Bagian II Kompetensi Profesional
Seni Budaya Seni Tari SMP KK D
35
Kegiatan Pembelajaran 2 Peragaan Tari Tradisi
A. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini anda dapat memperagakan ragam gerak tari tradisi dari berbagai wilayah di Indonesia sesuai dengan prinsip-prinsip komposisi
dan artistik dengan mengintegrasikan nilai nilai kejujuran, kemandirian, gotong royong dan tanggung jawab.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi yang ditargetkan pada kegiatan pembelajaran ini adalah
1. Mampu menjelaskan pengetahuan tari tradisi mengembangkan nilai nilai pendidikan karakter apresiasi budaya bangsa sendiri.
2. Mampu menyebutkan contoh contoh tari tradisi dari berbagai wilayah di Indonesia mengembangkan nilai nilai pendidikan karakter menjaga kekayaan
budaya bangsa 3. Mampu memperagakan salah satu contoh ragam gerak tari tradisi dari
Yogyakarta tari
golek asmorodana bawaraga dari Yogyakarta mengembangkan nilai nilai pendidikan karakter menghormati keragaman
budaya.
C. Uraian Materi
1. Pengetahuan Tari Tradisi
Tradisi adalah suatu kebiasaan yang sifatnya turun temurun, berulang-ulang dari satu generasi ke generasi berikutnya dalam kurun waktu yang panjang. Didalam
suatu tradisi terkandung nilai-nilai dan norma-norma yang mengikat bagi masyrakatnya. Bertitik tolak dari pandangan umum maka tari tradisional adalah
Kegiatan Pembelajaran 2
36
tarian yang tumbuh dan berkembang dalam suatu wilayah atau suatu komunitas, sehingga kemudian menciptakan suatu identitas budaya dari masyarakat yang
bersangkutan. Tari tradisional adalah tari yang mengalami perjalanan panjang dan menurut
sejarahnya tari tersebut bertahan dengan pola-pola tradisi yang ada. Tari tradisi hidup dan tumbuh di tengah-tengah masyarakat pendukungnya. Menurut
Soedarsono 1981: 28 menjelaskan tari tradisional ialah tari yang telah mengalami perjalanan panjang dalam sejarahnya, yang selalu bertumpu pada
pola-pola tradisi yang telah ada. Secara bentuk, tari tradisional ini mempunyai bentuk gerak sangat sederhana,
geraknya belum begitu digarap secara koreografis, iringan musiknya juga sederhana, serta kostum dan riasnya juga masih dalam bentuk sederhana.
Menurut Salmurgianto, Tari yang bersifat tradisional bisa digolongkan pada tari primitive tari sederhana dengan bentuk geraknya sangat sederhana, yang
masih belum tergarap secara koregrafis, kalau dilihat music pengiringnya juga sangat sederhana, pada waktu itu hanya memakai suara manusia dan alat
pukulan gendang, pakaian dan riasnya juga sangat sederhana. Sudarsono menjelaskan tarian sederhana yang dimaksudkan adalah bentuk
geraknya sangat sederhana hanya terdiri dari depakan-depakan kaki, langkah- langkah kaki yang sederhana, ayunan tubuh, serta gerakan-gerakan kepala
dengan tekanan tertentu. Tarian ini lebih merupakan ungkapan kehendak atau, semua gerak dimaksudkan untuk tujuan tertentu. Tari tradisional kalau dilihat
bentuk penyajiannya, disajikan dengan bentuk-bentuk gerak yang sangat sederhana, geraknya hanya lebih dominan depakan-depakan kaki yang diiringi
dengan tekanan-tekanan pada bagian tangan dan kepala. Semua gerakan yang dilakukan juga punya maksud tertentu dengan alasan yang berkaitan dengan
kehendak masyarakat. Tari tradisional dapat digolongkan pada tari primitive sederhana yang lebih
merupakan ungkapan kehendak atau keyakinan, semua gerak yang dimaksudkan untuk tujuan tertentu seperti misalnya untuk upacara adat
upacara batagak penghulu. Pada awalnya tarian tersebut sering dilaksanakan
Seni Budaya Seni Tari SMP KK D
37
atas permintaan masyarakatnya, kehendak masyarakat, sesuai dengan keyakinan masyarakatnya.
Soedarsono menambahkan Secara garis besar seni pertunjukan ritual memiliki cirri-ciri khas yaitu: 1 diperlukan tempat pertunjukan yang dipilih, yang biasanya
dianggap sakral; 2 diperlukan pemilihan hari serta saat yang terpilih yang biasanya juga dianggap sakral; 3 diperlukan pemain yang terpilih, biasanya
mereka yang dianggap suci, atau yang telah membersihkan diri secara spiritual; 4 diperlukan seperangkat sesaji, yang kadang-kadang sangat banyak jenis dan
macammnya; 5 tujuan lebih dipentingkan dari pada penampilannya secara estetis; dan 6 diperlukan busana yang khas. Kalau diperhatikan secara detail
bentuk pertunjukan tari tradisional tersebut lebih banyak kepada kajian isi dan maksudnya, lengkap dengan seperangkat tatanan yang telah ditetapkan oleh
masyarakat daerah sebelumnya. Tari tradisional yang berkembang di lingkungan rakyat atau daerah juga
berhubungan dengan kepercayaan-kepercayaan animistik prasejarah dan ritual. Pertunjukan diadakan pada masa-masa tenggang yang tak tetap dan untuk
kejadian-kejadian khas. Para pemain adalah orang-orang desa setempat yang berperan atau menari sebagai hobi atau untuk mendapatkan prestise; mereka
bukan pemain professional. Siapa saja boleh hadir dengan Cuma-Cuma. Bentuk- bentuk pertunjukan cendrung relative sederhana dan tingkat artistik dari
pertunjukan bisa rendah. Peranan tari di tengah-tengah masyarakat bukan saja sebagai sarana kepuasan
estetis saja, tetapi lebih dalam lagi sebagai sarana dalam upacara agama dan adat. Salmurgianto menambahkan secara luas tari berfungsi sebagai sarana
upacara adat, sebagai sarana untuk mengungkapkan kegembiraan atau pergaulan, dan juga berfungsi sebagai seni tontonan.
Tari tradisional disajikan untuk kepentingan masyarakat daerah dimana lahirnya tari tersebut dan berfungsi untuk upacara adat daerah. Artinya tari tradisi daerah
merupakan milik masyarakat daerah, dan mengungkapkan tata kehidupan masyarakat daerah yang bersangkutan. Tari tradisional pada umumnya berfungsi
Kegiatan Pembelajaran 2
38
sebagai sarana upacara adat yang sifatnya menghibur masyarakat, atas kehendak masyarakat yang diungkapkan tentang tata kehidupan masyarakatnya.
Di Indonesia menurut fungsinya tarian dibagi menjadi tiga kelompok, yakni tari upacara, tari hiburan dan tari tontonan. Tari hiburan sering di sebut orang dengan
tari sosial. Karena tari hiburan tersebut lahir dilingkungan sosial daerah setempat di mana keberadaan tari itu hidup. Kalau diperhatikan keberadaan tari tradisional
yang berkembang di daerah setempat, hidup dan masih bertahan sampai saat ini walaupun kehidupannya sangat memprihatinkan, kehadiranya di tengah-tengah
masyarakat masih dinantikan oleh masyarakatnya. Sifatnya juga menghibur masyarakat, penanpilannya sering di lakukan pada saat upacara-upacara adat
berlangsung. Tarian tersebut juga dapat dikatakan tarian sosial, karena tari itu lahir dilingkungan sosial dimana tari itu hidup dan ditampilkan.
Tari yang berkembang di Indonesia berfungsi sebagai sarana upacara, sarana hiburanpergaulan dan sebagai sarana tontonanpertunjukan. Pada umumnya
tarian tradisional berfungsi sebagai sarana hiburan di dalam upacara adat upacara batagak penghulu, artinya kehadiran tari trdisional tersebut dalam
upacara adat upacara batagak penghulu memang untuk menghibur masyarakat yang menonton dan menyaksikan upacara tersebut. Iyus Rusliana
menambahkan, Tarian hiburan hanya menitikberatkan untuk kepuasan pelakunya sendiri atau semata-mata bukanlah menitikberatkan pada segi
artistiknya. Pada dasarnya tarian hiburan ini tidaklah bertujuan untuk ditonton walau terkadang banyak kekayaan tari hiburan ini yang relative bernilai. Namun
karena pada umumnya tari hiburanpergaulan ini lebih mementingkan kepuasan individual pelakunya. Otomatis pula sifat spontanitas dan improvisasi akan
menonjol sekali. Bagi penonton yang melihatnya juga terhibur dan tidak merasa dibebani setelah melihatnya, hanya sebagai penghibur saja.
Tari tradisional yang lahir dan dilahirkan oleh masyarakat setempat mempunyai pandangan tersendiri bagi masyarakatnya. Tari itu hadir dan dilahirkan oleh
masyarakat, yang merupakan kehendak masyarakat. Jadi berarti tari itu hadir dengan maksud tertentu dan tujuan yang jelas. Oleh karena tari adalah ekspresi
jiwa manusia yang disampaikan lewat simbol-simbol gerak tari, maka jelas tari