2.2.1.2 Teori Mengenai Investasi
Masalah investasi baik penentuan jumlah maupun kesempatan untuk melakukan investasi oleh Keynes didasarkan atas konsep Marginal
Efficiency of Investment MEI yaitu bahwa investasi itu akan dijalankan
oleh seseorang pengusaha bilamana MEI masih lebih tinggi dari pada tingkat bunga interest. Secara garis besar, MEI ini digambarkan sebagai
suatu schedule yang menurun. Schedule ini menggambarkan jumlah investasi yang terlaksana pada setiap tingkat bunga.
Gambar 1 : Marginal Efficiency of Investment
Tingkat Pengembalian
Sumber : Sukirno Sadono, 1995, Pengantar Ekonomi Makro Ekonomi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 112
Sumbu tegak menunjukkan tingkat pengembalian modal dan sumbu datar menunjukkan jumlah investasi yang akan dilakukan. Pada
kurva Marginal Efficiency of Investment MEI ditunjukkan tiga buah titik : A, B dan C menggambarkan bahwa tingkat pengembalian modal
adalah R dan investasi adalah I
. Ini berarti titik A menggambarkan bahwa dalam perekonomian terdapat kegiatan investasi yang akan
menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R atau lebih tinggi,
dan untuk mewujudkan investasi tersebut modal yang diperlukan adalah sebanyak I
. Titik B dan C juga memberikan gambaran yang sama. Titik B menggambarkan wujudnya kesempatan untuk menginvestasi dengan
tingkat pengembalian modal R
1
atau lebih, dan mod al yang diperlukan adalah I
1
. Dan titik C menggambarkan, untuk mewujudkan usaha yang menghasilkan tingkat modal sebanyak atau lebih, diperlukan modal
sebanyak I
2
.
2.2.1.3 Macam – Macam Investasi
Investasi menurut macamnya dibagi menjadi delapan macam yang terkelompok menjadi empat kelompok, sehingga masing-masing
berisi dua. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah bahwa suatu produk barang investasi mungkin sekali memiliki atau menempati lebih
dari satu macam. Di bawah ini uraian pembagian macam-macam investasi :
1. Autonamous Investment
dan Induced Investment Autonomous Investment
Investasi Otonom adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan, misalnya :teknologi,
kebijaksanaan pemerintah, harapan para pengusaha, dan sebagainya. Induced Investment
Investasi Terimbas adalah investasi yang dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Tingkat pendapatan mempengaruhi
tingkat investasi terimbas dalam hubungan searah atau positif.
Gambar 2. Fungsi Investasi Otonom dan Investasi Terimbas
Pendapatan Pendapatan
Investasi Investasi
I
Sumber : Rosyidi, Suherman, 1996, Pengantar Teori Ekonomi , Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal 170.
2. Publik Investment
dan Private Investment Public Investment
adalah investasi yang digunakan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tingkat satu, tingkat dua,
kecamatan, maupun desa. Sedangkan Private Investment adalah kebalikannya yaitu investasi yang dilakukan oleh swasta.
3. Domestic Investment
dan Foreign Investment Domestic Investment
adalah penanaman modal dalam negeri sedangkan Foreign Investment
adalah penanaman modal asing. Sebuah Negara yang memiliki banyak sekali factor produksi alam Natural Resources dan
sumber daya manusia namun tidak memiliki cukup modal Capital
sebagai factor produksi sumber-sumber di dalam Negeri yang belum termanfaatkan sepenuhnya bias digali sehingga tidak mubazir.
4. Groos Investment
dan Net Investment Gross
Investment adalah total seluruh investasi yang diadakan atau dilaksanakan pada suatu ketika, dengan kata lain bahwa seluruh investasi
yang dilakukan di suatu Negara atau di daerah pada periode tertentu. Sedangkan Net Investment adalah selisih antara Investasi Bruto dengan
penyusutan. Rosyidi, 1996 : 168 – 173 2.2.1.4. Pengertian Penanaman Modal Asing
Penanaman Modal Asing adalah investasi yang dilaksanakan oleh pemilik modal asing di dalam negeri kita untuk mendapatkan keuntungan
dari usaha yang dilaksanakan itu. Suparmoko, 1992 : 294.
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing PMA pada Pasal 1 menyebutkan bahwa pengertian
Penanaman Modal Asing di dalam undang-undang ini hanyalah meliputi Penanaman Modal Asing secara langsung yang dilakukan menurut atau
berdasarkan ketentuan-ketentuan undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dalam arti bahwa pemilik
modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman terebut.
Anoraga, 1995 : 48.
Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing PMA pada pasal 2, pengertian Penanaman Modal Asing
adalah : a. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari
kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.
b. Alat-alat untuk pembayaran, termasuk penemuan-penemuan baru milik orang asing dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar ke
dalam wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia.
c. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasar Undang-undang ini diperkenankan di transfer tapi dipergunakan untuk membiayai
perusahaan di Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa investasi adalah pengeluaran atau
perbelanjaan yang dilakukan pemilik modal asing di dalam negeri untuk membeli barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang dan jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Dalam prakteknya, yang digolongkan sebagai investasi atau pembentukan modal atau penanaman modal meliputi pengeluaran atau
perbelanjaan sebagai berikut :
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan
peralatan produksi lainnya. b. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, kantor, pabrik
dan lain-lainnya. c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan
mentah dan barang yang masih dalam proses produksi. Sukirno, 1995 : 107.
2.2.1.5. Keputusan untuk Menanamkan Modal