5.6 Perencanaan Interpretasi KHDTK Cikampek
5.6.1 Rencana Satuan Interpretasi
5.6.1.1 Lokasi interpretasi
Lokasi interpretasi KHDTK Cikampek didasarkan pada potensi obyek interpretasi dan peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek.
a. Potensi Obyek Interpretasi
Lokasi interpretasi berdasarkan obyek interpretasi yang ada di KHDTK Cikampek dibagi menjadi dua blok. Blok pertama memiliki potensi obyek
interpretasi utama berupa lahan kosong dan bentang alam. Sedangkan obyek interpretasi blok kedua lebih banyak berupa potensi biologi flora dan fauna.
b. Peruntukan pengelolaan
Keseluruhan blok yang terdapat di KHDTK Cikampek dapat dikembangkan menjadi obyek interpretasi karena tidak ada blok tertentu yang
tidak diperbolehkan untuk kegiatan interpretasi. Analisis keberadaan potensi obyek interpretasi dan peruntukan
pengelolaan maka diketahui bahwa lokasi interpretasi KHDTK Cikampek merupakan keseluruhan kawasan dengan membaginya menjadi dua blok blok
pertama dan blok kedua. Blok pertama lebih diarahkan kepada diarahkan pada pengembangan obyek interpretasi yang ada sedangkan blok kedua lebih
perencanaan sarana prasarana karena pengunjung lebih banyak berpusat pada areal ini. Lokasi interpretasi KHDTK Cikampek disajikan pada Gambar 38.
Gambar 38 Peta lokasi interpretasi KHDTK Cikampek.
5.6.1.2 Fasilitas pendukung Interpretasi yang direncanakan
Fasilitas interpretasi yang dibangun merupakan media penyampaian informasi dan pesan-pesan mengenai KHDTK Cikampek dan potensinya kepada
pengunjung. Karenanya perlu dilakukan penambahan dan perbaikan fasilitas
yang mendukung interpretasi dengan disesuaikan pada metode penyampaian interpretasi yang telah direncanakan dan perkembangan aktifitas yang dilakukan
di KHDTK Cikampek yang berbasis pendidikan dan penelitian. Fasilitas pendukung interpretasi yang dapat ditambahkan sesuai dengan
keinginan pengunjung adalah papan petunjuk arah, shelter, peta obyek wisata, pal interpretasi, wisma cinta alam,dan papan nama pohon. Sedangkan fasilitas
tambahan lainnya yang diinginkan oleh pengunjung yaitu toilet, toko cinderamata, lahan parkir dan tempat sampah.
1. Papan informasi dan pal-pal interpretasi
Papan informasi dan pal-pal tersebut terdiri dari papan petunjuk arah, papan nama, papan interpretasi informasi khusus untuk interpretasi dalam
bentuk papan, dan pal-pal interpretasi informsasi khusus untuk interpretasi dalam bentuk pal-pal. Kegunaan papan-papan tersebut untuk mengurangi
jumlah papan petunjuk arah serta memudahkan pengunjung mengikuti suatu jalan setapak. Sementara di KHDTK Cikampek sudah terdapat papan petunjuk
arah untuk menuju kawasan hutan namun untuk menuju jalur interpretasi belum ada sehingga perlu dibuat papan petunjuk arahnya.
Papan petunjuk arah sangat penting terdapat di kawasan karena dapat menunjukkan letak dan arah dari objek interpretasi yang terdapat pada kawasan
tersebut sehingga papan ini harus dibuat dengan menarik dan memenuhi informasi yang diperlukan pengunjung. Desain papan petunjuk arah pada
Gambar 39 terbuat dari material kayu sehingga ramah lingkungan dan tidak menghabiskan banyak biaya serta cukup jelas untuk menunjukkan letak objek
interpretasi di dalam kawasan. Papan petunjuk arah diletakkan di jalan menuju KHDTK Cikampek, jalur interpretasi, dan persimpangan jalan.
Gambar 39 Desain papan petunjuk arah. Papan kawasan KHDTK Cikampek sudah ada namun beberapa papan
sudah rusak dan buram sehingga informasi yang akan disampaikan kepada pengunjung tidak sampai. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan papan
kawasan dan penggantian beberapa papan yang tidak jelas menjadi papan kawasan yang lebih menarik dan lebih awet dibandingkan sebelumnya. Desain
papan pada Gambar 40 terbuat dari bahan logam sehingga lebih tahan terhadap perubahan cuaca, lebih awet dan tahan lama. Pada papan kawasan tersebut
diletakkan di batas pinggir kawasan.
Gambar 40 Desain papan kawasan KHDTK Cikampek. Papan nama pohon di KHDTK Cikampek kondisinya sangat perlu
perbaikan sehingga perlu diperbaharui kembali.Keberadaanpapan nama pohon sangat penting karena mengingat fungsi kawasan sebagai areal penelitian dan
hutan tanaman. Sedangkan papan interpretasi yang terdapat di KHDTK Cikampek hanya berupa papan pembatas kawasan, papan larangan untuk
berburu satwa liar dan flora, sedangkan belum terdapat papan obyek interpretasi yang terdapat di kawasan.
Papan obyek interpretasi berisi gambar-gambar dan informasi singkat mengenai potensi tumbuhan maupun satwa liar dan potensi kawasan lainnya.
Papan ini dibuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca dan ramah lingkungan. Bahan yang dapat digunakan dalam membuat papan interpretasi ini antara lain
kayu dan bambu. Papan obyek interpretasi diletakkan di depan obyek interpretasi, jalur interpretasi, dan visitor centre. Salah satu contoh bentuk papan
interpretasi yang dapat dipasang untuk menunjukkan peta obyek interpretasi didalam kawasan disajikan pada Gambar 41.
Gambar 41 Desain papan objek interpretasi. Pal-pal interpretasi berupa pal HM yang dipasang di sepanjang jalur
interpretasi. Keberadaan pal-pal interpretasi ini untuk menandai titik-titik objek interpretasi yang terdapat disepanjang jalur tersebut. Pal interpretasi biasanya
berupa pal batas yang diberi warna tertentu dan bertuliskan “HM”. Selain itu
dapat berupa tumpukan batu atau bahan-bahan lain yang awet dan ramah lingkungan dan cukup jelas untuk digunakan sebagai simbol
“HM” pada jalur tersebut. Contoh desain pal HM disajikan pada Gambar 42.
Gambar 42 Desain pal HM.
2. Wisma cinta alam pusat interpretasi pengunjung
KHDTK Cikampek telah memiliki sebuah bangunan visitor centre namun masih belum diberdayakan. Selain itu kondisinya cukup memperihatinkan
dengan banyak coretan pada bagian dinding. Sehingga untuk perencanaanya perlu diisi dengan menyajikan materi mengenai berbagai kondisi dan segala
sesuatu kegiatan interpretasi. Materi yang perlu disajikan dalam visitor center adalah peta kawasan KHDTK Cikampek, sejarah kawasan, buku mengenai
potensi flora dan fauna, peta jalur interpretasi, panil foto-foto atau gambar- gambar kegiatan, dokumentasi kebudayaan masyarakat Cikampek, informasi
bahaya yang terjadi jika tidak mematuhi peraturan selama berada di KHDTK Cikampek, peralatan audio visual sound system, slide, proyektor, kamera, dan
lainnya, brosur, leaflet atau buku panduan kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek, cinderamata dan makanan khas Cikampek.
3. Shelter
KHDTK Cikampek belum memiliki shelter padahal berdasarkan wawancara banyak pengunjung yang menginginkan adanya shelter. Shelter
berfungsi sebagai tempat berisitirahat dan bersantai bagi pengunjung. Shelter yang akan dibangun hendaknya berasal dari bahan yang ramah lingkungan,
tahan terhadap berbagai cuaca dan tahan lama sehingga dapat menghemat biaya perbaikan. Shelter diletakkan di dekat visitor centre, areal outbond, areal
berkumpul, didalam jalur interpretasi. Berikut salah satu contoh desain shelter disajikan pada Gambar 43.
Gambar 43 Desain shelter.
Sarana prasarana yang akan direncakan di KHDTK Cikampek beserta penempatannya dapat disajikan pada Gambar 44. Penempatan sarana prasarana
tersebut berdasarkan fungsi, letak obyek interpretasi dan kondisi lahan di KHDTK Cikampek.
Gambar 44 Peta perencanaan sarana prasarana KHDTK Cikampek.
5.6.1.3 Jalur interpretasi KHDTK Cikampek
Jalur interpretasi merupakan jalur yang sudah siap digunakan pengunjung, lengkap dengan obyek-obyek interpretasinya. Jalur interpretasi dapat
direncanakan sesuai dengan obyek interpretasi dan peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek. Berdasarkan kedua hal tersebut maka dapat direncanakan
dua jalur interpretasi yang dapat dikembangkan dan dinikmati oleh pengunjung kawasan. Kedua jalur tersebut adalah jalur Stasiun Klimatologi-Areal
Berkumpul dan jalur Persemaian-Areal bermain terlihat pada Gambar 45.
Gambar 45 Peta jalur interpretasi KHDTK Cikampek. Pada peta tersebut terlihat bahwa pada blok pertama terdapat jalur Stasiun
Klimatologi-Areal Berkumpul dan obyek interpretasi. Obyek interpretasinya
menyebar dari bagian hutan tanaman sampai kepada areal penelitian RPI Pengelolaan hutan tanaman. Bahkan salah satu areal pengelolaan hutan tanaman
tersebut menjadi potensi obyek interpretasi yang menarik. Obyek tersebut adalah areal penanaman ganitri, stasiun klimatologi, areal penanaman nyawai, goa
Kembang, aneka pepohonan, fauna, areal kosong tempat outbond, bekas sumur sinetron nyi pellet dan areal berkumpul. Jalur ini cocok untuk dikembangkan
sebagai jalur interpretasi karena memenuhi persyaratan berdasarkan keberadaan obyek interpretasi didalamnya dan peruntukan pengelolaan KHDTK Cikampek.
Pada peta tersebut juga terlihat bahwa pada blokkedua terdapat beberapa obyek interpretasi yang cukup menarik, sehingga dapat dibuat sebuah jalur
interpretasi yang menggabungkan keseluruhan potensi ketiga blok tersebut. Potensi obyek interpretasinya antara lain persemaian, areal kosong, areal
penangkapan kupu-kupu, 9 jenis pohon, 3 jenis reptil, 1 jenis mamalia dan 4 jenis burung. Keseluruhan potensi obyek interpretasi, jalur interpretasi dan
sarana prasarana di KHDTK Cikampek dapat disusun sebuah rancangan perencanaan interpretasi KHDTK Cikampek seperti pada Gambar 46 berikut ini:
Gambar 46 Peta perencanaan interpretasi KHDTK Cikampek.
5.6.2 Rencana kegiatan
Rencana kegiatan interpretasi untuk KHDTK Cikampek dapat dilaksanakan namun untuk kegiatan khusus, dalam hal ini pendidikan dan penelitian. Kegiatan
wisata yang dapat dilakukan hanya merupakan wisata terbatas yang berbasis pendidikan dan penelitian. Kegiatan interpretasi yang dilakukan diharapkan akan
membantu pengunjung agar kunjungannya lebih menyenangkan serta akan menambah pengetahuan, membantu pengelola dalam menjaga kawasan supaya
tetap lestari. Tema dari kegiatan interpretasi di KHDTK Cikampek adalah “Merasakan Pesona Kesejukan Hutan berpadu dengan Keunikan Budaya
Cikampek ”. Tema ini diambil berdasarkan potensi sumberdaya fisik, biologi dan
budaya Cikampek yang menarik untuk dikembangkan menjadi kegiatan interpretasi. Berdasarkan tema tersebut maka kegiatan yang direncanakan
adalah: a.
Melakukan kegiatan interpretasi berbagai jenis pohon KHDTK Cikampek Jenis pohon yang ditemukan di KHDTK Cikampek terdiri dari 26 famili.
Pohon yang terdapat di KHDTK Cikampek terdiri dari jenis Dipterocarpaceae dan Non-Dipterocarpaceae. Pohon tersebut merupakan jenis pohon asli
Indonesia dan eksotic. Pohon exotic berjumlah 27 jenis, beberapa diantaranya adalah Acacia catechu berasal dari India, Alstonia congensis berasal dari Afrika,
Cecropia peltata berasal dari Amerika, Trachylobium verrucosum berasal dari Hawai, Sterculia foetida berasal dari Honduras, Piptadenia peregrine berasal
dari Brazilia, Lagerstroemia loudoni berasal dari Thailand, Dalbergia fusca berasal dari Vietnam, Acacia confuse berasal dari Formosa. Keseluruhan potensi
tersebut sangat menarik bagi pengunjung karena dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai berbagai jenis pohon di KHDTK Cikampek.
b. Mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan obat yang berpotensi menjadi
bahan pembuatan obat. KHDTK Cikampek memiliki beberapa jenis tumbuhan yang berpotensi
untuk mengobati suatu penyakit tertentu. Bahkan beberapa masyarakat sekitar masih memanfaatkan tumbuhan tersebut sebagai bahan dasar pembuatan obat
tertentu. Kegiatan mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan obat beserta