Kondisi Hidrologis Teknik Analisis Data

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Kesejahteraan Masyarakat Desa Hutan di Kabupaten Ngawi 5.1.1 Potret Sektor Kehutanan di Kabupaten Ngawi Dari luas wilayah administrasi Kabupaten Ngawi 129.598,89 ha, sebanyak 45.177 ha merupakan kawasan hutan Negara. Hal ini berarti 35 dari total luas wilayah Kabupaten Ngawi merupakan kawasan hutan Negara, yang tersebar di tiga wilayah pengelolaan Perhutani yaitu KPH Ngawi seluas 34.832,6 ha, KPH Saradan seluas 5.036 ha, dan KPH Lawu Ds seluas 5.308,4 ha Statistik Perum Perhutani 2011. Kawasan hutan Negara di Kabupaten Ngawi terbagi dalam dua Kelas Perusahaan KP yaitu KP Jati yang terletak di wilayah KPH Ngawi dan KPH Saradan, dan KP Pinus yang terletak di wilayah KPH Lawu Ds. Selain didominasi jenis tanaman jati dan tanaman pinus, di tiap-tiap KPH juga terdapat jenis-jenis lain seperti sono, mahoni, akasia, gmelina dan beberapa jenis lain meskipun jumlahnya tidak banyak. Pengelolaan hutan di Kabupaten Ngawi sebagaimana hutan jati di Jawa sudah berjalan dalam waktu yang sangat lama. Sejak jaman pemerintahan Kolonial Belanda, Kabupaten Ngawi telah terkenal dengan produksi kayu jatinya yang melimpah dan bermutu tinggi. Letaknya yang strategis di sepanjang Bengawan Solo, membuat akses dari wilayah hutan Ngawi untuk mengangkut kayu ke pelabuhan Gresik cukup mudah. Dengan potensi hutannya yang melimpah, daerah hutan Ngawi termasuk salah satu daerah hutan jati terbesar di Jawa Timur bersama daerah hutan Saradan, Madiun dan Bojonegoro. Seiring dengan perkembangan waktu, dan semakin kompleksnya permasalahan sosial ekonomi masyarakat, potensi sumberdaya hutan di Kabupaten Ngawi juga semakin turun. Sebagai gambaran untuk mengetahui tingginya tingkat kerusakan hutan di Kabupaten Ngawi, pada Tabel 9 ditampilkan data struktur kelas hutan KPH Ngawi mulai dari jangka Rencana Pengelolaan Kelestarian Hutan RPKH tahun 1979 -1988 sampai dengan tahun 2004-2008. Tabel 9 Kondisi struktur kelas hutan KPH Ngawi Jangka RPKH tahun 1979- 1988 sampai Jangka RPKH tahun 2004- 2008. Sumber: RPKH KPH Ngawi, 1979 – 2008 Keterangan : KU : Kelas Umur dalam tiap 10 tahun MT : Masak Tebang Siap ditebang MR : Miskin Riap pertumbuhan dimensi pohon sampai masak tebang LTJL : Lapangan Tebang Habis Jangka Lampau TJBK : Tanaman Jati Bertumbuhan Kurang Untuk lebih memberikan gambaran mengenai sebaran kondisi struktur Kelas Hutan di KPH Ngawi di atas, data-data tersebut disajikan dalam Gambar 9. No. Kelas Hutan Jangka RPKH 1979 - 1988 1989 - 1998 1999 - 2003 2004 - 2008 A PRODUKTIF ha ha ha Ha 1. KU I 14.941,5 5.800,9 4.874,7 5.393,8 2. KU II 6.483,2 10.562,3 4.712,4 4.557,1 3. KU III 4.005,0 5.359,2 8.084,9 5.630,9 4. KU IV 1.792,4 3.331,5 3.581,5 2.311,8 5. KU V 900,0 1.324,6 1.999,1 1.318,0 6. KU VI 1.328,3 891,8 1.044,2 596,5 7. KU VII 865,5 1272,0 741,2 571,9 8. KU VIII 180,0 813,9 836,9 385,0 9. KU IX 307,0 3,2 14,6 10. KU X 19,4 38,3 11. KU XI 7,5 12. MT 211,5 4,0 13. MR 5.152,6 2.789.8 1.236,6 1483,0 Jumlah 35.860,0 32.453,0 27.138,4 22.312,6 B TIDAK PRODUKTIF 1. LTJL 190,3 153,3 466,0 408,4 2. Tanah Kosong TK 1.314,7 2.058,7 2.658,9 7.650,2 3. TJBK 1.026,7 764,4 3.321,3 4.421,8 4. Tanaman Kayu Lain 431,0 270,5 3.488,3 3.231,4 Jumlah 2.962,7 3.246,9 9.934,5 15.711,8