Perumusan Masalah Analisis Kelembagaan dan Arahan Pengembangan Pengelolaan Hutan di Kabupaten Ngawi

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Wilayah Pengembangan wilayah dapat diartikan sebagai suatu bentuk intervensi positif yang mendukung pembangunan di suatu wilayah Rustiadi et al., 20ll. Lebih lanjut, hal tersebut mengindikasikan diperlukannya strategi-strategi yang efektif untuk percepatan pembangunan dalam makna yang lebih humanis, yaitu memanusiakan manusia. Di samping strategi-strategi untuk wilayah yang tengah berkembang, strategi pengembangan wilayah-wilayah baik di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa menjadi sangat penting. Kebijakan pembangunan selalu dihadapkan pada pilihan pendekatan pembangunan yang terbaik. Secara teoritis strategi pengembangan wilayah baru dapat digolongkan dalam dua kategori strategi, yaitu demand side strategy dan supply side strategy. 2.1.1 Demand Side Strategy Demand side strategy adalah suatu strategi pengembangan wilayah yang diupayakan melalui peningkatan barang-barang dan jasa-jasa dari masyarakat setempat melalui kegiatan produksi lokal. Tujuan pengembangan wilayah secara umum adalah meningkatkan taraf hidup penduduk atau masyarakat. Di dalam pendekatan demand side strategy, tujuan pengembangan wilayah dilakukan dengan berbagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup penduduk di suatu wilayah. Peningkatan taraf hidup penduduk diharapkan akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang non pertanian. Adanya peningkatan permintaan tersebut akan meningkatkan perkembangan sektor industri dan jasa- jasa yang akan lebih mendorong pekembangan wilayah tersebut. Contoh dari demand side strategy adalah program transmigrasi yang secara teori peningkatan taraf bidup masyarakat transmigran melalui beberapa tahap dari tahap sub-subsisten, subsisten, marketable surplus, industri pertanian, industri non pertanian, industri perdesaan Rustiadi et al., 2011. Konsekuensi dari pendekatan strategi demand side adalah membutuhkan waktu yang lama karena berhubungan dengan transformasi teknologi, transformasi strukur kelembagaan, dan yang paling penting proses ini membutuhkan evolusi perombakan cara berpikir. Sedangkan keunggulan dari strategi ini umumnya berjalan stabil dan tidak mudah terpengaruh oleh perubahan di luar wilayah. Stabilitas ini berkaitan dengan perubahan-perubahan struktur kelembagaan yang mantap.

2.1.2. Supply Side Strategy

Supply Side Strategy adalah suatu strategi pengembangan wilayah yang terutama diupayakan melalui investasi modal untuk kegiatan-kegiatan produksi yang berorientasi keluar. Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk meningkatkan pasokan dari komoditi yang pada umumnya diproses dari sumberdaya alam lokal. Kegiatan produksi terutama ditujukan untuk ekspor yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan lokal. Selanjutnya ini akan menarik kegiatan lain untuk datang ke wilayah tersebut. Contoh dari strategi ini adalah strategi pengembangan eksploitasi sumberdaya alam melalui penambangan, pembalakan, kegiatan teknis kehutanan dan lain-lain. Keunggulan dari strategi ini adalah prosesnya cepat sehingga efek yang ditimbulkan cepat terlihat. Beberapa permasalahan yang sering muncul dari digunakanya strategi ini adalah : pertama, timbulnya enclave karena keterbatasan kapasitas pengetahuan, keahlian, dan kompetensi penduduk lokal sehingga seringkali hanya masyarakat tertentu dengan jumlah yang terbatas atau pendatang dari luar kawasan saja yang menikmatinya. Kedua, sangat peka terhadap perubahan-perubahan ekonomi di luar wilayah faktor eksternal. 2.1.3 Pembangunan Kehutanan Subsistem dari Pembangunan Wilayah Pembangunan kehutanan merupakan bagian dari pembangunan nasional dan merupakan subsistem dari pembangunan wilayah dengan tujuan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat desa hutan Sutopo, 2005. Oleh karena itu pembangunan kehutanan harus menempatkan masyarakat sebagai subjek sekaligus objek dalam pembangunan kehutanan karena baik pemerintah maupun rakyat mempunyai persamaan hak dan kewajiban dalam memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pada hakekatnya, pembangunan harus mencenninkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan tanpa mengabaikan keragaman kebuthan dsar dan keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba lebih baik secara material maupun spiritual Rustiadi et al.,2011. Tujuan dari pengembangan wilayah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang melalui proses: 1 Peningkatan laju pertumbuhan wilayah, 2 Pemerataan pembangunan dan meminimalisir kesenjangan wilayah, golongan masyarakat dan sektor pembangunan, 3 Pengembangan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan Sutopo, 2005. Berdasarkan uraian di atas, pembangunan sektor kehutanan dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan berbasis sumberdaya hutan dalam kesatuan ruang tertentu dengan keterlibatan pihak-pihak yang saling berinteraksi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat desa hutan di masa sekarang dan masa yang akan datang. 2.2 Pengelolaan Hutan Lestari Secara tradisional, kehutanan atau pengelolaan didefinisikan sebagai aplikasi teknis pengusahaan hutan dan prinsip-prinsip teknik kehutanan untuk mengoperasikan sifat-sifat hutan Davis, 1966 dalam Simon, 2006. Definisi tersebut menggambarkan proses yang terdapat dalam pengelolaan hutan yang