67,85 atau 67,85 sedangkan pada siklus II pertemuan terakhir menjadi 80,57 atau 80,57. Jadi, peningkatan jumlah keseluruhan aspek puisi siswa dari pretes
ke siklus II pertemuan terakhir sebesar 12,72 atau 12,72.
C. Pembahasan
1. Informasi Awal Kemampuan Siswa dalam Menulis Puisi
Berdasarkan data awal yang diperoleh dari tabel 4 halaman 56 kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi belum dilaksanakan secara maksimal,
hal itu dibuktikan dalam hasil wawancara dengan guru lampiran halaman 138 dalam kegiatan menulis puisi belum menemukan strategi yang cocok untuk
membantu siswa mempermudah menemukan ide dan mengembangkannya menjadi sebuah puisi. Dalam pembelajaran menulis puisi, guru biasanya hanya
menyuruh siswa langsung menuliskan sebuah puisi dengan tema yang telah ditentukan oleh guru tanpa menggunakan sarana pendukung yang dapat
membantu proses penulisan puisi pada siswa. Akibat dari cara pembelajaran yang seperti itu membuat hasil karya puisi siswa menjadi kurang maksimal.
Pada tabel 4 halaman 56 diperoleh data tentang kemampuan awal siswa dalam menulis puisi. Jumlah rata-rata hitung 67,85 atau 67,85. Dari hasil pretes
ini dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Wates ini masih kurang. Skor rata-rata siswa dalam menulis puisi belum
mencapai ketuntasan minimal yakni 75. Melihat keadaan ini, kegiatan praktik menulis puisi di sekolah perlu dilakukan perbaikan. Salah satu hal yang bisa
dilakukan guru adalah dengan pengembangan variasi pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran yang tepat sehingga apresiasi siswa terhadap
sastra dapat semakin meningkat. Dengan penggunaan model pembelajaran Think Talk Write melalui media gambar kejadian alam ini, kualitas pembelajaran
menulis puisi dapat meningkat.
2. Pelaksanaan Tindakan Kelas Menulis Puisi dengan Menggunakan Model
Think Talk Write Melalui Media Gambar Kejadian Alam dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Think Talk Write berbantuan media gambar kejadian alam yang telah dilaksanakan dalam dua
siklus, memfokuskan pada bentuk kegiatan menulis puisi. Untuk memperoleh hasil yang maksimal, guru harus selalu memperhatikan seluruh siswa dalam
pratik menulis puisi dengan menggunakan model Think Talk Write berbantuan media gambar kejadian alam. Mulai dari kegiatan mengamati gambar yang telah
dibagian, berdiskusi menemukan apa saja yang ada di dalam gambar, hingga mengembangkan kata-kata yang telah mereka dapatkan dari hasil pengamatan
gambar menjadi sebuah puisi. Gambar yang dibagikan kepada siswa bertujuan untuk membantu siswa dalam proses penyusunan kata-kata dalam membuat
sebuah puisi menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Setelah mengamati gambar yang ada, siswa berdiskusi dan menulis apa saja yang mereka amati dari
gambar tersebut, kemudian siswa diminta untuk mengembangkannya menjadi sebuah puisi. Adapun penjelasan secara lebih rinci yang akan dijabarkan dalam
keberhasilan proses dan keberhasilan produk berikut ini.
a. Keberhasilan Proses
1 Keberhasilan Proses Siklus I
Pada saat siswa melakukan praktik menulis puisi dengan menggunakan model Think Talk Write berbantuan media gambar kejadian alam, mahasiswa
peneliti dan kolaborator mengamati dan mengevaluasi jalannya perlakuan tindakan di dalam kelas. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dan
pengevaluasian ini dapat dilihat dari aktivitas siswa saat mengikuti pelajaran. Dalam pertemuan I, siklus I, guru memulai dengan bertanya jawab dengan siswa
tentang puisi dan unsur-unsur pembangunnya. Awalnya, banyak siswa yang kurang tertarik dengan kegiatan menulis puisi. Hal itu terbukti dalam cuplikan
catatan lapangan pada siklus I pertemuan I sebagai berikut.
Akan tetapi, saat guru menjelaskan bahwa pembelajaran menulis puisi ini menggunakan model pembelajaran Think Talk Write berbantuan media gambar
kejadian alam, maka siswa terlihat lebih memperhatikan dan antusias dalam belajar.
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengawali proses pembelajaran. Guru mengulas kembali materi puisi yang telah disampaikan pada
pertemuan sebelumnya. Siswa-siswa di kelas terlihat kurang antusias dalam mengikuti pelajaran menulis puisi ini. Banyak siswa yang berbincang dengan
temannya.
CL 1 PT 4 Mei 2016
Selanjutnya, guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh para siswa. Saat guru mengatakan pembelajaran menulis puisi akan dilakukan
dengan model Think Talk Write barulah mereka tenang dan antusias dalam mendengarkan penjelasan guru.
CL 1 PT 4 Mei 2016
Sebelum melaksanakan kegiatan menulis puisi, guru menjelaskan langkah- langkah yang harus dilakukan siswa saat menulis puisi. Siswa semakin aktif
bertanya mengenai apa yang sedang mereka kerjakan dan saling bertukar jawaban dengan siswa lain. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk mencoba
menggunakan model Think Talk Write berbantuan media gambar kejadian alam dalam proses pembelajaran menulis puisi dengan meminta siswa untuk
mengamati gambar Think dan berdiskusi untuk menemukan apa saja yang berhasil mereka temukan di dalam gambar tersebut Talk.
Gambar 2. Kegiatan siswa saat berdiskusi dan mengamati gambar
Pada pertemuan ke II siklus I, guru meminta siswa menulis puisi dengan bantuan ide yang telah mereka tulis pada pertemuan sebelumnya Write. Setelah
itu, beberapa siswa diminta untuk membacakan hasil karya menulis puisi yang telah mereka dapatkan dari pembelajaran menggunakan model Think Talk Write
berbantuan media gambar kejadian alam untuk mengisi sisa waktu sebelum jam pelajaran berakhir. Hal ini dapat dilihat dari catatan lapangan siklus I pertemuan
ke dua Selasa, 17 Mei 2016, saat pembelajaran berlangsung sebagai berikut.
Gambar 3. Siswa membacakan hasil puisinya
Dari hasil catatan lapangan tersebut dapat diketahui bahwa siswa lebih memperhatikan pelajaran dan aktif dalam bertanya jawab selama proses
pembelajaran. Siswa juga aktif mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan menggunakan model Think Talk Write berbantuan media gambar kejadian alam.
Hal ini disebabkan sebelumnya siswa belum pernah menggunakan model Think Talk Write berbantuan media gambar kejadian alam dalam pratik menulis puisi.
Berdasarkan data angket pratindakan yang menyatakan bahwa saya mengetahui model Think Talk Write berbantuan media gambar kejadian alam sebelumnya,
tidak ada siswa yang menyatakan ya, 28 menyatakan tidak, dan tidak ada siswa
Guru kembali menjelaskan tahap-tahap dalam menulis puisi menggunakan model Think Talk Write melalui media gambar kejadian alam. Tampak lebih dari setengah siswa ikut
menjawab langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam menulis puisi menggunakan model Think Talk Write melalui media gambar kejadian alam. Siswa sangat bersemangat
dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
Siswa diminta untuk mengembangkan ide yang telah mereka dapatkan menjadi sebuah puisi. Siswa terlihat semakin bersemangat dalam menulis puisi dengan menggunakan
model Think Talk Write melalui media gambar kejadian alam. Siswa diberi waktu hingga 15 menit sebelum bel berbunyi. Setelah semuanya selesai, guru meminta beberapa siswa untuk
membacakan hasil karya puisinya di depan kelas. Selanjutnya, guru meminta siswa mengumpulkan hasil karyanya.
CL 1, ke 2 PT 17 Mei 2016