11 kawasan perindustrian, RTH kawasan permukiman, RTH kawasan pertanian,
RTH kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, hankam, olag raga, alamiah. Ruang terbuka hijau berdasarkan status kepemilikannya diklasifikasikan menjadi
RTH publik dan RTH privat atau non publik. Ruang terbuka hijau publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan publik atau lahan yang dimiliki oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Ruang terbuka hijau privat adalah RTH yang berlokasi pada lahan-lahan milik privat Departemen Pekerjaan Umum,
2005.
2.3.2 Fungsi dan Manfaat RTH
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 Ruang terbuka hijau kota mempunyai fungsi:
a Sebagai areal perlindungan berlangsungnya fungsi ekosistem dan
penyangga kehidupan. b
Sebagai sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan kehidupan lingkungan.
c Sebagai sarana rekreasi.
d Sebagai pengaman lingkungan hidup perkotaan terhadap berbagai
macam pencemaran baik di darat, perairan maupun udara. e
Sebagai sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan.
f Sebagai sarana perlindungan plasma nutfah.
g Sebagai sarana untuk mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro.
h Sebagai pengatur tata air.
12 Manfaat yang dapat diperoleh dari ruang terbuka hijau kota berdasarkan
Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 antara lain: a
Memberikan kesegaran, kenyamanan dan keindahan lingkungan; b
Memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota; c
Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga dan buah. Ruang terbuka hijau memiliki fungsi utama intrinsik meliputi fungsi
ekologis, dan fungsi tambahan ekstrinsik meliputi fungsi arsitektural, sosial, dan fungsi ekonomi. Ruang terbuka hijau juga berfungsi ekologis seperti RTH untuk
perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring habitat kehidupan liar. Ruang terbuka hijau untuk fungsi-fungsi lainnya
sosial, ekonomi, arsitektural merupakan RTH pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut, sehingga dapat berlokasi dan
berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, seperti untuk keindahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota Departemen Pekerjaan Umum, 2005.
Ruang terbuka hijau berdasarkan manfaatnya dibagi atas dua hal. Ruang terbuka hijau yang memiliki manfaat langsung dalam pengertian cepat dan
bersifat tangible seperti mendapatkan bahan-bahan untuk dijual kayu, daun, bunga dan kenyamanan fisik teduh, segar. Ruang terbuka hijau dengan manfaat
tidak langsung berjangka panjang dan bersifat intangible seperti perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati Departemen Pekerjaan
Umum, 2005.
2.3.3 Pola dan Struktur Fungsional RTH