33
Macam gerak lurus berubah beraturan
GLBB ada dua macam, yaitu GLBB dipercepat a 0 dan GLBB diperlambat a 0.
B. Hasil penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning PBL
Melalui Metode Eksperimen terhadap Kemampuan Ranah Kognitif Berdasarkan Keterampilan Pemecahan Masalah Fisika pada Materi Sub
Bahasan Asas Black untuk Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta” oleh Riani Dewi Larassati pada tahun 2012, dapat diketahui
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari model PBL terhadap kemampuan kognitif C3, C4, C5, dan C6 berdasarkan keterampilan
pemecahan masalah fisika siswa. 2. Penelitian yang ber
judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Model Problem Based Learning PBL untuk Mengoptimalkan Penguasaan
Problem Solving Skill Siswa Berbasis Nature of Physics ” oleh Hayang
Sugeng Santosa pada tahun 2015, dapat diketahui bahwa Problem Solving Skill peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
perangkat model PBL berbasis nature of physics meningkat dengan kategori tinggi.
3. Penelitian yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Ranah Kognitif Dan Psikomotor Melalui Kegiatan Laboratorium Pada Pokok Bahasan
Hukum Hooke” oleh Leli Sri Wahyuningsih pada tahun 2016, dapat
34
diketahui bahwa model PBL melalui kegiatan eksperimen lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif dan psikomotor
daripada model pembelajaran direct instruction dan metode eksperimen.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir penelitian ini dapat dideskripsikan dari Gambar 3.
Gambar 3. Kerangka berpikir Model pembelajaran Problem Based Learning PBL mempunyai 5 fase
dalam proses pembelajarannya. Pada fase 1, guru memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada
peserta didik. Pada tahap ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan situasi bermasalah dalam kehidupan sehari-hari yang dikatikan
dengan kegiatan pembelajaran, dan memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam proses kegiatan mengatasi masalah. Keterampilan memecahkan masalah pada fase
35
ini yaitu memahami masalah, dimana peserta didik memahami variabel-variabel yang hendak dipecahkan.
Pada fase 2, guru mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti. Pada fase ini, peserta didik bekerja dalam kelompok-kelompok belajar. Keterampilan
memecahkan masalah pada fase ini yaitu memilih strategi, dimana peserta didik memilih perencanaan dalam proses memecahkan masalah yaitu berupa
merumuskan rumusan hipotesis sebagai solusi eksperimen sementara. Pada fase 3, guru membantu investigasi mandiri dan atau kelompok.
Pada fase ini, peserta didik merancang dan melaksanakan eksperimen, mengambil dan mengolah data percobaan, sampai menemukan solusi pemecahan masalah.
Keterampilan memecahkan masalah pada fase ini yaitu melaksanakan strategi, dimana peserta didik melaksanakan strategi yang telah dipilih pada fase
sebelumnya. Pada fase 4, guru membantu peserta didik dalam mengembangkan dan
mempresentasikan laporan hasil pemecahan masalah. Pada fase ini, peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok. Keterampilan memecahkan masalah
pada fase ini yaitu melaksanakan strategi, dimana peserta didik menyampaikan hasil pemecahan masalah kepada orang lain.
Pada fase 5, guru membantu peserta didik untuk menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah. Peserta didik melakukan analisis proses
pemecahan masalah, mulai dari mengidentifikasi masalah, menentukan cara penyelesaian masalah, proses dalam penyelesaian masalah, dan menarik
36
kesimpulan. Keterampilan memecahkan masalah pada fase ini yaitu mengevaluasi hasil. Peserta didik memeriksa kembali solusi yang telah diperoleh.
Pada fase 2, 3, dan 4 mendorong peserta didik untuk bekerjasama dengan anggota kelompoknya. Pada fase 2,3, dan 4 peserta didik memilih strategi dan
melaksanakan strategi dalam proses pemecahan masalah secara bersama-sama dalam satu kelompok. Sehingga, terjadi kerjasama antar anggota kelompok yang
meliputi mengajukan pendapat, memberikan kesempatan teman untuk berpendapat, menghargai pendapat yang diajukan teman, saling membantu satu
sama lain, dan membagi tugas kelompok secara adil. Kelima fase PBL tersebut dalam proses pelaksanaannya didukung oleh kemampuan kognitif yaitu
penguasaan materi. Pada penelitian ini, penguasaan materi yang diukur meliputi mengingat, memahami, menerapkan, menganalisa, dan mengevaluasi.
37
D. Hipotesis Penelitian