Eksplorasi Improvisasi Langkah langkah mengembangkan ragam gerak tradisi
Seni Budaya Seni Tari SMP KK D
109
Proses penyusunan karya tari melalui penyeleksian merupkan proses pembentukan atau penyatuan materi tari yang telah ditemukan.
Dalam proses pembentukan perlu sekali mempertimbangkan prinsip-prinsip dalam komposisi tari:
• Keragaman variasi • Pengulangan Repetisi
• Kontras • Transisi
• Urutan Sequence • Klimaks
• Keseimbangan Balance • Harmoni
• Kesatuan yang utuh Unity
1 Keragaman variasi Jadi yang dimaksud dengan keragaman variasi yaitu hal yang menunjang
keutuhan sebuah komposisi yang diwujudkan melalui susunan kekayaan yang berkaitan dengan berbagai unsur yang melengkapi keutuhan sebuah
karya tari. Akan tetapi keragaman dalam suatu komposisi yaitu keragaman yang harmonis dan dapat menyampaikan nilai-nilai yang diharapkan oleh
penatakoreografer dalam mewujudkan karyanya. Unsur-unsur tersebut diantaranya:
• Kaitannya dengan koreografi, terdiri dari keragaman variasi pada: bentuk-bentukragam gerak, tenaga, ruang dan waktu.
• Kaitannya dengan iringan, terdiri dari keragaman variasi pada: warna- warna dan jenis suara yang dilahirkan dari jenis instrument yang berbeda-
beda, volume, melodi, waktu dan sebagainya. • Kaitannya dengan kostum, terdiri dari keragaman variasi pada: bentuk,
warna, bahan dan sebagainya.
Kegiatan pembelajaran 4
110
• Kaitannya dengan tata pentas, terdiri dari keragaman variasi pada: jenis, arahfokus, warna dan volume lighting, dan setting.
Tentunya keragaman variasi tersebut di atas, harus keragaman yang terpadu secara harmonis serta dapat mendukung keutuhan nilai-nilai yang
diharapkan dalam konsep yang telah direncanakan oleh penatakoreografer, untuk mewujudkan hasil karya yang baik.
2 Pengulangan Repetisi Pada bentuk-bentuk tari pertunjukan tari kreasi, pengulangan senantiasa bisa
dilihat pada bagian elemen gerak, bentuk ragam gerak, baik yang dilakukan secara berturut-turut maupun diulang setelah diselingi oleh elemen dan
bentuk ragam gerak yang lain.. Pengulangan yang diselingi oleh ragam gerak lainnya dapat diulang kembali setelah diselingi oleh ragam-ragam gerak
lainnya. 3 Kontras
Prinsip kontras untuk memunculkan perbedaan, akan tetapi masih tetap berpegang teguh kepada keserasian dengan nilai-nilai yang ingin
diungkapkan dalam suatu garapan tari, sehingga tetap menjadi kesatuan yang utuh dan harmonis.
4 Transisi Agar sebuah karya seni memiliki kesatuan, bagian-bagian yang saling
berlawanan atau berbeda harus saling dihububgkan. Bagian yang menghubungkan ini disebut transisi.
Transisi adalah cara bagaimana suatu gerakan tubuh dari gerak yang mendahuluinya atau bagaimana bagian-bagian dapat digabungkan menjadi
bagian yang lebih besar secara harmonis. Dengan demikian, transisi di samping merupakan hubungan struktural, harus memberikan kondisi kelajuan
pertumbuhan artistik yang tidak tersendat-sendat. Penggunaan transisi yang baik akan menghidupkan sebuah tarian. Sebab tanpa transisi, tarian hanya
Seni Budaya Seni Tari SMP KK D
111
merupakan sederetan pose. Untuk mendapatkan efek yang mengagetkan dapat pula transisi dibuat tajam. Sebaliknya, bila dibutuhkan perasaan nyang
tenang, transisi harus dibuat secara halus. 5 Urutan Sequence
Jika transisi erat hubungannya dengan hubungan fungsional antar bagian, maka sequence memasalahkan penempatan logis dari bagian-bagian secara
kronologis sehingga tiap-tiap bagian terjalin membentuk urutan maknawi.
Sebuah gerakan boleh jadi secara mandiri memiliki potensi ekspresif. Akan tetapi, jika gerakan itu tidak diletakan berurutan dengan gerakan-gerakan
tertentu yang dapat membantu menonjolkan kehadirannya, maka gerak tadi secara sendirian niscaya tidak akan mampu menjadi ekspresif. Gerakan
tertentu harus didekatkan dengan gerakan tertentu lainnya agar dapat berperanan secara maksimum.
6 Klimaks Sebuah komposisi tari harus mempunyai awal, perkembangan ke arah titik
puncak, dan diakhiri oleh suatu yang mengesankan. Klimaks adalah bagian dari komposisi yang menampilkan puncak kekuatan emosional atau
keefektifan strutural. Dalam menetukan klimaks, seorang penata tari harus mempertimbangkan sebuah bagian dari komposisinya yang oleh karena
maknanya harus ditonjolkan. Setelah itu, ia harus mengatur dan menyusun materi-materi komposisinya sedemikian rupa sehingga berdasarkan
pertimbangan keruangan, dinamika, dan waktu, gerak-gerak akan menunjang ke titik kulminasi itu. Dalam sebuah komposisi tari, klimaks dapat dicapai
dengan mempercepat tempo, memperluas jangkauan gerak, menambah jumlah penari, menambah dinamika gerakan atau dapat pula dengan
menahan gerakan-gerakan secara serentak sehingga sesaat timbul ketegangan yang maksimal.
Sebuah komposisi tari yang tidak memberikan penojolan klimaks akan memberikan kesan monoton, sehingga akan memperlemah nilai estetis yang
diharapkan dalam sebuah karya tari.