Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Padi

61 Tabel 12 . Hasil Output dan Input yang Digunakan dalam Usahatani Padi Varietas Ciherang per Musim Tanam per Rata-rata Luas Satu Hektar . No Komponen Jumlah fisik Satuan HargaSatuan Rp A Output Padi yang dijual 4508 Kg 2.500 Padi Yang dikonsumsi 575 Kg 2.500 Output yang hilang 662 Kg 2.500 Total Output 5745 Kg 2.500 B Input 1 Lahan 1 Hektar 4.000.000 2 Benih 26,26 Kg 7.000 3 Pupuk Kimia - Urea 227 Kg 1.800 - KCl 69 Kg 2.500 - NPK 119 Kg 2.500 4 Tenaga Kerja 121 HOK 20.000

7.2 Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Padi

Sarana produksi merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu kegiatan usahatani. Sarana produksi yang digunakan petani di gapoktan Tani Bersama terdiri dari lahan, benih, pupuk kimia Urea, KCl dan NPK, tenaga kerja dan peralatan usahatani.

7.2.1 Penggunaan Lahan

Lahan merupakan input yang sangat penting dalam kegiatan usahatani padi. Lahan digunakan untuk budidaya dalam usahatani. Pada umumnya kepemilikan lahan petani di daerah penelitian adalah berlahan sempit yaitu dibawah satu hektar dengan status kepemilikan pemilik dan penggarap. kepemilikan lahan yang sempit dipengaruhi beberapa faktor antara lain adanya sistem pembagian warisan, sehingga kepemilikan lahan menjadi sempit.

7.2.2 Penggunaan Benih

Benih yang digunakan adalah benih padi varietas ciherang. Petani di daerah penelitian menggunakan benih ini karena padi varietas ini mempunyai rasa yang enak dan banyak disukai oleh konsumen. Petani menanam varietas ciherang dengan alasan cuaca saat itu bagus, curah hujan yang turun tidak terlalu tinggi, sehingga jika menanam padi varietas ini kemungkinan adanya serangan hama 62 penyakit sangat kecil. Petani juga melakukan pergiliran varieras, yaitu menanam padi dengan varietas yang berbeda-beda setiap musim tanamnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko munculnya hama penyakit. Sebagian besar petani menggunakan benih baru, yang di dapat atau di beli dari toko pertanian dengan harga Rp.7.000,00 per kilogram. Rata-rata penggunaan benih per hektar yaitu 26,26 kg.

7.2.3 Penggunaan Pupuk Kimia

Penggunaan pupuk kimia yang digunakan oleh petani di daerah penelitian dalam usahatani padi antara lain urea, KCl dan NPK. Rata-rata penggunaan pupuk setiap musim tanam per hektar untuk pupuk urea, KCl dan NPK masing-masing adalah Urea 227 KgHa, KCl 69 KgHa dan NPK 119 KgHa. Petani mendapatkan pupuk kimia dari kios saprotan terdekat. Gapoktan belum menyediakan saprotan untuk para anggotanya.

7.2.4 Penggunaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu input yang penting dalam manajemen usahatani padi. Tenaga kerja yang digunakan oleh petani di daerah penelitian dalam usahatani padi adalah tenaga kerja orang mulai dari pengolahan tanah sampai dengan pemanenan. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja pria dan wanita. Penggunaan tenaga kerja dalam usahatani padi ini menggunakan satuan Hari Orang Kerja HOK dengan rata-rata melakukan aktivitas selama enam jam perhari yaitu mulai pukul 06.00-12.00 WIB. Pembayaran upah tenaga kerja dibedakan berdasarkan jenis kelamin karena ada perbedaan kapasitas pekerjaan yang dibebankan. Upah yang diberikan setiap satu hari kerja yaitu Rp. 25.000,00 untuk pria dan Rp. 12.500,00 untuk tenaga kerja wanita. Tenaga kerja wanita dihitung dalam HKW Hari kerja wanita dan dikonversikan ke dalam HKP Hari kerja pria sebesar 0,5. Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani padi dibedakan menjadi dua yaitu Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK dan Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK. Penggunaan rata-rata tenaga kerja yang dibutuhkan oleh petani di daerah 63 penelitian untuk sekali musim tanam per hektar adalah 121 HOK yang terdiri dari 31,15 HOK TKDK dan 89,85 HOK TKLK. Penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan usahatani padi meliputi pengolahan tanah, pembibitan, penanaman, pemupukan, penyiangan, pengendalian HPT dan pemanenan. Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga untuk masing-masing kegiatan dalam usahatani padi per musim tanam perhektar disajikan dalam Tabel 13. Tabel 13 . Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga TKDK Pada Usahatani Padi per Musim Tanam per Hektar No Kegiatan Jumlah HOK Persentase Nilai Rp 1 pengolahan tanah 4,97 15,96 99.400 2 Pembibitan 5,78 18,56 115.600 3 Penanaman 3,13 10,05 62.600 4 Pemupukan 3,73 11,97 74.600 5 Penyiangan 5 16,05 100.000 6 pengendalian HPT 5,85 18,78 117.000 7 Pemanenan 2,69 8,64 53.800 Jumlah 31,15 100,00 623.000 Pada Tabel 13 diperoleh data dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan petani pada usahatani padi dengan menggunakan TKDK. Masing-masing kegiatan mempunyai persentase yang hampir sama. Kegiatan pembibitan dan kegiatan pengendalian HPT merupakan kegiatan yang banyak memerlukan tenaga kerja dalam keluarga, yaitu sebesar 5,78 dan 5,85 HOK atau 18,56 dan 18,78 per periode tanam. Pada kegiatan pembibitan ini, biasanya hanya dilakukan oleh anggota keluarga. Kegiatan pemanenan merupakan kegiatan yang memiliki persentase terkecil yaitu 2,69 HOK atau 8,64 hal ini karena dalam pemanenan biasanya menggunakan tenaga kerja dari luar, atau biasanya menggunakan jasa pengepak. Biaya rata-rata TKDK yang dikeluarkan petani responden sebesar Rp.623.000,00. Rata-rata penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK oleh petani padi untuk masing-masing kegiatan per periode tanan per hektar disajikan dalam Tabel 14. 64 Tabel 14 . Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga TKLK Pada Usahatani Padi per Musim Tanam per Hektar No Kegiatan Jumlah HOK Persentase Nilai Rp 1 pengolahan tanah 15,45 17,20 309.000 2 pembibitan 3,05 3,39 61.000 3 penanaman 22,85 25,43 457.000 4 pemupukan 4,45 4,95 89.000 5 penyiangan 19,5 21,70 390.000 6 pengendalian HPT 2 2,23 40.000 7 Pemanenan 22,55 25,10 451.000 89,85 100,00 1.797.000 Tabel 14 menunjukkan bahwa persentase penggunaan TKLK terbesar yaitu pada pemanenan dan penanaman yaitu sebesar 25,10 persen dan 25,43 persen yang membutuhkan biaya sebesar Rp. 451.000,00 dan 457.000,00. Kegiatan usahatani yang juga membutuhkan biaya yang banyak yaitu penyiangan tanaman yaitu sebesar Rp 390.000,00 dengan persentase 21,70 persen. Pada kegiatan ini pengolahan tanah umumnya petani responden menggunakan traktor atau kerbau sehingga pengoperasiannya menggunakan tenaga kerja luar keluarga persentase penggunaan tenaga kerja yaitu sebesar 17,20 persen dengan biaya 309.000,00. Pengendalian hama penyakit memiliki persentase paling kecil sebesar 2 persen yang biasanya dilakukan oleh petani itu sendiri, dan hanya dilakukan sekali selama musim tanam untuk mencegah adanya serangan hama.

7.2.5 Penggunaan Peralatan Usahatani

Peralatan merupakan sarana penunjang kegiatan usahatani yang perlu dimiliki oleh petani. Peralatan yang dimiliki oleh petani padi antara lain : cangkul, golok, sabit, dan sabit gerigi. Peralatan pertanian tersebut diperoleh dari kios saprotan sarana produksi pertanian. Peralatan yang digunakan oleh petani sangat berpengaruh terhadap biaya tetap yang akan dikeluarkan oleh petani yaitu pada biaya penyusutan. Biaya penyusutan ini dilakukan untuk menghitung nilai investasi alat-alat pertanian yang menyusut setiap tahunnya. Biaya penyusutan ini termasuk ke dalam biaya diperhitungkan atau biaya tidak tunai. Besarnya biaya penyusutan peralatan pada usahatani padi per musim tanam per hektar sebesar 65 Rp. 41.218,00 dengan lama tanam selama empat bulan. Penghitungan nilai penyusutan yaitu dengan menggunakan metode garis lurus antara nilai beli dan umur teknis peralatan tersebut. Nilai penyusutan untuk peralatan usahatani padi dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 . Rata-Rata Biaya Penyusutan Peralatan Pada Usahatani Padi per Musim Tanam per Hektar. N o Jenis Jumlah Harga Umur Jumlah Biaya Biaya Perse n tase Peralatan Alat BeliUni t Teknis Rp Penyu sutan Penyu sutan Buah Rp Th RpThn RpMusi m Tanam 1 Cangkul 2 48667 2 97333 48667 16222 39 2 GolokSabit 1 17583 2 17583 8792 2931 7 3 Sabit Gerigi 2 20500 2 41000 20500 6833 17 4 Hand Spayer 1 274167 6 274167 45694 15231 37 Jumlah 6 123653 41218 100 Pada tabel 15 menunjukkan bahwa persentase tingkat penyusutan terbesar berada pada alat cangkul sebesar 39 persen dengan biaya penyusutan per musim tanam Rp. 16.222,00. Kondisi ini dipengaruhi oleh harga dan umur teknis alat tersebut, dimana cangkul merupakan sarana produksi yang sering digunakan dalam kegiatan usahatani terutama pada persiapan lahan. Selain cangkul alat hand spayer juga memiliki biaya penyusutan yang besar yaitu 37 persen dengan biaya Rp. 15.231,00 permusim tanam.

7.3 Penerimaan Usahatani Padi Sawah