52 pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak
usia dini meliputi:
1. Kompetensi pedagogik, yaitu menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual serta menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
2. Kompetensi kepribadian, yaitu bertindak sesuai dengan norma agama,
hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. 3.
Kompetensi profesional, yaitu bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras,
kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 4.
Kompetensi sosial, yaitu menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
Pendidik meliputi pendidik pada TKRA, SDMI, SMPMTs, SMAMA, SDLBSMPLBSMALB, SMKMAK, satuan pendidikan Paket A, Paket B dan
Paket C, dan pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan. Tenaga Kependidikan meliputi kepala sekolahmadrasah, pengawas satuan pendidikan,
tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan.
2.9 Kesejahteraan Sosial
Secara harafiah, kesejahteraan sosial dapat mengandung arti luas yang mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu hal
yang menjadi ciri utama istilah tersebut. Ilmu kesejahteraan sosial dapat didefenisikan sebagai sekelompok pengetahuan yang teratur yang membahas
53 suatu sasaran tertentu gejala-gejala sosial untuk memperoleh keterangan dan
atau arahan yang mengandung kebenaran. Adapun sasaran ilmu kesejahteraan sosial meliputi:
1. Kondisi kesejahteraan individu,kelompok, dan komunitas 2. Aktivitas kesejahteraan
3. Fakta kesejahteraan 4. Kebutuhan pelayanan sosial
5. Institusiorganisasi pelayanan 6. Negara kesejahteraan Effendy,2007:4
Namun, Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil,
kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman
lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap arga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri,
keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak azazi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.
Usaha Kesejahteraan Sosial memberikan sumbangan untuk mewujudkan kesejahteraan fisik, mental dan sosial setiap warga dari segala lapisan. Dari
berbagai ragam batasan tentang kesejahteraan sosial diatas pada intinya ada yang memandang sebagai suatu program atau tindakan dan ada yang memandang
sebagai kondisi. Namun secara garis besar, kesejahteraan sosial merupakan suatu tatanan dimana masyarakat berada pada tingkatan yang ideal, artinya kebutuhan
masyarakat seperti sandang, pangan, papan, psikologis, biologis, jaminan rasa
54 aman, tenang, tentram dapat terpenuhi sesuai dengan nilai dan kaidah yang
berlaku. Effendy,2007:120
2.10 Hipotesis
Secara etimologis istilah hipotesis berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari dua kata yaitu hipo yang berarti sementara dan these yang berarti pernyataan.
Secara sederhana hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan sementara. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara yang menyatakan hubungan anatara
dua atau lebih variabel. Hipotesis harus dirumuskan dalam bentuk kalimat
penyataan Siagian,2011: 147.
Adapun hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Ha: Terdapat hubungan program pemberdayaan komunitas adat terpencil dengan
pemenuhan hak pendidikan dasar anak di desa Meranti Barat Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir
Ho: Tidak terdapat hubungan program pemberdayaan komunitas adat terpencil dengan pemenuhan hak pendidikan dasar anak di desa Meranti Barat
Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir.
2.11 Kerangka Pemikiran