Penentuan Titik Optimum Faktor

df F hit F tabel Regression 9 0.39 4.77 Error 5

5.8. Penentuan Titik Optimum Faktor

Penentuan titik optimum faktor dilakukan dengan pendekatan matriks. Input dari matriks pertama adalah persamaan dari model orde kedua, sedangkan input dari matriks kedua adalah hasil percobaan dari perlakuan yang diberikan pada desain model orde kedua. Persamaan model orde kedua yang diperoleh yaitu: Y = 75.166 – 3.475x 1 – 4.292x 2 – 3.475x 3 + 2.15x 1 2 + 8.291x 2 2 + 1.902x 3 2 – 26.25x 1 x 3 Dari persamaan yang diperoleh maka koefisien masing-masing variabel diubah ke dalam bentuk matriks. Pembentukan matriks dan penentuan titik optimum dicari dengan cara perkalian dan invers matriks yang prinsip pengerjaannya telah dijelaskan pada perhitungan sebelumnya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada cara dibawah: b 1 + 2b 11 x 1 + b 12 x 2 + b 13 x 3 = 0 -3.475 + 2 2.150 x 1 – 26.250 x 3 = 0 2 2.150 x 1 – 26.250 x 3 = 3.475 Universitas Sumatera Utara b 2 + b 12 x 1 + 2b 22 x 2 + b 23 x 3 = 0 -4.292 + 2 8.291 x 2 = 0 2 8.291 x 2 = 4.292 b 3 + b 13 x 1 + b 23 x 2 + 2b 33 x 3 = 0 -3.475 – 26.250 x 1 + 2 1.902 x 3 = 0 -26.250 x 1 + 2 1.902 x 3 = 3.475 Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan pendekatan matriks dengan persamaan │A │x │X│ = │B│ sebagai berikut: A X B 2b 11 b 12 b 13 x 1 -b 1 b 12 2b 22 b 23 X x 2 = -b 2 b 13 b 23 2b 33 x 3 -b 3 22.150 -26.250 x 1 3.475 -4.292 28.291 X x 2 = 4.292 -26.250 21.902 x 3 3.475 x 1 22.150 -26.250 -1 3.475 x 2 = -4.292 28.291 X 4.292 x 3 -26.250 21.902 3.475 Universitas Sumatera Utara x 1 0.001 0.006 3.475 x 2 = -0.002 0.054 -0.010 X 4.292 x 3 -0.034 -0.006 3.475 x 1 0.024 x 2 = 0.176 x 3 -0.156 Setelah titik level masing – masing faktor diketahui, maka selanjutnya adalah menentukan setting optimum dari faktor tersebut yang ditentukan dengan menggunakan teknik interpolasi sebagai berikut: ; ξ i = nilai faktor i Penentuan nilai optimum secara teoritis adalah sebagai berikut: 1. Nilai optimum untuk Temperatur Burner 1 137 2 135 139 024 . +       − = i ξ 137 2 024 . + = i ξ C i  137 048 . 137 ≈ = ξ 2. Nilai optimum untuk Temperatur Burner 2 Universitas Sumatera Utara 117 2 115 119 176 . +       − = i ξ 117 2 176 . + = i ξ C i  117 352 . 117 ≈ = ξ 3. Nilai optimum untuk lama waktu pengepressan 29 2 28 30 156 . +       − − = i ξ 29 1 156 . + − = i ξ 29 844 . 28 ≈ = i ξ detik Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Stratifikasi dan

Pareto Diagram Pembuatan stratifikasi terhadap jumlah produk cacat dikategorikan berdasarkan 5 buah jenis kecacatan yaitu: kadar kotoran dirt content, kadar abu ash content, kadar zat menguap vvolatile content, PRI plasticity retention index, dan kadar nitrogen. Penggolongan tersebut kemudian digambarkan ke dalam pareto diagram dengan aturan 80-20 untuk melihat persentase kecacatan yang mencapai 80 untuk ditetapkan sebagai jenis kecacatan yang harus dikurangi dari produk crumb rubber SIR 20. Dari hasil analisis pareto diagram, diperoleh jenis kecacatan yang harus diatasi adalah kadar zat menguap volatile content, PRI plasticity retention index, dan kadar nitrogen dimana dengan mengatasi ketiga jenis cacat ini dapat memperbaiki kualitas produk crumb rubber SIR 20.

6.2. Analisis

Fish Bone Setelah dilakukan stratifikasi dan pareto diagram, maka dilakukan analisis untuk mencari penyebab terjadinya kecacatan kadar zat menguap volatile content, PRI plasticity retention index, dan kadar nitrogen diluar dari spesifikasi yang ditetapkan perusahaan dengan membuat fish bone. Dalam hal ini, penyebab terjadinya ketiga jenis kecacatan tersebut ditinjau dari man, machine setting dan material. Hasil analisis penyebab ditunjukkan pada Gambar 6.1. Universitas Sumatera Utara