Kombinasi Obat Antidiabetes Oral dan Injeksi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta seluruhnya diekskresi melalui empedu dan usus, sehingga dapat diberikan pada pasien gangguan ginjal dan hati yang agak berat. Beberapa pasien penderita diabetes RUMKITAL Dr. Mintohardjo banyak yang mengalami komplikasi berupa gangguan fungsi ginjal, maka obat glikuidon menjadi obat pilihan karena pasien dengan gangguan fungsi ginjal masih dapat menggunakan obat tersebut Soegondo, 1995. Pemilihan obat golongan sulfoniurea juga bisa disebabkan karena sulfonilurea adalah pilihan obat utama setelah metformin yang dapat diberikan secara monoterapi Dipiro, 2008. Obat golongan sulfonilurea tergolong memiliki harga yang relatif murah. RUMKITAL Dr. Mintohardjo menerima pasien dari mulai TNI ALPNS keluarga anggota KEMHAN TNI AD, TNI AUPNS dan keluarga purnawiraan Askes Hankam dan non hankam, hingga masyarakat umum. Masyarakat yang dirawat juga berasal dari segala kalangan termasuk pasien dengan status ekonomi bawah, yaitu pasien dengan status jaminan kesehatan dari Kartu jakarta sehat KJS. Antidiabetes injeksi berupa insulin yang paling banyak digunakan ialah injeksi novorapid atau insulin aspart. Penggunaan insulin diberikan jika kondisi pasien DM telah drop atau memiliki kadar glukosa darah yang sangat tinggi. Pasien dengan kadar glukosa yang tinggi biasanya telah mengalami komplikasi. Jika kadar glukosa darah sudah relatif stabil, maka dapat dilakukan evaluasi erhadap penyakit komplikasi yang diderita oleh pasien DM. Banyaknya penggunaan injeksi novorapid disebabkan karena memiliki kerja yang cepat rapid acting serta memiliki keunggulan dalam hal penyuntikannya. Insulin aspart dapat disuntikkan 15 menit sebelum makan dibandingkan dengan insulin reguler yang harus disuntikkan 30 menit sebelum makan. Selain itu, insulin kerja cepat dapat memberikan efek penurunan kadar glukosa postprandial yang lebih cepat dibandingkan insulin reguler ACCP, 2013.

4.2.2 Kombinasi Obat Antidiabetes Oral dan Injeksi

Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari beberapa obat antidiabetes oral atau obat antidiabetes oral dengan insulin. Pemakaian kombinasi beberapa obat antidiabetes oral yang paling banyak digunakan ialah kombinasi antara metformin dengan glimepirid sebanyak 21,5. Kombinasi obat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antidiabetes oral dengan insulin sebanyak 21,5 dan penggunaan beberapa obat antidiabetes insulin sebanyak 14,3. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Distribusi Penggunaan Obat Antidiabetes Oral Dengan Injeksi Glimepirid merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan sulfonilurea. Mekanisme kerja glimepirid yaitu dengan menstimulasi eksreksi insulin dan metformin pun bekerja untuk mengurangi glukoneogenesis hepatik, meningkatkan sensitifitas insulin, serta mengurangi absorbsi glukosa pada saluran cerna. Berdasarkan mekanisme kerjanya, kombinasi kedua obat tersebut merupakan kombinasi yang rasional karena mempunyai cara kerja yang sinergis sehingga kombinasi ini dapat menurunkan glukosa darah lebih banyak daripada pengobatan tunggal masing-masing, baik pada dosis maksimal keduanya maupun pada kombinasi dosis rendah. Kombinasi dengan dosis maksimal dapat menurunkan glukosa darah yang lebih banyak. Pemakaian kombinasi dengan sulfonilurea sudah dapat dianjurkan sejak awal pengelolaan diabetes, berdasarkan hasil penelitian UKPDS United Kingdom Prospective Diabetes Study hanya 50 pasien DM tipe 2 yang kemudian dapat dikendalikan dengan pengobatan tunggal metformin atau sulfonilurea sampai dosis maksimal Soegondo, 2005. Selain penggunaan beberapa obat antidiabetes oral, pemakaian obat antidiabetes oral dengan injeksi juga banyak digunakan oleh pasien diabetes yang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak berhasil dikelola dengan obat antidiabetes oral dosis maksimal atau terdapat kontraindikasi dari obat tersebut. Pemakaian obat antidiabetes oral dengan insulin yang paling banyak digunakan adalah kombinasi antara metformin-glimepirid dengan injeksi novorapid-injeksi lantus dengan persentase sebesar 14,3. Kombinasi obat antidiabetes oral dengan insulin diberikan bila sasaran kadar glukosa darah belum tercapai. Kombinasi obat antidiabetes oral dengan insulin yang banyak dipergunakan adalah kombinasi antidiabetes oral dengan insulin basal insulin kerja cepat atau insulin kerja panjang yang diberikan pada malam hari menjelang tidur. Kombinasi beberapa obat antidiabetes insulin juga sering diberikan, pemakaian kombinasi obat tersebut paling banyak digunakan adalah injeksi novorapid dan injeksi lantus sebanyak 25,1. Injeksi novorapid termasuk ke dalam golongan insulin rapid acting kerja cepat dan injeksi lantus termasuk ke dalam golongan insulin long acting kerja panjang. Penggunaan insulin kerja cepat dikarenakan efeknya yang dapat bekerja cepat, seringkali mulai menurunkan kadar glukosa darah 20 menit setelah penyuntikan. Namun efek insulin kerja cepat hanya sebentar, karena itu diperlukan insulin kerja panjang untuk membuat kadar glukosa darah menjadi stabil sepanjang hari. Dengan pendekatan terapi tersebut pada umumnya dapat diperoleh kendali glukosa darah yang baik dengan dosis insulin yang cukup kecil Sudoyo, 2006.

4.3 Analisis Kerasionalan Obat Antidiabetes

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Rinosinusitis Kronik Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2006-2010.

0 33 107

Potensi Interaksi Obat Antidiabetes pada Pasien Rawat Inap Diabetes Melitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Juli-Desember 2014

2 74 92

Analisis Potensi Interaksi Obat Diabetes Melitus Pada Resep Obat Pasien Rawat Jalan Di RSAL Dr.Mintohardjo

2 42 84

Pengaruh Terapi Oksigen Hiperbarik Terhadap Pasien Tuli Mendadak di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Mintohardjo Jakarta Pusat Periode 2014

2 16 74

Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat Antibiotik pada Pasien DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) di RUMKITAL (Rumah Sakit Angkatan Laut) Dr. Mintohardjo Jakarta Pusat

0 15 0

Uji Efektivitas Terapi Oksigen Hiperbarik Pada Pasien Diabetes Melitus di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo Jakarta Pusat

1 30 88

EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN ANAK TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PERIODE JAN

4 11 14

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2010.

0 0 15

EVALUASI PERESEPAN OBAT ANTIKANKER PAYUDARA PADA PASIEN RAWAT INAP EVALUASI PERESEPAN OBAT ANTIKANKER PAYUDARA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA.

0 0 13

PEMANTAUAN TERAPI OBAT PASIEN DIABETES MELITUS NEUROPATIK DI RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN LAUT DR. MINTOHARDJO | Saragi | SOCIAL CLINICAL PHARMACY INDONESIA JOURNAL 836 2664 1 PB

0 0 7