1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam masyarakat berbudaya, pendidikan memegang peranan yang sangat menentukan perkembangan sebuah masyarakat, oleh karena pendidikan
merupakan media untuk melestarikan, mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspek kepada generasi penerus.Pendidikan
merupakan sarana yang paling efektif untuk membentuk manusia-manusia yang bermutu, pendidikan dipandang bermutu diukur dari kedudukannya untuk ikut
mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional. “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, danatau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”
1
.Sebagaimana diketahui bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan
formal, secara
sistematis merencanakan
bermacam-macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai
kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan belajar.Dengan berbagai kesempatan belajar itu, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
diarahkan dan didorong ke pencapaian tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dan ditata dalam suatu kurikulum yang pada gilirannya
dilaksanakan dalam bentuk proses pembelajaran. Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses pembelajaran
yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharapkan. Karena pada
dasarnya proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, dan guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasilnya proses pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu,
1
Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Cet.-12. Jakarta : Bumi Aksara. 2012. h. 2
2
guru dituntut untuk meningkatkan kompetensinya. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah
kompetensi pedagogik yang meliputi kemampuan menguasai landasan mengajar, menguasai ilmu mengajar, mengenal siswa, menguasai teori motivasi, mengenal
lingkungan masyarakat, menguasai penyusunan kurikulum, menguasai teknik penyusunan RPP dan menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran.
2
Dengan kompetensi yang ia miliki, guru seharusnya mampu bertindak sebagai perancang
pengajaran, pelaksana pembelajaran, pembimbing peserta didik dan penilai hasil belajar, maka merekalah yang sesungguhnya paling mengetahui perkembangan
peserta didik sejak dari awal sampai akhir proses pembelajaran. Kemampuan dalam mengelola pembelajaran merupakan hal terpenting
dari kemampuan seorang guru.Dalam pembelajaran guru hendaknya menciptakan hubungan sosio-emosional yang baik. Guru menyayangi dan mengayomi
siswanya, siswa pun menghormati dan menaati gurunya. Keduanya harus saling menghormati dan menghargai sehingga pembelajaran dapat berlangsung efektif
dan menyenangkan.Pengelolaan pembelajaran setidaknya mengandung kegiatan yang berupa perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
3
Menurut Jamal Ma’mur Asmani ada empat subkomponen kompetensi pengelolaan pembelajaran yang harus dikuasai guru, subkomponen tersebut
berupa upaya: menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai prestasi belajar peserta didik dan melaksanakan tindak lanjut hasil
penilaian prestasi belajar peserta didik.
4
Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan perencanaan dapat disusun
berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan, namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat
2
Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta: Gaung Persada. 2011 cet. ke 3. h. 73
3
Barnawi dan Mohammad Arifin,Etika dan Profesi Kependidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2012. h. 132
4
Ibid.,h.133
3
harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
5
Perencanaan memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas
sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya belajar mengajar disekolah yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan. Artinya
merupakan proses terjadinya interaksi antara guru dan siswa dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pencitraan yang baik terhadap mata pelajaran melahirkan perasaan senang siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang dipegang guru tersebut.
Sebaliknya, seorang guru yang bertindak galak dan kerap menyinggung perasaan siswa, lama-kelamaan timbul rasa benci dan perasaan tersebut akan dipindahkan
ke mata pelajaran yang dipegang oleh guru yang bersangkutan. Seorang guru harus melakukan evaluasi untuk mengetahui ketuntasan
siswa dalam menguasai materi yang telah diajarkan, dengan mengevaluasi hasil belajar, guru akan mendapatkan manfaat yang besar untuk melakukan program
perbaikan yang tepat. Tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan utama dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas adalah agar murid dapat menguasi bahan-bahan
belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, guru melakukan berbagai upaya mulai dari penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, penggunaan strategi sampai dengan pelaksanaan penilaian dan tindak lanjut, namun demikian kenyataan menunjukkan bahwa setelah kegiatan
pembelajaran berakhir masih saja ada murid yang tidak menguasai materi pelajaran dengan baik dibuktikan dengan nilai yang masih rendah sehinggabelum
tercapainya KKM yang telah ditentukan oleh guru. Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan factor
pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran, sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan
kejenuhan dan rasa bosan. Guru harus mampumenciptakan suasana kerjasama
5
Abdul Majid, Perencanaan Pembeljaran: Mengembagkan Standar Kompetensi Guru. Cet-9 Bandung: Remaja Rosda Karya: 2012. h. 15
4
saling menghargai, memberi kesempatan kepada peserta didik yang seluas- luasnya untuk berpendapat, seringkali peserta didik enggan berpendapat
dikarenakan ada rasa takut akan dipermalukan.Seorang guru harus mampu menciptakan iklim kelas yang menyenangkan sehingga peserta didik merasa
senang dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi pembelajaran. Sebaliknya, kelas
yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat pelaksanaan pembelajaran, siswa tidak mustahil akan bosan untuk tinggal lama dikelas akhirnya
menimbulkan keributan. Realitas yang terjadi sekarang ini masih banyak guru PAI yang belum
mampu mengelola pembelajaran dengan baik hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosyidah, beliau meneliti tentang kompetensi pedagogik
Guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan pembelajaran di SD Dua Mei Ciputat, dalam penelitian tersebut beliau menemukan banyak fakta tentang
kurangnya kompetensi Guru PAI terutama kurang jelasnya seorang guru PAI dalam menjelaskan materi pelajaran sehingga mengakibatkan banyak siswa yang
merasa jenuh saat proses pembelajaran berlangsung pada akhirnya berdampak pada rendahnya nilai siswa. Fenomena ini di dukung lagi oleh penelitian yang
dilakukan oleh mega silvia sari, beliau meneliti tentang pelaksanaan pengelolaan kelas di Madrasah Al-Falah, dalam penelitian tersebut beliau menyatakan bahwa
masih terdapat siswa yang kabur dari sekolah karena tidak mau mengikuti pelajaran PAI dan hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran PAI
membosankan karena terlalu banyak hafalan. Kondisi yang sedang dialami pada saat sekarang ini di SDN Pisangan I
Ciputat Timur adalah masih adanya siswa yang belum mencapai tingkat keberhasilan yang signifikan pada mata pelajaran PAI, hal ini terbukti dengan
rendahnya nilai rata-rata siswa yang dicapai pada semester I tahun pelajaran 20132014, yang hanya mencapai nilai 65,00. Sedangkan nilai kriteria ketuntasan
minimal yang ditetapkan sekolah 70,00. Siswa masih merasa malu untuk berpendapat dan masih adanya siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya
saat proses pembelajaran berlangsung.
5
Timbulnya keadaan yang kurang menguntungkan ini penyebabnya adalah kurangnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.Kemampuan
mengajar guru PAI masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu dibenahi. Kekurangan tersebut antara lain terlihat dari penyampaian bahan ajar materi,
kurang bervariasinya pengggunaan metode, kurangnya kemampuan guru PAI dalam pengunaan media pembelajaran, keadaan kelas yang kurang kondusif dan
pelaksanaan evaluasi. Dalam penyampaian materi yang dilakukan oleh guru PAI masih bersifat
klasikal dan verbalis sehingga kurang menggali minat dan kreativitas siswa, siswa hanya mendengar apa yang dijelaskan oleh guru sehingga siswa cenderung pasif.
Media yang digunakan dalam proses pembelajaran PAI belum mampu meningkatkan perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru,
seharusnya guru dapat memanfaatkan media pembelajaran yang tepat guna sehingga mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran PAI, begitu juga dengan keadaan kelas yang kurang kondusif, kurang pencahayaanapalagi saat musim hujan keadaan kelas bocor
mengakibatkan siswa
kurang berkonsentrasi
dalam mengikuti
proses pembelajaran PAI. Demikian pula dengan pelaksanaan evaluasi pembelajaran
siswa tidak termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya padahal ada beberapa siswa yang mendapat nilai ulangan harian dibawah rata-rata.
Berdasarkan fenomena diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul:
“KEMAMPUAN GURU PAI DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SDN PISANGAN I CIPUTAT TIMUR
”.
B. Identifikasi Masalah