2.2.2.5. Sistem Kurs Mengambang
Karakteristik dalam sistem kurs mengambang yaitu kurs yang berfluktuasi dengan bebas sebagai reaksi terhadap perubahan permintaan
dan penawaran valuta asing. Penyesuaian neraca pembayaran terutama melalui perubahan kurs dan tingkat bunga dan tidak adanya Cadangan
Internasional Emas dan Valuta Asing. Sistem kurs mengambang tercipta pada tahun 1973. Sistem kurs ini merupakan sistem kurs yang paling
tidak rumit dan amat sesuai dengan model persaingan kompetitif di mana terdapat campur tangan pemerintah untuk mendukung kurs dan kurs
bebas bereaksi terhadap perubahan kondisi pasar dan juga faktor-faktor yang mendasari permintaan dan penawaran valuta asing. Implikasi adalah
bahwa sistem kurs mengambang akan lebih berfluktuasi daripada sistem
kurs tetap. Jamli, 1993 : 209. 2.2.2.6. Sistem Kurs Mengambang Terkendali
Sistem mengambang terkendali Managed floating system adalah suatu sistem dimana penguasa moneter campur tangan dalam pasar mata
uang asing untuk memperlunak fluktuasi jangka pendek, tanpa
mempengaruhi arah jangka panjang dalam nilai tukar Salvatore, 1994 : 238.
Sistem kurs yang dianut mayoritas negara dl dunia sekarang ini adalah sistem kurs yang terletak diantara sistem kurs tetap dan sistem
kurs mengambang bebas. Disamping itu kurs sistem ini juga mirip dengan sistem kurs tetap. Pemerintah melakukan intervensi agar tidak
berfluktuasi dengan tajam. Sistem kurs ini dikenal dengan sistem kurs
mengambang terkendali Dirty atau Managed Floating Exchange Rate System
.
Madura, 1986 : 111-112. Gambar 4: Sistem Kurs Mengambang Terkendali
Harga Dollar A. S. So dalam Rupiah
1 US = Rp.10000 1 USS = Rp. 9500
Sumber : Jamli, Ahmad, 1993, dasar - dasar Keuangan Internasional, BPFE, Yogyakarta, hal 211.
Dari gambar 4, menunjukkan dampak potensial kurs Dollar A.S. sehingga mengakibatkan kenaikan impor dari Indonesia, yang
dampaknya menaikkan permintaan rupiah dan menaikkan penawaran pasar Dollar A.S. dari S
ke S
1
. Usaha pemerintah untuk menstabilkan kurs akan menggeser kurva permintaan dari D
D
1
S
1
S
2.2.2.7. Teori Purchasing Power Parity