BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Berat Badan Mencit
Berat badan mencit ditimbang setiap hari. Kafein diberikan berdasarkan berat badan mencit saat itu. Selama diberi perlakuan pada hari ke 4 sampai
dengan hari ke 18 terdapat kenaikan berat badan mencit perlakuan dari hari ke hari untuk masing masing perlakuan.
Gambar 4.1. Rata rata berat badan mencit untuk perlakuan 1 hanya dengan aquadest, perlakuan 2 dosis 40 mgkgbbhr,
perlakuan 3 dosis 80 mgkgbbhr, perlakuan 4 dosis 120 mgkgbbhr selama pemberian perlakuan pada hari ke 4
sampai hari ke 18 organogenesis.
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
hari ke 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
B e
ra t
B a
d a
n i
n d
u k
g
Pemberian kafein hari ke
Tabel berat badan induk
dosis 0 dosis 40
dosis 80 dosis 120
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengamatan terhadap berat mencit pada hari ke 18 pada kelompok perlakuan 1 dosis 0 dengan berat rata rata 43.66 g, perlakuan 2 dosis 40
mgkgbbhr dengan berat rata rata 43.08 g, perlakuan 3 dosis 40 mgkgbbhr dengan berat rata rata 42 g, perlakuan 4 dosis 40 mgkgbbhr dengan berat rata
rata 36.91g.
4.1.2. Rata rata berat fetus, jumlah fetusinduk, dan ukuran fetus C-R pasca pemberian kafein secara oral pada masa organogenesis
Tabel 4.1. Rata rata berat fetus, jumlah fetusinduk, dan ukuran fetus C-R pasca pemberian kafein secara oral pada masa organogenesis
Kelompok Perlakuan
Dosis kafein
mgkgbb hr
n Rata rata
Jumlahinduk ekor ± SD
Rata rata Berat fetus g
±SE Rata rata
Ukuran fetus C-R
mm± SD
Perlakuan 1 6
7.5 ± 1.38 1.80 ± 0.86
23.61 ±0.14 Perlakuan 2
40 6
7.33 ± 1.10 1.79 ± 0.78
23.11 ±0.10 Perlakuan 3
80 6
6.5 ± 2.21 1.69 ± 0.15
21.90 ±0.16 Perlakuan 4
120 6
5.7 ± 1.25 1.34 ± 0.22
21.52 ±0.18
a. Berat fetus
Hasil pengamatn terhadap berat fetus pada kelompok kontrol dengan berat rata rata 1.80 g, kelompok perlakuan 2 dosis 40 mgkgbbhr dengan berat rata
rata 1.79 g, kelompok perlakuan 3 dosis 80 mgkgbbhr dengan berat rata rata 1.69 g kelompok perlakuan 4 dosis 120 mgkgbbhr dengan berat rata rata 1.34
Universitas Sumatera Utara
Pada hasil uji Mann Whitney didapatkan : 1.
Kelompok perlakuan dosis 0 hanya dengan aquadest dengan kelompok perlakuan dosis 40 mgkgbbhr, p = 0,46 p0.05 tidak ada perbedaan berat
fetus pasca pemberian kafein antara kedua kelompok. 2.
Kelompok perlakuan dosis 0 hanya dengan aquadest dengan kelompok perlakuan dosis 80 mgkgbbhr, p = 0,05 p = 0.05 tidak ada perbedaan
berat fetus pasca pemberian kafein antara kedua kelompok. 3.
Kelompok perlakuan dosis 0 hanya dengan aquadest dengan kelompok perlakuan dosis 120 mgkgbbhr, p = 0,00 p0.05 terdapat perbedaan berat
fetus pasca pemberian kafein antara kedua kelompok. 4.
Kelompok perlakuan dosis 40 mgkgbbhr dengan kelompok perlakuan dosis 80 mgkgbbhr, p = 0,024 p0.05 terdapat perbedaan berat fetus pasca
pemberian kafein antara kedua kelompok. 5.
Kelompok perlakuan dosis 40 mgkgbbhr dengan kelompok perlakuan dosis 120 mgkgbbhr, p = 0,00 p0.05 terdapat perbedaan berat fetus pasca
pemberian kafein antara kedua kelompok. 6.
Kelompok perlakuan dosis 80 mgkgbbhr dengan kelompok perlakuan dosis 120 mgkgbbhr, p = 0,00 p0.05 terdapat perbedaan berat fetus pasca
pemberian kafein antara kedua kelompok. Analisa statistik dengan Kruskall Wallis diperoleh nilai p = 0.00 p
0.05 terdapat perbedaan yang signifikan terhadap berat fetus pasca pemberian kafein pada kelompok perlakuan .
Universitas Sumatera Utara
b. Hubungan berat fetus dengan panjang fetus pasca pemberian kafein