Diameter Pembuluh Darah Maternal Dan Fetal

4.2.3. Diameter Pembuluh Darah Maternal Dan Fetal

Dari hasil penelitian diatas, diameter pembuluh darah fetal mencit sebagian tidak mengalami perubahan, walaupun telah diberikan kafein, hal ini bertentangan dengan pendapat Bech dkk 2007 yang menyatakan konsumsi kafein yang tinggi akan menyebabkan malformasi fetus dan infertilitas pada ibu, serta keadaan berat badan lahir rendah. Vasokonstriksi uteroplasental dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah dari maternal ke fetus. Hasil penelitian diatas memberikan gambaran bahwa kafein yang diberikan sebagian mempengaruhi diameter pembuluh darah fetal, menurut asumsi peneliti tidak adanya perubahan diameter pembuluh darah mungkin disebabkan oleh faktor lain seperti strain mencit, walaupun secara rata rata diameter pembuluh darah memperlihatkan penurunan. Dari hasil penelitian tentang diameter pembuluh darah maternal tidak semua perlakuan mengalami perubahan yang signifikan p 0.05. Blown and Fawcet 2002 mengemukakan bahwa secara histofisiologi pembuluh darah maternal merupakan indikator dari suatu pertumbuhan dan perkembangan plasenta. Nurminenn dkk 1999, menyebutkan masalah mekanisme efek kardiovaskuler terhadap kafein dapat menyebabkan penghambatan receptor adenosin dan posphodiesterase, yang menurut asumsi peneliti kondisi ini akan melatar belakangi vosokonstriksi pembuluh darah. Timbulnya perubahan diameter pembuluh darah maternal akibat konsumsi kafein dalam dosis berlebihan akan menyebabkan penurunan diameter pembuluh darah. Penghambatan receptor adenosin dan posphodiesterase, menurut asumsi peneliti juga dapat mempengaruhi sirkulasi uteroplasental, sehingga konsumsi kafein akan memberikan berbagai macam dampak terutama diameter pembuluh darah maternal. Adanya hubungan pembuluh darah maternal dengan pembuluh darah fetal juga merupakan kondisi yang memelihara perkembangan embrio selama masa organogenesis, seperti yang diperlihatkan pada hasil penelitian. Universitas Sumatera Utara 4.2.4.Hubungan Diameter Pembuluh Darah Maternal dan Fetal terhadap Berat Fetus, Berat Plasenta, dan Panjang fetus Berdasarkan hasil penelitian adanya hubungan antara diamater pembuluh darah maternal dengan berat fetus, berat plasenta dan panjang fetus, menurut Bech dkk 2007 menyatakan bahwa selaian efek kafein dapat menyebabkan vasokonstriksi uteroplasental, faktor faktor yang lain yang belum diketahui dengan jelas dapat menyebabkan gangguan dan perubahan diamater pembuluh darah maternal, dimana menurut asumsi peneliti plasenta merupakan sumber dan media nutrisi dan oksigen terhadap pertumbuhan dan perkembangan embrio selama masa kehamilan. Plasenta yang mengalami gangguan akan mempengaruhi perkembangan fetus berat, dan pertambahan panjang. Diameter pembuluh darah fetal terhadap berat plasenta, berat fetus, dan panjang fetus juga memiliki hubungan yang sangat nyata. Sebelumnya disebutkan bahwa korelasi pembuluh darah maternal dan fetal jelas memberikan gambaran tentang efek mekanisme terhadap pertumbuhan dan perkembang janin selama masa kehamilan. Dari hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh diameter pembuluh darah fetal terhadap efek berat fetus, berat plasenta, dan panjang fetus. Apabila pembuluh darah maternal mengalami gangguan akan berdampak terhadap pembuluh darah fetal. Inadekuat jaringan pembuluh darah fetal Tanaka, 1990, menyatakan akan menghambat dan mengganggu perkembangan selanjutnya. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang diperoleh, terdapat beberapa kesimpulan : a. Terdapat pengaruh pemberian kafein terhadap berat fetus secara signifikan pasca pemberian kafein pada masing masing kelompok perlakuan dosis 40, 80, dan 120 mgkgbbhr. b. Pemberian kafein hanya dengan dosis 40 mgkgbbhr, berdasarkan hasil uji Krusskall Wallis p 0.05 sudah dapat mempengaruhi panjang fetus. c. Terdapat pengaruh pemberian kafein terhadap berat plasenta pada semua kelompok perlakuan dengan nilai p 0.05 d. Terdapat korelasi hubungan antara berat plasenta dengan berat fetus berdasarkan analisis regresi liner sebesar 0.885. e. Terdapat korelasi hubungan antara berat plasenta dengan panjang fetus berdasarkan analisis regresi liner sebesar 0.721. f. Terdapat pengaruh pemberian kafein terhadap diameter pembuluh darah fetal kecuali pada kelompok dosis 40 mgkgbbhr dengan kelompok dosis 80 mgkgbbhr tidak terdapat perbedaan g. Terdapat pengaruh pemberian kafein terhadap diameter pembuluh darah maternal hanya pada kelompok dosis 40 mgkgbbhr dan 80 mgkgbbhr terhadap kelompok dosis 120 mgkgbbhr. h. Terdapat korelasi tidak langsung antara diameter pembuluh darah maternal dengan diameter pembuluh darah fetal pasca pemberian kafein pada dosis 40 mgkgbbhr, dosis 80 mgkgbbhr, sedangkan dosis 120 mgkgbbhr mempunyai hubungan korelasi langsung. i. Terdapat korelasi hubungan antara diameter pembuluh darah maternal dengan berat plasenta dengan nilai korelasi sebesar 0.379, diameter pembuluh darah maternal dengan berat fetus dengan nilai korelasi Universitas Sumatera Utara