Osmoregulasi Dalam Sistem Ekskresi Manusia

IPA SMP KK E 53 menuju tubulus renalis dan dieksresikan bersama urin. Hasil reabsorpsi ini berupa filtrat tubulus atau urin sekunder yang akan dialirkan menuju tubulus kolektipus pengumpul. Selanjutnya urin sekunder dari tubulus distal menuju tubulus kolektipus masih terjadi penyerapan ion Na + , Cl - , dan urea. Sisanya merupakan bentuk urin yang sesungguhnya. Urin ini akan dibawa menuju pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urin dialirkan melalui ureter hingga sampai pada vesika urinaria kandung kemih. Sebagai tempat penyimpanan sementara urin, kandung kemih akan menyimpan urin sampai penuh. Apabila sudah penuh, urin akan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra. Secara normal, urin yang dikeluarkan tubuh mengandung berbagai zat, misalnya air, urea, amonia NH 3 , dan zat lainnya. Selain itu, warnanya lebih jernih transparan. Saat tertentu urin dapat berwarna kuning muda. Sebab, urin tersebut diwarnai oleh zat warna empedu yakni bilirubin dan biliverdin. Meskipun setiap harinya ada sekitar 1.500 liter darah yang disaring ginjal, namun hanya sekitar 1-1,5 liter urin saja yang kita keluarkan dari ureter. Sebab, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap banyaknya urin yang dikeluarkan, misalnya emosi, konsentrasi air yang tinggi dalam darah, suhu rendah, dan pengaruh banyaknya konsumsi zat-zat deuretik. Kegiatan Pembelajaran 2 54 Gambar 15. Mekanisme pembentukan urin pada ginjal . Hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan urin meliputi: 1 Dalam keadaan normal urin tidak mengandung glukosa dan protein 2 Diabetes melitus terjadi karena adanya glukosa dalam urin yang disebabkan kekurangan hormon insulin 3 Banyak urin yang dikeluarkan tergantung dari banyaknya air yang diminum dan kadar Hormon Anti Diuretik HAD. Sebagai alat sistem ekskresi pada ginjal juga terjadi mekanisme osmoregulasi, yang tampak dari aktivitasnya sebagai berikut: 1 Membuang zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain:  urea, asam urat, amoniak, kreatinin  garam anorganik