BAB V. HASIL PENELITIAN
5.1. Model Estimasi
Model estimasi dibedakan menurut daerah perkotaan dan pedesaan. Pembedaan tersebut terjadi disamping karena berdasarkan konsep BPS ketersediaan
fasilitas dan akses, juga secara statistik rata-rata pengeluaran kedua wilayah memang signifikan berbeda jauh yang ditunjukkan oleh Hotelling T-Square Generalized
Means Test di bawah, dimana daerah perkotaan memiliki rata-rata dan keragaman
yang sangat tinggi dibandingkan daerah pedesaan.
Tabel 5. Uji Rata-rata Pengeluaran Rumahtangga daerah Perkotaan Pedesaan
Daerah n
Rata-rata Std
deviasi Min Max F
Hitung ProbF
Perkotaan Pedesaan
1.995 1.738
849.714 469.121
1.428.204 361.466
31.140 48.520
4,35e+07 5.651.334
132,6375 0,0000
Sumber : Susenas, data diolah Keterangan : jumlah n model adalah n yang valid, bukan n total diatas
Model LA-AIDS ini di samping dibedakan menurut daerah perkotaan dan pedesaan, juga dibedakan menurut jenjang pendidikan yang ditamatkan oleh kepala
rumahtangga yaitu kepala rumahtangga tamat =SMP menengah ke bawah dan kepala rumahtangga tamat =SMA menengah ke atas. Pembedaan jenjang
pendidikan ini disamping karena fakta bahwa umumnya kepala rumahtangga berpendidikan menengah keatas memiliki tingkat pendapatan yang lebih baik juga
karena umumnya kepala rumahtangga berpendidikan menengah ke bawah berdomisili di pedesaan dan berprofesi di sektor pertanian yang memiliki kontribusi terbesar
terhadap jumlah rumahtangga miskin. Fakta empiris juga memperlihatkan bahwa secara statistik rata-rata pengeluaran antar kelompok tersebut juga berbeda. Hal ini
ditunjukkan oleh Hotelling T-Square Generalized Means Test, sebagai berikut:
Tabel 6. Uji Rata-rata Pengeluaran Rumahtangga Menengah ke Bawah dan Menengah ke Atas daerah Perkotaan Pedesaan
Tingkat Pendidikan n
Rata
2
Std dev Min Max
F Hit ProbF
Perkotaan Menengah ke bawah
Menengah ke atas Pedesaan
Menengah ke bawah Menengah ke atas
993 1.002
1.576 162
618.397 1.078.037
447.811 678.097
673.162 1.871.578
333.108 526.578
31.140 73.625
48.520 163.625
1,23e+07 4,35e+07
5.049.418 5.651.334
53,003 0,000
61,292 0,000
Sumber : Susenas, data diolah Keterangan : jumlah n model adalah n yang valid, bukan n total diatas
Melalui proses justifikasi ada beberapa persyaratan dasar yang harus dimiliki oleh sebuah model permintaan, yaitu symmetry dan homogeneity, sedangkan sifat
fungsi permintaan yang utama yaitu adding up sudah dipenuhi model. Simetri diderivasi dari teori utilitas yang menunjukkan kekonsistenan konsumen dengan
rasionalitas ekonomi dalam mengkonsumsi, sementara homogenitas menunjukkan kelenturan konsumen dalam melakukan pengaturan dan pengaturan ulang anggaran
biaya konsumsi sesuai dengan perubahan anggaran total biaya konsumsi yang dimilikinya.
Jika terjadi ketidakkonsistenan data misalnya secara teori ekonomi belum terjadi maksimisasi utilitas, maka secara teknis sifat restriksi yaitu symmetry dan
homogeneity sulit untuk dipenuhi, dan di samping itu juga sifat restriksi perlu
dilakukan pengujian yang akan menunjukkan efektifitas model yang digunakan Daud, 2006. Hasil uji statistik restriksi yang signifikan menunjukkan model yang
dihasilkan belum memenuhi asumsi restriksi dimaksud. Meskipun demikian model tanpa restriksi menurut Deaton Muellbauer 1980 masih merupakan first order
aproximation terhadap fungsi permintaan. Model yang dihasilkan sudah cukup dapat
memberikan jawaban atas beberapa permasalahan pokok yang ada. Model estimasi juga dibedakan untuk jenjang pendidikan yang ditamatkan oleh kepala rumahtangga,
yang dibedakan menurut pendidikan menengah ke bawah dan menengah ke atas.
Untuk itu uji simetri terhadap model difokuskan kepada model berdasarkan pendidikan menengah ke bawah dan pendidikan menengah ke atas dan juga
dibedakan menurut perkotaan dan pedesaan. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh atau dampak
yang ditimbulkan oleh faktor-faktor yang membedakan pola konsumsi di perkotaan dan di pedesaan. Berdasarkan hal tersebut, maka diharapkan melalui model analisis
yang digunakan akan menjawab bagaimana perilaku rumahtangga sesungguhnya di dalam membelanjakannya pendapatannya. Oleh sebab itulah model yang digunakan
dalam penelitian ini adalah unrestricted model, dan berdasarkan hasil uji simetri terhadap data yang terdiri atas uji simetri antara beberapa komoditi terpilih
menunjukkan bahwa peluang data dari komoditi tersebut saling simetri adalah lebih kecil dari 0,5, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum peluang untuk tidak
simetri lebih besar dari 0,5 atau hasil uji cenderung signifikan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa secara umum nilai elastisitas dari restricted model tidak berbeda
jauh dengan unrestricted model, dan unrestricted model masih dapat dijelaskan secara empiris dan teoritis. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa unrestricted model
relatif masih baik dan dapat digunakan. Dari model juga dapat disimpulkan bahwa prilaku konsumen rumahtangga menengah ke atas kepala rumahtangga
berpendidikan tamat ≥ SMA cenderung kurang rasional dalam membelanjakan
pendapatannya, khususnya jika terjadi kenaikan harga. Sebaliknya prilaku konsumen rumahtangga menengah ke bawah kepala rumahtangga berpendidikan tamat SMA
relatif lebih rasional dalam membelanjakan pendapatannya.
5.2. Analisis Parameter Regresi