) (Y1)

Return On Equity (ROE) (Y2)


(47)

penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan22.

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelusuran literatur. Penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya23. Selain itu, data untuk penelitian ini juga didapat dari penelitian lapangan (field research), yaitu pengamatan secara langsung untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Penelitian lapangan dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan memakai arsip-arsip perusahaan dan catatan-catatan dari perusahaan yang bersangkutan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan yang dipublikasikan oleh BPRS Cempaka Al-Amin, BPRS Amanah Ummah, BPRS Al Salaam Amal Salman, BPRS Harta Insan Karimah, dan BPRS Amanah Insani.

F. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada24. Sumber data dalam penelitian ini didapat dari field research dan library research. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan yang dipublikasikan oleh

22 Ir. Syofian Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & Spss, (Jakarta: KENCANA, 2013), hal. 17.

23 Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), Edisi ke-2, hal 27.

24 Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi


(48)

BPRS, buku-buku, dan jurnal penelitian di Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan di universitas lainnya. Sumber data variabel X dan Y yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari website Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

G. Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Pada penelitian kuantiatif kegiatan analisis datanya meliputi pengolahan data dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data dan melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik25. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Data panel adalah kumpulan data yang terdiri atas data seksi silang (beberapa variabel) dan data runtut waktu (berdasarkan waktu)26.

Terdapat dua jenis data panel yaitu balanced panel dan unbalanced panel. Balanced panel adalah setiap unit cross sectional memiliki jumlah observasi time series yang sama, sedangkan unbalanced panel adalah jumlah observasi time series berbeda untuk setiap unit. Sebelum menghitung data panel, terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas sebagai berikut.

25 Ir. Syofian Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & Spss, (Jakarta: KENCANA, 2013), hal. 86.

26 Wing Wahyu Winarso, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, (Yogyakarta:


(49)

1. Uji Akar Unit

Dalam statistik dan ekonometrik, uji akar unit digunakan untuk menguji adanya anggapan bahwa sebuah data time series tidak stasioner. Uji yang biasa digunakan adalah uji Augmented Dickey Fuller test (ADF-test)27. Uji lain yang serupa yaitu Uji Philip-Perron (PP-test). Keduanya mengindikasikan keberadaan akar unit sebagai hipotesis null. Stasioneritas merupakan salah satu prasyarat penting dalam model ekonometrika untuk data time series.

Data yang dikatakan stasioner adalah data yang bersifat flat, tidak mengandung komponen trend, dengan keragaman yang konstan, serta tidak terdapat fluktuasi yang periodik. Artinya dengan data yang stasioner model time series dapat dikatakan lebih stabil. Apabila hasil pengujian menunjukan data tidak stasioner, maka dilakukan modifikasi untuk memperoleh data yang stasioner. Salah satu cara yang umum dipakai adalah metode (differencing), yaitu mengurangi nilai pada suatu periode dengan nilai data periode sebelumnya. Apabila tetap tidak stasioner, maka dilakukan pembedaan lagi. Dalam uji akar unit digunakan model sebagai berikut:

Yt = ρYt-1 + Ut

Apabila koefisien Yt-1 (ρ) adalah = 1 yang artinya terdapat masalah, maka variabel mengandung unit root dan bersifat non-stasioner. Untuk mengubah trend

27

Abdul Hamid, Analisis Variabel Pembangunan Ekonomi Dan Sosial Daerah Provinsi Sumatera Selatan Periode 1980-2013 Sebuah Kajian Dengan Pendekatan ECM dan VECM, (Jurnal Bisnis dan Manajemen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014) Vol.4, No.1, Hal. 9.


(50)

yang bersifat non-stasioner menjadi stasioner dilakukan uji orde pertama (first difference):

ΔYt = (ρ-1) Yt – Yt-1.

Koefisien ρ akan bernilai 0, dan hipotesis akan ditolak sehingga model

menjadi stasioner. Hipotesis yang digunakan pada pengujian ADF adalah: H0 : ρ = 0 (Terdapat unit roots, variabel tidak stasioner)

H1 : ρ ≠ 0 (Tidak terdapat unit roots, variabel stasioner) Dasar pengambilan keputusan adalah:

a. Jika nilai Augmented Duckey-Fuller t-statistic < nilai kritis pada derajat kepercayaan tertentu, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Jika nilai Augmented Duckey-Fuller t-statistic > nilai kritis pada derajat kepercayaan tertentu, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Atau:

a. Jika nilai Probability< α = 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima. b. Jika nilai Probability> α = 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Kesimpulan hasil root test diperoleh dengan membandingkan nilai thitung

dengan ttabel pada tabel Dickey-Fuller.

2. Model Regresi Data Panel

Dalam analisis data panel, terdapat 3 macam pendekatan yaitu Common Effect, Fixed Effect, dan Random Effect. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Fixed Effect.


(51)

a. Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square/ Common Effect) Pendekatan ini merupakan pendekatan paling sederhana dalam analisis data panel. Dengan pendekatan ini kita tidak bisa melihat perbedaan antar individu dan perbedaan antar waktu karena intercept maupun slope tidak berubah baik antar individu maupun antar waktu28. Persamaan untuk Pooling Least Square sebagai berikut:

�� = �0+ � ��+ ��� Dengan:

Yit = Variabel dependent pada unit observasi ke-i dan ke-t Xit = Variabel independent pada unit observasi ke-i dan ke-t

β = Koefisien slope atau koefisien arah

β0 = Intersep model regresi

εit = Komponen error pada unit observasi ke-i dan ke-t

b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect)

Kelemahan dalam pendekatan Common Effect adalah ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu model yang menunjukan perbedaan konstanta antar objek, meskipun dengan koefisien regresor yang sama. Model ini dikenal dengan Fixed Effect (efek tetap). Efek tetap disini maksudnya adalah bahwa suatu objek, memiliki konstanta yang

28


(52)

tetap besarnya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besarnya dari waktu ke waktu (time invariant)29.

Untuk membedakan satu objek dengan objek lainnya, digunakan variabel semu (variable dummy). Oleh karena itu, model ini sering juga disebut dengan Least Square Dummy Variable dan disingkat LSDV. Persamaan model ini adalah sebagai berikut:

�� = �0�+ � ��+ ��� Dengan:

Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = Koefisien slope atau koefisien arah

β0i = Intersep model regresi

ε

it = Komponen error pada unit observasi ke-i dan ke-t

Konstanta β0i sekarang diberi subskrip 0i, i menunjukan objeknya.

Dengan demikian masing-masing objek memiliki konstanta yang berbeda. Variabel semu d1i=1 untuk objek pertama dan 0 untuk objek lainnya. Variabel d2i=1 untuk objek kedua dan 0 untuk objek lainnya. Variabel semu d3i=1 untuk objek ketiga dan 0 untuk objek lainnya.

c. Pendekatan Efek Acak (Random Effect)

Efek random digunakan untuk mengatasi kelemahan model efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehinga model mengalami ketidakpastian.

29 Ibid., hal. 9.14-9.15


(53)

Keputusan untuk memasukan variabel semu dalam model efek akan dapat menimbulkan konsekuensinya sendiri. Penambahan variabel semu ini akan dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasam (degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisensi dari parameter yang diestimasi. Berkaitan dengan hal ini, dalam model data panel dikenal pendekatan yang ketiga yaitu model efek acak (random effect).

Tidak seperti pada model efek tetap (β0 dianggap tetap), pada model ini

β0 diasumsikan bersifat random, sehingga dapat dituliskan dalam persamaan :

β0 = β0 + ui, i = 1,….., n

Sehingga persamaan model yang digunakan adalah: �� = �0�+ � ��+ � + ���

Dengan:

Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = Koefisien slope atau koefisien arah

β0i = Intersep model regresi

ui = komponen error pada unit observasi ke-i

ε

it = Komponen error pada unit observasi ke-i dan ke-t

Untuk menganalisis dengan metode efek acak ini ada satu syarat, yaitu objek data silang harus lebih besar daripada banyaknya koefisien30.

30 Wing Wahyu Winarso, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, (Yogyakarta: Unit

Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2011, Ed. Ketiga), hal. 9.17.


(54)

3. Pengujian Model

Untuk memilih model mana yang tepat digunakan untuk pengolahan dalam data panel, maka kita dapat melakukan dua pengujian model, yaitu: a. Uji Chow

Uji Chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect atau fixed effect. Rumus yang digunakan dalam uji ini adalah sebagai berikut:

CHOW= NT−N−KN−

Dimana:

N = Jumlah data cross section T = Jumlah data time series K = Jumlah variabel penjelas

Pengujian Uji Chow dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H0 : Model menggunakan pendekatan Common Effect

H1 : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect

Pengujian ini menggunakan distribusi F statistik, dimana jika F statistik lebih besar dari Ftabel maka H0 ditolak. Nilai Chow menunjukan nilai F statistik dimana bila nilai Chow yang kita dapat lebih besar dari nilai Ftabel yang digunakan berarti kita menggunakan model fixed effect. Atau kita dapat melihat pada nilai probabilitas cross section F dan Chi Square, dengan ketentuan:

 Jika probabilitas < 0,05, berarti H0 ditolak, dan menggunakan H1.  Jika probabilitas >0,05 berarti H0 diterima.


(55)

b. Uji Hausman

Adalah penggunaan uji statistic sebagai dasar pertimbangan kita dalam memilih apakah menggunakan model Fixed Effect atau model Random Effect. Pengujian uji Hausman dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Model menggunakan pendekatan Random Effect H1 : Model menggunakan pendekatan Fixed Effect

Uji ini menggunakan distribusi chi square dimana jika probabilitas dari

hausman lebih kecil dari α (hasil Hausman tes siginfikan) maka H0 ditolak dan model Fixed Effect yang digunakan.

4. Pengujian Statistik a) Uji t

Pengujian ini dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh individual dari variabel-variabel bebas dalam model terhadap variabel dependennya. Hipotesisnya adalah:

H0: βi = 0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

H1: βi ≠ 0, artinya secara parsial ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Kriteria penerimaan H0 adalah sebagai berikut:


(56)

Kita membandingkan nilai thitung dengan ttabel, dengan derajat bebas n-2, dimana n adalah banyaknya jumlah pengamatan serta tingkat signifikansi yang dipakai.

 Bila t statistic > ttabel maka H0 ditolak

 Bila t statistic < ttabel maka H0 diterima − Berdasarkan probabilitas

 Jika probabilitas (p-value) > 0,05, maka H0 diterima

 Jika probabilitas (p-value) < 0,05, maka H0 ditolak

b) Uji F

Uji F berguna untuk menguji pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut:

H0 : β 1, β 2, β 3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

H0 : β 1, β 2, β 3 ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh signifikan

dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk menentukan nilai F tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, dan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (k – 1) dan (n – k), dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel. Kriteria uji yang digunakan adalah:

Jika Fhitung > Ftabel (k-1; n-k), maka H0 ditolak


(57)

c) Adjusted R Square

Adjusted R2 adalah koefisien determinasi yaitu koefisien yang menjelaskan seberapa besar proporsi variasi dalam dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen secara bersama-sama.

Adjusted R2 mampu memberikan hukuman terhadap penambahan variabel bebas yang tidak mampu menambah daya prediksi suatu model. Nilai Adjusted R2 tidak pernah lebih besar dari R2, bahkan dapat turun jika memasukan variabel yang tidak perlu ke dalam model. Adjusted R2 terletak antara 0-1, semakin mendekati 1 semakin baik karena berarti variabel independen yang digunakan mampu menjelaskan hamper 100% dari variasi dalam model dependennya.

5. Hipotesis Statistik

a. Pengujian secara simultan (Uji F) dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Hipotesis pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Asset. H0 : β 1, β 2, β 3 = 0 , tidak ada pengaruh yang signifikan Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Asset.

Ha : β 1, β 2, β 3 ≠ 0 , ada pengaruh yang signifikan Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Asset.


(58)

2) Hipotesis pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Equity. H0 : β 1, β 2, β3 = 0 , tidak ada pengaruh yang signifikan Capital Adequacy

Ratio, Non Performing Financing, dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Equity..

Ha : β1, β 2, β 3 ≠ 0 , ada pengaruh yang signifikan Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Equity.

b. Pengujian secara parsial (Uji t) dapat dilakukan sebagai berikut: Hipotesis pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Return On Asset

H0 : β1 = 0, CAR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return On

Asset

Ha : β1 ≠ 0, CAR berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Asset

Hipotesis Pengaruh Non Performing Financing terhadap Return On Asset

H0 : β2 = 0, NPF tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return On

Asset

Ha : β2 ≠ 0, NPF berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Asset


(59)

H0 : β3 = 0, FDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Asset

Ha : β3 ≠ 0, FDR berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Asset

Hipotesis pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Return On Equity

H0 : β1 = 0, CAR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return On

Equity

Ha : β1 ≠ 0, CAR berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Equity

Hipotesis Pengaruh Non Performing Financing terhadap Return On Equity

H0 : β2 = 0, NPF tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return On

Equity

Ha : β2 ≠ 0, NPF berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Equity

Hipotesis pengaruh Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Equity

H0 : β3 = 0, FDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Return On

Equity


(60)

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Deskriptif Statistik

Bab ini penulis menganalisis data yang digunakan. Data yang digunakan berupa variabel Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), dan Financing to Deposit Ratio (FDR). Objek penelitian ini adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang berlokasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dan memenuhi kriteria yang berlaku bagi penerapan operasional variabel dengan menggunakan metode Purposive Sampling yang dibutuhkan pada penelitian ini.

Sampel dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. BPRS yang terdaftar di Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan pada tahun 2012 sampai dengan 2015

2. BPRS memiliki publikasi laporan keuangan yang terdapat di Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan,

3. BPRS memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Tabel 4. 1 Sampel Penelitian

No. Kode Bank Nama Bank Lokasi

1. CMPK BPRS Cempaka Al Amin Jakarta

2. AMNH BPRS Amanah Ummah Bogor

3. ASLM BPRS As Salaam Depok

4. HIK BPRS Harta Insan Karimah Tengerang 5. AMNHI BPRS Amanah Insani Bekasi


(61)

B. Pergerakan Variabel Penelitian

Penulis akan mendeskripsikan pergerakan dari variabel-variabel penelitian yang digunakan yang terdiri dari Return On Asset, Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Financing, dan Financing to Deposit Ratio. Analisis Pergerakan variabel penelitian dari periode 2012-2015 adalah sebagai berikut:

1. Return On Asset

Return On Asset adalah kemampuan manajemen bank dalam

menghasilkan laba dari pengelolaan aset yang dimiliki. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Sumber: www.ojk.go.id (data diolah kembali)

0 5 10 15 20 25

ROA

ROA_ASLM ROA_AMNH ROA_CMPK ROA_HIK ROA_AMHI


(62)

Grafik di atas merupakan perkembangan rata-rata ROA Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di wilayah Jabodetabek selama periode 2012 sampai dengan 2015. Rata-rata ROA BPRS mengalami penurunan selama periode 2012 sampai 2015. ROA paling tinggi dimiliki oleh BPRS Cempaka Al Amin pada kuartal 1 tahun 2012. Sedangkan

2. Return On Equity

Return On Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income. Atau dengan kata lain, ROE merupakan kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri

Sumber: www.ojk.go.id (data diolah kembali)

Grafik di atas merupakan perkembangan rata-rata ROE Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di wilayah Jabodetabek selama periode 2012

-20 0 20 40 60 80 100

ROE

ROE_ASLM ROE_AMNH ROE_CMPK ROE_HIK ROE_AMHI


(63)

sampai dengan 2015. ROE pada BPRS memiliki pergerakan yang naik-turun. Nilai ROE paling tinggi dimiliki oleh BPRS Amanah Ummah dengan nilai 95 pada kuartal 1 tahun 2015. Dan nilai ROE paling rendah yaitu BPRS Amanah Insani dengan nilai -2 pada kuartal 1 tahun 2013.

3. Capital Adequacy Ratio

Rasio ini memperlihatkan seberapa jauh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat dan hutang.

Sumber: www.ojk.go.id (data diolah kembali)

Grafik di atas merupakan perkembangan rata-rata CAR Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di wilayah Jabodetabek selama periode 2012 sampai dengan 2015. Secara keseluruhan, rata-rata CAR BPRS meningkat.

0 5 10 15 20 25 30 35

CAR

CAR_ASLM CAR_AMNH CAR_CMPK CAR_HIK CAR_AMHI


(64)

Nilai CAR paling tinggi dimiliki oleh BPRS Amanah Insani dengan nilai 31 pada kuartal 2 tahun 2012. Sedangngkan nilai CAR paling rendah yaitu BPRS As Salaam dengan nilai 11 pada kuartal 4 tahun 2012.

4. Non Performing Financing

Merupakan rasio yang membandingkan antara pembiayan bermasalah dengan total pembiayaan. Semakin tinggi nilai NPF, mengindikasikan bahwa semakin buruk kualitas pembiayaannnya.

Sumber: www.ojk.go.id (data diolah kembali)

Grafik di atas merupakan perkembangan rata-rata NPF Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di wilayah Jabodetabek selama periode 2012 sampai dengan 2015. NPF paling tinggi dimiliki oleh BPRS Amanah Insani dengan nilai 14 pada kuartal 1 tahun 2014. Sedangkan NPF paling rendah dimiliki oleh BPRS Amanah Ummah pada tahun 2013.

0 2 4 6 8 10 12 14 16

NPF

NPF_ASLM NPF_AMNH NPF_CMPK NPF_HIK NPF_AMHI


(65)

5. Financing to Deposit Ratio

Rasio ini merupakan rasio antara jumlah seluruh pembiayaan yang diberikan dengan dana yang diterima oleh bank. Penilaian terhadap rasio ini adalah semakin tinggi nilai rasio, maka semakin rendah kemampuan likuiditas suatu bank.

Sumber: www.ojk.go.id (data diolah kembali)

Grafik di atas merupakan perkembangan rata-rata NPF Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di wilayah Jabodetabek selama periode 2012 sampai dengan 2015. FDR terendah dimiliki oleh BPRS Amanah Insani dengan nilai 64 pada kuartal 4 tahun 2014. Sedangkan FDR tertinggi yaitu BPRS Harta Insan Karimah dengan nilai 117 pada kuartal 2 tahun 2014.

0 20 40 60 80 100 120 140

FDR

FDR_ASLM FDR_AMNH FDR_CMPK FDR_HIK FDR_AMHI


(66)

C. Uji Stasioner

Seluruh data yang digunakan dalam data panel dilakukan uji akar-akar unit. Hasil uji akar-akar unit dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai kritis McKinnon adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 2 Hasil Uji Stasioner

Variabel

Tingkat Stasioneritas ADF

Level First Difference

t-stat Keterangan Prob. t-stat Keterangan Prob.

ROA -1.637946 tidak stasioner 0.4586 -10.13186 stasioner 0.0000 ROE -2.603471 tidak stasioner 0.0965 -9.740280 stasioner 0.0000 CAR -1.822549 tidak stasioner 0.3672 -8.712326 stasioner 0.0000

NPF -2.304644 tidak stasioner 0.1731 10.94633 stasioner 0.0001 FDR -1.458891 tidak stasioner 0.5490 -11.29082 stasioner 0.0001 Sumber: Outputs EviewS 8.1 (telah diolah kembali)

Seluruh hasil uji pada tingkat level menunjukan semua variabel tidak stasioner, oleh karena itu dilanjutkan dengan uji pada differensiasi pertama (first

difference). Hasil uji akar-akar unit pada derajat first difference sudah menunjukan

bahwa semua data stasioner. Karena seluruh variabel sudah stasioner pada differensiasi pertama maka tidak perlu dilanjutkan uji stasioner ke differensiasi kedua. Dari output yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai statistik t seluruh variabel sudah lebih besar daripada nilai t pada tabel McKinnon pada tingkat kepercayaan 1%, 5%, dan 10%. Serta nilai probabilitasnya lebih kecil dari nilai kritis 0,05 (< 0,05). Dengan demikian data telah stasioner pada tahap differensiasi pertama (first


(1)

5. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Statistic Chi-Sq. Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 11.157089 3 0.0109

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

DCAR? -0.858105 -1.995341 0.561485 0.1291

DNPF? -0.747860 -2.592377 0.714138 0.0291

DFDR? 0.846878 0.593270 0.007665 0.0038

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: ROA?

Method: Panel Least Squares Date: 08/10/16 Time: 10:21 Sample (adjusted): 2012Q2 2015Q4 Included observations: 16

Cross-sections included: 5

Total pool (balanced) observations: 79

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -28.40223 32.65837 -0.869677 0.3876

CAR? -0.858105 1.075316 -0.798003 0.4277

NPF? -0.747860 1.292040 -0.578821 0.5647

FDR? 0.846878 0.228033 3.713841 0.0004

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.744215 Mean dependent var 30.08000

Adjusted R-squared 0.717492 S.D. dependent var 30.16027

S.E. of regression 16.03065 Akaike info criterion 8.487419

Sum squared resid 17217.77 Schwarz criterion 8.734618

Log likelihood -310.2782 Hannan-Quinn criter. 8.586123

F-statistic 27.84844 Durbin-Watson stat 1.281930


(2)

C. Indikator Return On Equity

1. Common Effect

Dependent Variable: DROE? Method: Pooled Least Squares Date: 08/10/16 Time: 10:27 Sample (adjusted): 2012Q2 2015Q4 Included observations: 16

Cross-sections included: 5

Total pool (balanced) observations: 79

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DCAR? 0.602688 0.459834 1.310663 0.1941

DNPF? -4.854140 0.780479 -6.219438 0.0000

DFDR? 0.554677 0.068504 8.096978 0.0000

R-squared 0.469139 Mean dependent var 32.73333

Adjusted R-squared 0.454393 S.D. dependent var 24.59144

S.E. of regression 18.16452 Akaike info criterion 8.675996

Sum squared resid 23756.39 Schwarz criterion 8.768695

Log likelihood -322.3498 Hannan-Quinn criter. 8.713010


(3)

2. Fixed Effect

Dependent Variable: DROE? Method: Pooled Least Squares Date: 08/10/16 Time: 10:27 Sample (adjusted): 2012Q2 2015Q4 Included observations: 16

Cross-sections included: 5

Total pool (balanced) observations: 79

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -8.491732 20.82062 -0.407852 0.6847

DCAR? -0.134623 0.634023 -0.212331 0.8325

DNPF? -1.084839 0.815186 -1.330788 0.1878

DFDR? 0.571923 0.166551 3.433919 0.0010

Fixed Effects (Cross)

_ASLM--C -2.713656

_AMNH--C 36.24204

_CMPK--C -7.013266

_HIK--C -13.58867

_AMHI--C -12.92645

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.796411 Mean dependent var 32.73333

Adjusted R-squared 0.775141 S.D. dependent var 24.59144

S.E. of regression 11.66109 Akaike info criterion 7.850930

Sum squared resid 9110.726 Schwarz criterion 8.098129

Log likelihood -286.4099 Hannan-Quinn criter. 7.949634

F-statistic 37.44215 Durbin-Watson stat 1.257239


(4)

3. Uji CHOW

Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 17.411535 (4,67) 0.0000

Cross-section Chi-square 53.452653 4 0.0000

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: DROE?

Method: Panel Least Squares Date: 08/10/16 Time: 10:27 Sample (adjusted): 2012Q2 2015Q4 Included observations: 16

Cross-sections included: 5

Total pool (balanced) observations: 79

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 67.11672 15.09313 4.446838 0.0000

DCAR? -0.617292 0.492932 -1.252286 0.2146

DNPF? -4.448022 0.701072 -6.344605 0.0000

DFDR? 0.015891 0.135655 0.117140 0.9071

R-squared 0.584782 Mean dependent var 32.73333

Adjusted R-squared 0.567238 S.D. dependent var 24.59144

S.E. of regression 16.17740 Akaike info criterion 8.456965

Sum squared resid 18581.28 Schwarz criterion 8.580565

Log likelihood -313.1362 Hannan-Quinn criter. 8.506317

F-statistic 33.33152 Durbin-Watson stat 0.785361


(5)

4. Random Effect

Dependent Variable: DROE?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 08/10/16 Time: 10:28

Sample (adjusted): 2012Q2 2015Q4 Included observations: 16

Cross-sections included: 5

Total pool (balanced) observations: 79

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 12.01152 19.49874 0.616015 0.5399

DCAR? -0.607873 0.550937 -1.103343 0.2736

DNPF? -1.868057 0.726810 -2.570214 0.0123

DFDR? 0.482557 0.158197 3.050360 0.0032

Random Effects (Cross)

_ASLM--C -5.183123

_AMNH--C 27.92637

_CMPK--C -1.711038

_HIK--C -13.34461

_AMHI--C -7.687600

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 12.32467 0.5276

Idiosyncratic random 11.66109 0.4724

Weighted Statistics

R-squared 0.208742 Mean dependent var 7.768206

Adjusted R-squared 0.175309 S.D. dependent var 13.25753

S.E. of regression 12.03949 Sum squared resid 10291.41

F-statistic 6.243526 Durbin-Watson stat 1.095561

Prob(F-statistic) 0.000800

Unweighted Statistics

R-squared 0.398191 Mean dependent var 32.73333


(6)

5. Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Statistic Chi-Sq. Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 7.682712 3 0.0120

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

DCAR? -0.134623 -0.607873 0.098453 0.1315

DNPF? -1.084839 -1.868057 0.136275 0.0339

DFDR? 0.571923 0.482557 0.002713 0.0862

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: DROE?

Method: Panel Least Squares Date: 08/10/16 Time: 10:28 Sample (adjusted): 2012Q2 2015Q4 Included observations: 16

Cross-sections included: 5

Total pool (balanced) observations: 79

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -8.491732 20.82062 -0.407852 0.6847

DCAR? -0.134623 0.634023 -0.212331 0.8325

DNPF? -1.084839 0.815186 -1.330788 0.1878

DFDR? 0.571923 0.166551 3.433919 0.0010

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.796411 Mean dependent var 32.73333

Adjusted R-squared 0.775141 S.D. dependent var 24.59144

S.E. of regression 11.66109 Akaike info criterion 7.850930

Sum squared resid 9110.726 Schwarz criterion 8.098129

Log likelihood -286.4099 Hannan-Quinn criter. 7.949634

F-statistic 37.44215 Durbin-Watson stat 1.257239


Dokumen yang terkait

Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 74 97

Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment ( ROI), Debt to Equity Ratio ( DER), dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia

2 71 93

Aspek Hukum Terhadap Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing) Dalam Setiap Pemberian Pembiayaan Oleh Bank Syariah (Studi Pada PT. Bank Sumut Syariah Capem Kota Baru, Marelan)

0 31 78

Pengaruh financing to deposit ratio (FDR) dan return on asset (ROA) terhadap return bagi hasil deposito mudharabah: studi pada PT. Bank muamalat Indonesia, Tbk

0 4 1

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah

0 7 0

Pengaruh Debt Financing,Equity Financing dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Perbankan syariah (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)

0 10 139

Pengaruh non performing financing,financing to deposit ratio, dan retrun on assets terhada pertumbuhan aset bank syariah (analisis pada bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2014)

0 9 105

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Profitabilitas PT Bank Mega Syariah

1 15 95

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108