Minat guru PAI terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP); penelitian terhadap guru-guru PAI di SDN Kelurahan Pondok Kelapa Jakarta Timur

(1)

MINAT GURU PAI TERHADAP PENYUSUNAN RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Penelitian terhadap Guru Agama Islam di SD Negeri Kelurahan Pondok Kelapa)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : RIZKI AMALIA NIM. 105011000032

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M


(2)

MINAT GURU PAI TERHADAP PENYUSUNAN RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Studi Terhadap Guru-guru PAI di 8 (Delapan) SDN di Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta timur)

Skripsi

Diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh: Rizki Amalia (105011000032)

Di bawah bimbingan

Drs. H. Ghufran Ihsan, MA NIP. 195305091981031006

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

Motto:

Juara sejati bukanlah orang yang selalu menang disetiap

pertandingan

Tapi

Juara sejati adalah orang yang SELALU bisa BANGKIT

setiap kali ia mengalami KEGAGALAN

:

Ummi Hj. Siti Rahmah dan Babeh H. Machmud yang selalu

memberikan segala yang terbaik, serta Saudara-saudaraku Mpo Iyu,

mpo ipit, mpo oyo dan mpo-mpo ku yang lain.

Juga kepada guru-guruku yang telah memberikan berbagai ilmu,

serta sahabat-sahabatku

kulluhum). Dan kepada suamiku yang


(4)

ABSTRAK

Rizki Amalia

“Minat Guru PAI Terhadap Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (Penelitian terhadap guru-guru PAI di SDN Kelurahan

Pondok Kelapa, Jakarta Timur)”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat guru Pendidikan Agama Islam (PAI) terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di 8 (delapan) SDN Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru yang berjumlah 20 orang dari seluruh guru PAI di 8 SDN Pondok Kelapa yang berada di Jakarta Timur. Pengukuran skala minat diambil berdasarkan teori Renninger dan disusun dengan menggnakan Model Skala Likert.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat guru PAI terhadap penyusunana RPP di 8 SDN di Kelurahan Pondok Kelapa berada dalam kualifikasi tinggi yang terbukti dengan perolehan skor sebesar 99,7.

Untuk meningkatkan minat guruPAI terhadap penyusunan RPP di 8 SDN Pondok Kelapa, diharapkan guru dapat menambah pengetahuannya dalam upaya menyusun serta mengembangkan RPP. Kepala sekolah hendaknya untuk tetap mengintensifkan supervisi dan memberikan pembinaan untuk memotivasi semua guru dalam melaksankan tugas khususnya dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian guru dapat lebih meningkatkan kompetensinya dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang mencurahkan rahmat-Nya kepada kita, yang dengan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat beriring salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya sampai akhir zaman.

Skripsi yang berjudul “Minat Guru PAI Terhadap Penyusunan RPP

(Penelitian terhadap guru-giuru PAI di Sdn Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta

Timur)”. Penulis susun dalam rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan

mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (SI) pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini tidaklah semata atas usaha sendiri, namun berkat bantuan, motivasi dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pda kesempatan yang baik ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam uin Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Ibu Dra. Manerah, Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi petunjuk dan nasehat kepada penulis dengan ikhlas demi keberhasilan penulis.

5. Bapak Istadi, M.Pd, selaku K3S (Ketua Komite Kepala Sekolah) yang telah memberikan izin dan membantu dalam pengambilan data di 8 SDN di Kelurahan Pondok Kelapa.


(6)

6. Ayahanda (H. Machmud) dan Ibunda (Hj. Siti Rahmah) tercinta, mertuaku yang tercinta (Bpk Rahmat dan Ibu Wangsih), kakak-kakaku tersayang (mpo ida, mpo wati, mpo uti, mpo oji, mpo olil, mpo oyo, mpo iyu dan mpo ipit) serta keluargaku yang tak pernah lelah menuntun dan memberiku semangat, dan terus mencurahkan kasih saying sert do’a

mereka kepadaku, yang tanpa itu semua mungkin diri ini tidak akan mampu berjuang setegar ini.

7. Sahabat- sahabat seperjuangan kelas PAI Reguler Angkatan 2005. Isti, fuha, fikoh, ria, dan sluruh teman-teman PAI Reguler angkatan 2005 semoga kalian menemukan apa yang kalian cita-citakan.

8. Sahabat-sahabat se-perjuangan dan rekan-rekanku, guru-guru At-Tawazun Subang yang selalu memberi motivasi kepada penulis.

9. Dan terakhir, penulis ucapkan terima kasih Teruntuk Yang Tercinta

Suamiku A’a Jamaludin S.Pd.I yang selalu sabar dan juga tak henti -hentinya memberikan dukungan atas selesainya penulisan skripsi ini.

Tak lupa pula penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua phak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhirnya atas jasa dari semua pihak, baik berupa moril maupum materil, penulis doakan semoga Allah SWT membalasnya dengan imbalan rahmat dan karunia yang tiada terhingga dan dapat menjadi amal jariyah. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa mengilhami penulis untuk senantiasa berada dalam jalan yang benar, menjauhkan penulis dari kesalahan berfikir, ketumpuan pena, kekeliruan pembicaraan, tulisan, kelemahan argumentasi dan semoga karya ini menjadi amal jariyah penulis serta mendapat berkah dari Allah ST. Amiin.

Jakarta, 16 Februari 2011


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN... ii

MOTO... iii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

1. Identifikasi Masalah ... 5

2. Pembatasan Masalah ... 5

3. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Minat Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) ... 7

1. Pengertian Minat Guru PAI ... 7

a. Pengertian Minat... 7

b. Pengertian Guru PAI... 10

2. Macam-macam Minat ... 12

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat... 13

B. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 15

1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 15

2. Pentingnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 17

3. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 18

4. Prinsip-prinsip dalam Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 20


(8)

5. Langkah-langkah dalam Membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran ... 23

6. Cara Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 30

C. Minat Guru PAI terhadap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat ... 35

B. Metode Penelitian ... 35

C. Populasi dan Sampel ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data... 36

E. Teknik Analisis Data... 36

F. Instrument Penelitian ... 39

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum ... 42

1. Keadaan SD Negeri di Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur ... 42

2. Keadaan Guru PAI di SD Negeri Kelurahan Pondok Kelapa ... 42

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 43

C. Analisis dan Interpretasi Data ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran... 61


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kriteria Perhitungan ... 38 Tabel 2 Kisi-kisi Instrument Penelitian... 40 Tabel 3 Menurut saya, menyusun RPP merupakan tanggung jawab saya

sebagai seorang guru ... 43 Tabel 4 Sebelum PBM berlangsung, saya berusaha menyusun RPP

terlebih dahulu... 44 Tabel 5 Dalam menyusun RPP, guru harus mampu merumuskan tujuan

pembelajaran ... 44 Tabel 6 Saya kurang senang menyusun RPP karena menurut saya, RPP

merupakan hal yang merepotkan ... 45 Tabel 7 Saya selalu mengutamakan tugas saya dalam menyusun RPP

dalam kesibukan apapun ... 45 Tabel 8 Menurut saya, RPP dapat mendorong guru lebih siap melakukan

kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang lebih matang... 46 Tabel 9 Menurut saya, RPP memudahkan guru dalam mengajar ... 46 Tabel 10 Menurut saya, setiap guru butuh terhadap perencanaan

pembelajaran ... 47 Tabel 11 RPP dapat membantu memelihara semangat guru dalam mengajar ... 47 Tabel 12 Saya senang menyusun RPP, tanpa selalu diingatkan kepala

sekolah... 48 Tabel 13 Dalam menyusun RPP, guru harus menyesuaikan metode dengan

tujuan pembelajaran ... 48 Tabel 14 Menurut pemahaman saya, RPP tidak dapat dijadikan sebagai tolak

ukur seberapa jauh tujuan pembelajaran itu telah tercapai ... 49 Tabel 15 Menurut saya, kesesuaian materi pokok dengan tujuan

pembelajaran itu kurang penting dalam menyusun RPP... 49 Tabel 16 Saya merasa keberatan, apabila tiap pembelajaran harus menyusun


(10)

Tabel 17 Sebagai Guru, saya harus mampu memilih alat evaluasi yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran ... 50 Tabel 18 Dalam mengajar saya harus berpedoman pada RPP, karena dengan

RPP pembelajaran menjadi lebih efektif... 51 Tabel 19 Dalam menyusun RPP, saya selalu merumuskan scenario

pembelajaran yang sesuai dengan metode yang saya gunakan ... 51 Tabel 20 Saya senang dengan tugas saya dalam menyusun RPP, karena RPP

dapat memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan potensinya ... 52 Tabel 21 Saya selalu bertanya kepada sekolah hal-hal yang kurang saya

pahami dalam menyusun RPP... 52 Tabel 22 Dalam mengajar, saya kurang berpedoman pada RPP, karena tanpa

RPP saya masih bisa mengajar... 53 Tabel 23 Menurut saya, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat

menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya dalam pembelajaran .. 53 Tabel 24 Penyusunan RPP biasa saya lakukan, pada saat kepala sekolah

akan mengadakan supervisi... 54 Tabel 25 Guru harus memiliki kemampuan dalam menyusun RPP, agar RPP

tidak dibuat asal-asalan ... 54 Tabel 26 RPP membantu guru dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan, minat

dan mendorong murid dalam belajar... 55 Tabel 27 RPP harus dikembangkan untuk memudahkan murid dalam belajar

dan membentuk kompetensi dirinya ... 55 Tabel 28 RPP disusun tidak harus disesuaikan dengan karakteristik murid ... 56 Tabel 29 Dalam menyusun RPP, guru harus memilih alat atau sumber

belajar yang sesuai dengan sarana yang dimiliki sekolah ... 56 Tabel 30 Saya kurang senang mengikuti pelatihan-pelatihan kompetensi

guru yang diadakan oleh komite sekolah ... 57 Tabel 31 Saya menyusun RPP sesuai dengan kaidah dalam penyusunan RPP . 57 Tabel 32 RPP harus disusun sesederhana dan seflekibel mungkin ... 58 Tabel 33 Distribusi Frekuensi Skor Minat ... 59 Tabel 34 Kriteria Perhitungan ... 60


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memainkan peranan penting untuk meningkatkan kualitas manusia menyongsong kehidupan masa depan. Melalui pendidikan manusia dapat mempelajari bagaimana cara meningkatkan dan mengembangkan potensi berupa intelektual, mental, sosial, emosional, kemandirian dalam kehidupan sehingga menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman. Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bab I tentang ketentuan umum Pasal I ayat (I) disebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya adalah sebuah misi dari pendidikan yang menjadi tanggung jawab professional seorang guru. Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam mendidik anak yaitu dengan pengajaran. K.H. Dewantara sebagaimana dikutip A. Tafsir mengatakan bahwa pengajaran itu adalah

1

. Hasbullah,Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), edisi revisi, h. 304


(12)

sebagian dari pendidikan, ia menyatakan pengajaran (onderwijs) itu tidak lain dan tidak bukan ialah salah satu bagian dari pendidikan. Jelasnya, pengajaran tidak lain ialah pendidikan dengan cara memberikan ilmu atau pengetahuan serta kecakapan.2

Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Yang paling penting dalam hal ini adalah faktor guru, sebab secanggih apapun suatu kurikulum dan sehebat apapun sistem pendidikan, jika tidak didukung oleh kualitas dan kinerja guru yang baik, maka semua itu tidak dapat membuahkan hasil yang maksimal. Hal penting yang harus dilakukan oleh guru adalah menjabarkan kurikulum tersebut ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan kata lain, guru diharapkan memiliki kemampuan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dijadikan pedoman pelaksanaan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam implementasi KTSP, yang akan menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan serta kualitas sumber daya manusia (SDM), baik dimasa sekarang maupun dimasa depan. Oleh Karena itu, dalam kondisi dan situasi bagaimanapun, guru tetap harus menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), karena perencanaan merupakan pedoman pembelajaran.3

Perencanaan pembelajaran sangat dibutuhkan sebelum pelaksanaan, karena dengan perencanaan pembelajaran proses kegiatan belajar mengajar akan dapat memperlihatkan kualitasnya dan lebih terarah dalam proses pencapaian tujuan pendidikan.

Dalam kaitannya dengan minat guru terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), berarti dalam diri guru terdapat perasaan

2

. A. Tafsir,Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 7

3

. E. Mulyasa,Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 153


(13)

suka dan tidak suka untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran. Karena hal ini dipengaruhi oleh minat guru itu sendiri.

Minat adalah suatu yang harus diperhatikan, karena minat akan memegang perananan penting terhadap hasil yang akan dicapai. Pada dasarnya kegiatan atau perbuatan yang dilakukan setiap orang didasari oleh kecenderungan, keinginan atau minat. Minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik sebagai pokok aspek kejiwaan. Minat bukan saja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tetapi juga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu.

Tugas-tugas yang dikerjakan oleh seorang guru mencerminkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan minat terhadap tugas yang dibebankan kepaadanya, seperti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hal tersebut dapat dilihat dari kerajinannya dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, ketertarikannya untuk mendalami tugasnya dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan melaksanakannya dengan perasaan senang.4

Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru diharuskan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai rambu-rambu atau acuan untuk memudahkan dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya dikelas. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun harus memuat sasaran dan tujuan pembelajaran yang mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik yang nantinya dituangkan dalam proses belajar mengajarnya. Ketiga aspek tersebut harus mendapatkan porsi yang sama dan tidak boleh mengutamakan salah satu dari aspek tersebut. Artinya ketiga aspek tersebut harus terintegrasi menjadi satu kesatuan yang seimbang dan utuh.

Untuk bisa melaksanakan tugasnya secara maksimal agar dalam proses belajar mengajarnya seorang guru dapat mencapai sasaran dan tujuan

4

. E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), h. 231


(14)

pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, maka seorang guru dituntut mampu menjadi guru yang efektif. Guru efektif adalah guru yang mau dan mampu mendayagunakan (empowering) seluruh kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya, peserta didiknya dan lingkungan belajarnya untuk mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tidak hanya itu, ia juga harus mampu menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar yang efektif adalah suatu proses pembelajaran yang dapat memberikan hasil belajar maksimal berupa penguasaan pengetahuan, kemampuan, sikap, dan keterampilan kepada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Namun demikian, konsep ideal seperti di atas, tidak selamanya sesuai dengan tujuan dan realita yang ada, serta informasi yang diterima penulis dari sebagian guru agama bahwa sedikit sekali guru yang menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan masih mengesampingkan tugas mereka dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, sekalipun menyusun rencana pembelajaran tidak dijadikan pedoman pada saat mengajar, atau hanya untuk memenuhi kewajiban administrative, dan hanya untuk kepentingan portofolio dalam rangka sertifikasi guru.

Dari kenyataan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat suatu fenomena yang menarik untuk ditelusuri lebih seksama, karena fenomena itu sudah mendekati pada suatu kesenjangan. Seorang guru memang harus benar-benar melaksanakan tugasnya sebagai pengajar, salah satunya adalah dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk digunakan dalam setiap kegiatan belajar mengajar.

Uraian singkat tersebut di atas memberikan gambaran sekaligus pertimbangan untuk melakukan penelitian tentang minat guru agama terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, dalam judul “ MINAT

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) TERHADAP


(15)

(RPP)”. (Penelitian terhadap guru-guru PAI di 8 (delapan) SD Negeri Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur).

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

a. Rendahnya minat guru agama terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat guru agama terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, baik dari dalam maupun dari luar

c. Pentingnya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam kegiatan pembelajaran

d. Kurangnya tingkat kesadaran guru terhadap pentingnya penyusunan rencana pembelajaran

2. Pembatasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas, agar penulisan skripsi ini tidak melebar luas, penulis hanya membatasi permasalahan penelitian

pada “Minat guru PAI terhadap penyusunan RPP”, minat yang dimaksud

adalah minat guru PAI yang meliputi perasaan senang, perhatian, memiliki pengetahuan, perasaan tertarik, keinginan, cita-cita serta prestise, sedangkan guru PAI yang dimaksud adalah guru-guru PAI di 8 (delapan) SD Negeri di Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah:


(16)

“Bagaimana minat guru-guru PAI di 8 (delapan) SD Negeri di Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat guru Pendidikan Agama Islam (PAI) terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di SD Negeri di Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.

2. Secara praktis, diharapkan bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai bahan penambahan referensi dan masukan bagi para praktisi pendidikan (guru dan sekolah), maupun akademisi dalam memahami masalah Pendidikan Agama Islam selanjutnya. Dan memberikan masukan bagi pengembangan penelitian serupa dimasa yang akan datang.


(17)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Minat Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) 1. Pengertian Minat Guru PAI

a. Pengertian Minat

Setiap insan mempunyai kecenderungan untuk selalu berintegrasi dengan sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Apabila sesuatu itu memberikan rasa senang, bahagia, dan bermanfaat kepada dirinya, kemungkinan ia akan berminat terhadap sesuatu itu.

Secara etimologi minat dapat diartikan “sebagai suatu

kecenderungan hati yang tertinggi terhadap sesuatu gairah atas

keinginan”. Untuk lebih jauh memahami tentang definisi minat, maka penulis mengangkat beberapa pendapat tentang minat yang dikemukakan oleh para tokoh yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Menurut H. M Alisuf Sabri minat (interest) adalah “sesuatu

kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus”.5 Lusi Nuryanti berpendapat bahwa minat adalah kecenerungan seseorang terhadap sesuatu, atau bisa dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan.6

5

. M. Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), h. 84 6


(18)

Selanjutnya menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwodarminto, yang dimaksud engan minat adalah

“perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu”.7

Sejalan dengan itu menurut Retno Priyani minat atau interest merupakan sumber motivasi yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan apa saja yang ia inginkan bila ia bebas memilih.8 Bimo Walgito menyatakan nbahwa minat adalah suatu keadaan imana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan

lebih lanjut”.9

M. Bukhori mengemukakan pendapat bahwa minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya.10 Utami Munandar, mengatakan bahwa minat dapat juga menjadi kekuatan motivasi, prestasi seseorang selalu dipengaruhi macam dan intensitas minat-minatnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa minat juga menimbulkan kepuasan, seseorang akan cenerung untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat, dan minat dapat bertahan selama hidupnya.11

Dari beberapa definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa minat atau interest adalah suatu kecenderungan hati dalam diri seseorang sebagai pendorong dan penggerak yang berbentuk perhatian untuk melakukan suatu kegiatan, yang disertai keinginan untuk mengetahui maupun membuktikan lebih lanjut dan dapat membawa perasaan senang. Sekalipun seorang guru itu mampu dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Namun guru tersebut tidak akan 7

. W.J.S Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, dikutip oleh Mudjito, Pembinaan Minat Baca, (Universitas Terbuka: 2001), h. 61

8

. Retno Priyani, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), h. 129

9

. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1998), h.175 10

. M. Bukhori,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1978), h. 124. 11

. Utami Munandar,Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak di Sekolah, (Jakarta: PT. Grasindo, 1992), h. 11


(19)

mau melakukan tugasnya dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, jika tidak diiringi dengan adanya minat. Dalam hal ini tentunya minat atau keinginan erat pula hubungannya dengan perhatian yang dimiliki, karena perhatian mengarahkan timbulnya kehendak pada seseorang.

Aspek minat terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif, aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu obyek dan berpusat pada manfaat dari obyek tersebut, sedangkan aspek afektif nampak pada rasa suka atau tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap obyek tersebut. Minat mendorong seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan bila mereka melihat sesuatu akan menguntungkan, mereka berminat dan mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang minatpun akan berkurang.

Menurut M. Bukhari dalam bukunya “Psikologi Pendidikan”

bahwa minat itu mengandung tiga unsur, yaitu:

a. Kognisi (mengenal), dalam arti minat didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut. b. Emosi (perasaan), karna dalam partisipasi atau pengalaman itu

disertai dengan perasaan tertentu.

c. Konasi (kehendak), merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut, yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu aktivitas.12

Berdasarkan rumusan dia atas, dapat disimpulkan bahwa minat itu mengandung unsur-unsur yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur tersebut adalah kognisi, emosi dan konasi. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu, maka ia harus terlebih dahulu mengenal atau mengetahui apa yang dituju oleh minatnya setelah mengetahui, lalu menimbulkan perasaan senang dalam partisipasi atau pengalamannya. Apabila seseorang telah mengenal atau mengetahui tentang sesuatu yang dituju oleh minatnya 12


(20)

tersebut disertai dengan perasaan senang, maka selanjutnya minat itu akan dimanifestasikan dalam suatu kegiatan.

b. Pengertian Guru PAI

Guru Pendidikan Agama Islam adalah orang yang membimbing, mengarahkan dan membina anak didik menjadi manusia yang matang atau dewasa dalam sikap dan kepribadiannya sehingga tergambarlah dalam tingkah lakunya nilai-nilai agama Islam.13 Menurut Drs. A. D.

Marimba, guru pendidikan agama Islam atau pendidik adalah “Orang

yang memikul pertanggungan jawab untuk mendidik.14

Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru professional yang harus menguasai betul-betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran. Adapun syarat-syarat tersebut meliputi fisik, psikis, mental, moral dan intelektual. Untuk lebih jelasnya Oemar Hamalik mengemukakan sebagai berikut:

a. Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani yang artinya seorang guru harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit.

b. Persyaratan psikis, yaitu sehat rohani yang artinya tidak mengalami gangguan jiwa atau kelainan.

c. Persyaratan mental, yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap profesi kependidikan, mencintai dan mengabdi serta memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya.

d. Persyaratan moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sikap susila yang tinggi.

e. Persyaratan intelektual, yaitu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi yang diperoleh dari lembaga pendidikan

13

. M. Arifin,Filsafat Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 100 14

. Ahmad D. Marimba,Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: PT al-ma’arif, 1989), Cet. Ke-8, h. 37


(21)

tenaga kependidikan, yang memberi bekal guna menunaikan tugasnya dan kewajibannya sebagai guru.15

Sementara itu, Zakiyah Darajat mengemukakan bahwa syarat menjadi guru itu adalah:

1) Bertaqwa kepada Allah SWT 2) Berilmu

3) Sehat jasmaninya 4) Baik akhlaknya 5) Bertanggungjawab 6) Berjiwa nasional.16

Dari berbagai persyaratan yang telah dikemukakan dari kedua pendapat di atas, menunjukkan bahwa guru menempati bagian tersendiri dari berbagai ciri, khususnya apabila dikaitkan dengan tugas keprofesiannya.

Mengingat ruang lingkup tugas guru yang begitu luas, maka

Zakiyah Darajat membagi fungsi dan tugas guru sebagai berikut: “

Fungsi dan Tugas guru itu meliputi pertama, tugas pengajaran atau tugas menjadi pengajar.Kedua, tugas bimbingan dan penyuluhan atau guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan. Ketiga, tugas

administrasi atau guru sebagai pemimpin (manajer kelas)”.17

Ketiga tugas di atas mesti dijalankan secara seimbang dan serasi, tidak boleh salah satu ada yang terabaikan, karena satu dengan yang lainnya adalah saling berkaitan dalam menuju keberhasilan pendidikan.

Jadi, yang dimaksud dengan minat guru PAI disini adalah kecenderungan guru pendidikan agama Islam untuk melakukan suatu aktifitas atau tugas, dimana terdapat perasaan senang dan perhatian yang tinggi pada tugas tersebut.

15

. Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar,(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1994), h. 9

16

. Zakiyah Darajat,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 19920, h. 40 17


(22)

2. Macam-macam Minat

Menurut Witherington (1999), minat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Minat Primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan beraktifitas dan sebagainya.

b. Minat Kultural adalah minat yang berasal dari perbuatan yang lebih tinggi tarafnya.18

Sedangkan menurut Dale. H. Schunk, dkk minat juga digolongkan menjadi dua macam, yaitu:

a. Minat Pribadi (Personal interest), adalah karakteristik kepribadian seseorang yang relative stabil, yang cenderung menetap pada diri seseorang. Minat pribadi biasanya dapat langsung membawa seseorang pada seseorang pada beberapa aktifitas yang spesifik. Minat pribadi dapat dilihat ketika seseorang menjadikan aktifitas sebagai pilihan. Secara umum aktifitas tersebut menimbulkan kesenangan pribadi atau aktifitas yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut. b. Minat Situasional (Situasional interest), adalah minat yang sebagian

besar dibangkitkan oleh kondisi lingkungan.19

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa minat dari dalam dan dari luar individu sangat penting artinya bagi kesuksesan yang akan dicapai. Individu yang mempunyai minat terhadap suatu objek atau aktifitas berarti ia telah menetapkan tujuan yang berguna bagi dirinya sehingga ia akan cenderung untuk menyukainya. Dari sana kemudian, segala tingkah lakunya menjadi terarah dengan baik dan tujuan pun akan tercapai.

18

. http://edu-articles.com/ Kelemahan-guru-dalam-mengajar, terbit: rabu, 2 Desember, 2009

19

. Dale H. Schunk, Paul. R. Pintrich, Motivation in Education: Theory, Research and Applications, Third Edition, New Jersey: Pearson Education, 2008, h. 213


(23)

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat

Cukup banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat terhadap sesuatu. Dimana secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bersumber dari dalam dan dari luar.

Crow and crow (1982) berpendapat bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya minat, yaitu:

a. Faktor dorongan dari dalam individu

Yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membangkitkan minat seseorang terhadap obyek yang diminatinya.

b. Faktor motif sosial

Yakni, minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin dilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adaya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga dan orang lain.

c. Faktor emosional

Yakni, minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi, misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.20

Jadi, dapat disimpulkan apabila seorang menaruh minat terhadap sesuatu, berarti pada diri seseorang tersebut terdapat suatu motif yang menyebabkannya secara aktif dengan hal yang menarik perhatiannya menentukan tercapai tidaknya suatu tujuan tersebut.

Menurut Zakiyah Darajat, kebutuhan dapat mempengaruhi faktor

timbulnya minat. Beliau menyatakan “semakin besar kebutuhan yang

dirasakan mereka, semakin kuat pula minat yang dimiliki.21

Menurut S. Nasution, minat dapat ditimbulkan dengan beberapa cara:

20

. http://uin-suka. Info/ejurnal/index.php?option=com 21


(24)

a) Membangkitkan suatu kebutuhan, misalnya kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan dan sebagainya.

b) Menghubungkan dengan pengalaman yang lampau

c) Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih baik22

Seorang Psikolog yang bernama Renninger mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhi minat. Pertama, value atau nilai aktivitas. Kedua, pengetahuan terdahulu.

Menurutnya konsep minat itu sebagai perbandingan antara tingkat penilaian yang dimiliki seseorang terhadap aktifitas, yang artinya memilih untuk melakukannya dan berfikir bahwa aktivitas itu penting, dan tingkat pengetahuan yang dimilikinya tentang aktifitas. Dan dari kedua aspek tersebut, Reninger mengemukakan terdapat empat model minat. Pertama, ignorance (mengabaikan), kedua, non interest (tidak berminat), ketiga, attraction (sekedar melihat tapi tidak berminat untuk melaksanakan), keempat, interest (berminat).23

Reninger’s model of the relations

Value for activity

Low High

Low Ignorance Attraction

Prior knowledge

High Non interest Interest

Dalam penulisan ini, penulis lebih mengacu pada teori Renninger dimana dari kedua interaksi dari aspek tersebut Reninger mengemukakan empat macam model minat seperti yang dikemukakan di atas, yaitu:

a. Mengabaikan

Jika nilai tentang pentingnya RPP rendah dan pengetahuan tentang RPP itu rendah.

22

. S. Nasution,Didaktik asas-asas mengajar, (Bandung: Jemmars, 1986), h. 85 23

. Dale H. Schunk, Paul. R. Pintrich, Motivation in Education: Theory, Research and Applications,Third Edition, h. 214


(25)

b. Tidak berminat

Jika nilai tentang pentingnya RPP rendah dan pengetahuan tentang RPP itu tinggi.

c. Sekedar melihat tapi tidak berminat melaksanakan

Jika nilai tentang pentingnya RPP tinggi dan pengetahuan tentang RPP itu rendah.

d. Berminat

Jika nilai tentang pentingnya RPP tinggi dan pengetahuan tentang RPP itu tinggi.

B. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Menurut Muhaimin, RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.24 Sedangkan Menurut Mansur Muslich, perencanaan pembelajaran atau disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram.25 Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (apicable) yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.

RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan ini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan

24

. Prof. Dr. H. Muhaimin M.A, dkk,Pengembangan model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.136

25

. Prof.Dr.H. Muhaimin M.A, dkk, Pengembangan model KTSP pada sekolah dan madrasah…, h. 53


(26)

belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh.

Tugas guru yang paling utama terkait dengan RPP adalah menjabarkan silabus ke dalam RPP yang lebih operasional dan rinci, serta siap dijadikan pedoman atau skenario dalam pembelajaran. Dalam pengembangan RPP, guru diberi kebebasan untuk mengubah, memodifikasi dan menyesuaikan silabus dengan kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Menurut Muhaimin, dkk tugas masing-masing guru adalah mengembangkan silabus yang sudah disepakati ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, yang biasa disebut dengan skenario pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran secara utuh tiap pertemuan, atau merupakan deskripsi proses pembelajaran secara utuh dalam tiap pertemuan mulai dari langkah awal, kegiatan inti, dan penutup.26

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yakni: kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi standar berfungsi sebagai memberi makna terhadap kompetensi dasar; indikator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukkan kompetensi peserta didik; sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukkan kompetensi dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi dasar belum terbentuk atau belum tercapai.27

26

. Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A, dkk, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah…, h.149

27

. E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), h. 231


(27)

2. Pentingnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting yang harus diperhatikan dalam implementasi KTSP, yang akan menentukan pembelajaran secara keseluruhan dan menentukan kualitas pendidikan serta kualitas sumber daya manusia (SDM), baik dimasa sekarang maupun dimasa depan. Oleh karena itu, dalam kondisi dan situasi bagaimanapun, guru tetap harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), karena perencanaan merupakan pedoman pembelajaran.

Menurut E. Mulyasa pentingnya, RPP dalam implementasi KTSP, yang akan menentukan berhasil tidaknya suatu pembelajaran, idealnya peserta didik dilibatkan dalam pengembangannya, untuk mengidentifikasi kompetensi, menetapkan materi standar, mengembangkan indikator hasil belajar, dan melakukan penilaian. Dalam pada itu, mereka dapat menetukan jenis evaluasi untuk melihat seberapa besar keberhasilan dan kemajuan belajarnya.28

Sedangkan menurut Wina Sanjaya dalam bukunya “Perencanaan

dan Desain Sistem Pembelajaran, mengatakan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran itu sangat dibutuhkan. Hal ini di sebabkan oleh beberapa hal.29

Pertama, pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana apapun proses pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian semakin kompleks tujuan yang harus dicapai, maka semakin kompleks pula proses pembelajaran yang berarti akan semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun oleh guru.

Kedua, pembelajaran adalah proses kerja sama, proses pembelajaran minimal akan melibatkan guru dan siswa. Guru tidak mungkin berjalan sendiri tanpa keterlibatan siswa. Dalam suatu proses 28

. E. Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-2, h. 155

29

. Dr. Wina Sanjaya, M.Pd, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. Ke-1, h. 31-32


(28)

pembelajaran guru tanpa siswa tidak akan memiliki makna. Dengan demikian guru dan siswa perlu bekerja sama secara harmonis. Guru perlu merencanakan apa yang harus dilakukan oleh siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.

Ketiga, proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Oleh karena itu sebabnya pembelajaran merupakan suatu yang kompleks, yang harus memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi. Disini guru memerlukan perencanaan yang matang dalam menhadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

Keempat, proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar dengan tepat. Untuk itu perlu perencanaan yang matang bagaimana memanfaatkannya untuk keperluan pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Memerhatikan beberapa hal di atas, maka rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan proses yang kompleks dan tidak sederhana, karena proses perencanaan pembelajaran memerlukan pemikiran yang matang, sehingga akan berfungsi sebagai pedoman dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

3. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu, ialah guru tersebut senantiasa menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sebelumnya.

Menurut Oemar Hamalik, perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai berikut:30

30

. Prof. Dr. Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara), Cet. Ke-2, h. 135-136


(29)

a. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan hubungannya dengan pengakaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu.

b. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan

c. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur yang dipergunakan

d. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan murid, minat-minat murid dan mendorong memotivasi mereka dalam belajar e. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar

dengan adanya organisasi kurikulum yang lebih baik, metode yang tepat dan menghemat waktu

f. Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan-harapan mereka

g. Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan perkembangan profesionalnya

h. Membantu guru memiliki perasaan percaya pada diri sendiri dan jaminan atas diri sendiri

i. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date kepada murid.

Sedangkan Menurut Abdul Majid perencanaan pengajaran memainkan peranan penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Ada beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu:

a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.


(30)

c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.

d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.

e. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja. f. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.31

Dapat disimpulkan bahwa fungsi perencanaan pengajaran bagi seorang guru adalah untuk mengefektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan dan hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis.

4. Prinsip-prinsip dalam Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus memperhatikan perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Untuk kepentingan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan Rencana Pelaksanakan Pembelajaran , yakni:32 a. Kompetensi yang dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran harus jelas; makin konkrit kompetensi makin mudah diamati dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.

31

. Abdul Majid,Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), h. 22

32


(31)

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.

c. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan.

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.

e. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau dilaksanakan di luar kelas, agar tidak mengganggu jam-jam pelajaran lain.

Dalam hal itu, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran, serta pembagian waktu yang digunakan secara proporsional, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas dan keleluasaan, pencatatan kemajuan belajar, pembelajaran remidial (remidial teaching), program pengayaan, program percepatan (akselerasi), peningkatan kualitas pembelajaran dan pengisian waktu jam kosong.

Dalam kaitannya dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan.Pertama; persiapan merupakan suatu proses yang diarahkan pada tindakan mendatang, misalnya untuk pembentukan kompetensi dan mungkin akan melibatkan orang lain, seperti pengawas dan komite sekolah, bahkan orang tua peserta didik. Kedua: persiapan diarahkan pada tindakan di masa mendatang (future action), yang dihadapkan kepada berbagai masalah, tantangan dan hambatan yang tidak jelas dan tidak pasti (chaos). Sementara itu, pengetahuan tentang masa depan sangat terbatas, sehingga mempersulit prediksi, khususnya memperkirakan kegiatan dalam kelas, apalagi dalam era globalisasi sekarang ini, tidak menutup kemungkinan apa-apa yang direncanakan sebenarnya sudah dimiliki oleh peserta didik. Ketiga:


(32)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai bentuk kegiatan perencanaan serta hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan, oleh karena itu, RPP yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara optimal dalam pembelajaran dan pembentukkan kompetensi.

Gagne dan Briggs mengisyaratkan bahwa dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran perlu memerlukan empat asumsi sebagai berikut:33

a. Rencana pembelajaran perlu dikembangkan dengan baik dan menggunakan pendekatan sistem. Proses pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem karena memliki sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan berinterelasi, memiliki fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan pembelajarn, dan membentuk kompetensi peserta didik

b. Rencana pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan pengetahuan tentang peserta didik. Kualitas rencana pembelajaran banyak bergantung pada bagaimana rancangan tersebut dibuat, apakah bersifat ilmiah, intuitif, atau keduanya. Jelasnya, seorang guru yang profesional perlu memiliki pengetahuan mengenai teori-terori belajar dan pembelajaran, serta harus memiliki kemampuan menyusun rncana pembelajaran dengan baik dan efektif

c. Rencana pembelajaran harus dikembangkan untuk memudahkan peserta didik belajar dan membentuk kompetensi dirinya. Meskipun proses pembelajaran dilakukan secara klasikal, pada hakikatnya belajar itu bersifat individual. Oleh karena itu, dalam mengembangkan rencana pembelajaran perlu mempertimbangkan peserta didik

d. Rencana pembelajaran hendaknya tidak dibuat asal-asalan, apalagi hanya untuk memenuhi syarat administrasi. Asumsi keempat ini bersifat menegaskan akan pentingnya asumsi pertama dan kedua.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan guru untuk menunjang pembentukan kompetensi pada 33


(33)

peserta didik. Dalam hal ini, guru harus mengembangkan perencanaan dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester, beberapa minggu atau beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester sebagai program unit, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang memiliki komponen kompetensi dasar, indikator, materi standar, pengalaman belajar, metode mengajar dan penilaian.34

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran itu menuntut pemikiran, pengambilan keputusan dan pertimbangan guru, serta memerlukan usaha intelektual, pengetahuan teoritik, pengalaman yang ditunjang oleh sejumlah aktivitas, seperti meramalkan, mempertimbangkan, menata dan memvisualisasikan.

5. Langkah-langkah dalam Membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran

Kunandar menyebutkan langkah-langkah menyusun suatu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran meliputi beberapa hal berikut ini:35

a. Identitas Mata Pelajaran

Tuliskan nama pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu (jam pertemuan).

b. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar

Tuliskan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan standar isi.

c. Indikator

Pengembangan Indikator dilakukan dengan beberapa pertimbangan berikut:

1) Setiap Kompetensi Dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari dua).

34

. E. Mulyasa,KTSP…, h. 219 35

. Kunandar, Guru Profesional, Implementasi KTSP dan Periapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 242-249


(34)

2) Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi.

3) Tingkat kata kerja dalam indikator menggunakan kata kerja dalam Kompetensi Dasar maupun Standar Kompetensi.

4) Prinsip pengembangan indikator adalah Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, dan Konstektual.

5) Keseluruhan indikator dalam satu Kompetensi Dasar merupakan tanda-tanda, perilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berfikir, dan bertindak secara konsisten.

d. Materi Pembelajaran

Cantumkan materi pembelajaran dan lengkapi dengan uraiannya yang telah dikembangkan dalam silabus. Dalam menetapkan dan mengembangkan materi perlu diperhatikan hasil dari pengembangan silabus, pengalaman belajar yang bagaimana yang ingin diciptakan dalam proses pembelajaran yang didukung oleh uraian materi untuk mencapai kompetensi tersebut.

e. Tujuan Pembelajaran

Dalam tujuan pembelajaran dijelaskan apa tujuan dari pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran diambil dari indikator. f. Strategi atau Skenario Pembelajaran

Strategi atau skenario pembelajaran adalah strategi atau skenario apa dan bagaimana dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa secara terarah, aktif, efektif, bermakna, dan menyenangkan. Strategi atau skenario pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh guru secara beruntun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-materi yang memerlukan prasyarat tertentu.

g. Sarana dan Sumber Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar, sarana pembelajaran sangat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sarana


(35)

pembelajaran ini lebih ditekankan pada arti media/alat peraga. Sementara itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sumber dalam proses belajar mengajar.

h. Penilaian dan Tindak Lanjut

Tuliskan sistem penilaian dan prosedur yang digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa berdasarkan sistem penilaian yang telah dikembangkan selaras dengan pengembangan silabus. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penilaian adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, yang dilakukan berdasarkan indikator.

2) Menggunakan acuan kriteria.

3) Menggunakan sistem penilaian berkelanjutan.

4) Hasil penilaian di analisis untuk menentukan tindak lanjut

5) Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran.

Sedangkan Muhaimin, dkk menjelaskan langkah-langkah penyusunan RPP, yaitu:36

a. Mencantumkan identitas: 1) Nama sekolah/madrasah 2) Mata pelajaran

3) Kelas/semester

36

. Prof. Dr. Muhaimin, dkk,Pengembangan Model KTSP pada Sekolah dan Madrasah..., h. 137-145


(36)

4) Standar Kompetensi 5) Kompetensi Dasar 6) Indikator

7) Alokasi Waktu

b. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran menggambarkan hasil akhir yang akan dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.

c. Mencantumkan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok/pembelajaran yang ada dalam silabus. Setiap karakteristik materi pembelajaran dalam RPP, dapat diuraikan menjadi lebih utuh dalam penguasaan kompetensi.

d. Mencantumkan Metode Pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Setiap metode yang dicantumkan dalam RPP, menggambarkan penerapan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Dan setiap metode yang dicantumkan dalam RPP, menunjukkan benar-benar dilaksanakan dalam langkah-langkah skenario kegiatan pembelajaran baik dalam kegiatan pendahuluan (awal), kegiatan inti, dan kegiatan penutup (akhir) pembelajaran.

e. Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Akan tetapi, dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan


(37)

karakteristik model yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Kegiatan awal/pendahuluan/pembuka adalah upaya yang dilakukan guru untuk mengondisikan kesiapan mental, emosional, spiritual dan aktivitas-aktivitas belajar yang akan dilakukan selama pembelajaran. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang paling banyak menentukan kualitas pembelajaran dan berpengaruh langsung dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan belajar peserta didik untuk mencapai kompetensi yang direncanakan. Kegiatan akhir atau penutup adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan atau bersama-sama dengan siswa.

f. Mencantumkan Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

g. Mencantumkan Penilaian

Penilaian dijabarkan dengan menunjukkan teknik/jenis penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Pencantuman penilaian dalam RPP dapat berupa penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses banyak digunakan untuk penilaian afektif atau praktik. Sedangkan penilaian hasil belajar digunakan untuk mengukur secara tepat setiap indikator yang dirumuskan dari kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik. Setiap instrumen penilaian harus dirumuskan bobot, skor, dan pengolahan nilai dalam rubrik penilaian.


(38)

Menurut Mulyasa langkah-langkah pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:37

Pertama, mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Kompetensi yang dikembangkan harus mengandung muatan yang menjadi materi standar, yang dapat diidentifikasi berdasarkan kebutuhan peserta didik, masyarakat, ilmu pengetahuan dan filsafat. Identifikasi kompetensi perlu dilakukan dengan baik dan benar, karena kesalahan dalam mengidentifikasi kompetensi dapat mengaburkan makna dan hakekat pembelajaran. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengidentifikasi komponen, yaitu: hendaknya mengandung unsur proses dan produk; bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk perilaku nyata; mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai kompetensi tersebut; pembentukan kompetensi seringkali membutuhkan waktu relatif lama, harus realitas dan dapat dimaknai sebagai kegiatan atau pengalaman belajar tertentu, serta harus komprehensif, artinya berkaitan dengan visi dan misi sekolah.

Kedua, mengembangkan materi standar. Materi standar merupakan bahan pembelajaran berkenaan dengan jawaban atas, "apa yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk membentuk kompetensi?". Materi standar merupakan isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dan pembentukkan kompetensi. Secara umum, materi standar mencakup tiga komponen utama, yaitu ilmu pengetahuan, proses dan nilai-nilai, yang dapat dirinci sesuai dengan kompetensi dasar, serta visi dan misi sekolah. Menentukan materi standar bukanlah pekerjaan yang mudah, karena harus dipilih sesuai dengan kompetensi dasar dan diurutkan sesuai dengan ruang lingkup (scope) dan urutannya (skuensi), serta perlu dirancang dan diorganisir sedemikian rupa, agar mampu membentuk kompetensi peserta didik. Sehubungan dengan itu, para guru sebagai 37


(39)

manager kurikulum di sekolah diharapkan dapat memilih dan mengembangkan materi standar sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, serta minat, kemampuan dan perkembangan peserta didik.

Ketiga, menentukan metode. Penentuan metode erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efesien dan efektif dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk membentuk kompetensi dasar. Dalam hal ini, strategi pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam melakukan proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi, yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta untuk mencapai tujuan. Dalam setiap pembelajaran dan pembentukkan kompetensi, guru dapat menggunakan berbagai variasi metode dan berbagai variasi media untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru diharapkan dapat memilih dan menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.

Keempat, merencanakan penilaian. Menurut Tyler yang dikutip oleh Mulyasa mengatakan bahwa penilaian pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya pembelajaran yang dilaksanakan, yang mencakup semua komponen pembelajaran, baik prosess maupun hasilnya. Untuk itu, kegiatan penilaian membutuhkan alat penilaian dalam mencapai tujuan dan guru perlu menentukan alat penilaian sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Dalam hal ini, pembelajaran tidak harus berlangsung di kelas saja, tetapi dapat terjadi di luar kelas, bahkan di luar sekolah.

Guru sebagai pengembang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran seyogyanya melakukan penilaian terhadap efektivitas pelaksanaannya. Penilaian dapat dilakukan selama proses implementasi rencana pelaksanaan pembelajaran maupun sesudahnya, sehingga kegiatan yang terbaik bagi guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah adalah melakukan evaluasi kurikulum secara terus menerus, utuh dan


(40)

menyeluruh. Pendekatan dan teknik yang dapat digunakan dalam menilai kurikulum yang berlaku itu beragam sesuai dengan sasaran, fungsi dan tujuan penilaian.

6. Cara Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Menurut Mansur Muslich langkah atau cara yang patut dilakukan guru dalam penyusunan RPP adalah sebagai berikut:38

a. Ambillah satu unit pembelajaran (dalam silabus) yang akan diterapkan dalam pembelajaran.

b. Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit tersebut.

c. Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.

d. Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator tersebut.

e. Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut.

f. Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan/dikenakan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. g. Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan

tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

h. Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap rumusan tujuan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

i. Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari dua jam pelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih satu pertemuan. Pembagian setiap jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan tujuan pembelajaran atau sifat/tipe/jenis materi pembelajaran.

38

. Mansur Muslich, KTSP; Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 54-55


(41)

j. Sebutkan sumber/media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran secara konkret dan untuk setiap bagian/unit pertemuan. k. Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian

berbentuk tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu penilaiannya. Jika instrumen penilaian berbentuk soal, cantumkan soal-soal tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya berbentuk proses, susunlah rubriknya dan indikator masing-masingnya. Mulyasa mengemukakan cara membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam garis besarnya dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:39

a. Mengisi kolom identitas.

b. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan.

c. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun. d. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan

kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditentukan.

e. Mengidentifikasi materi standar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi standar merupakan uraian dari materi pokok/ pembelajaran.

f. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan.

g. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti dan akhir.

h. Menentukan sumber belajar yang digunakan.

i. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal dan teknik penskoran.

Dari kedua pendapat diatas, dipahami bahwa seorang guru sebelum membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat memperhatikan dan memahami dengan benar cara-cara yang harus dilakukan. Sehingga

39


(42)

perencanaan pembelajaran pun akan terlaksana sesuai dengan apa yang disusun dalam RPP tersebut.

C. Minat Guru PAI terhadap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Sebagai salah satu aspek kejiwaan minat memiliki peranan dalam setiap sikap dan tingkah laku yang dilakukan seseorang. Minat dapat membuat seseorang dapat memperoleh atau bahkan tetap melakukan sesuatu dengan baik. Dengan adanya minat pada suatu objek tertentu akan membuat seseorang merasa senang dalam melakukan hal tersebut. Minat erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang karena dapat dikatakan minat itu terjadi karena adanya sikap senang. Seseorang yang berminat kepada sesuatu ia senang kepada sesuatu itu.40

Perencanaan itu bermanfaat bagi guru sebagai kontrol dan pegangan terhadap diri sendiri agar memperbaiki cara pengajarannya. Dengan perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif yaitu murid harus dijadikan pedoman setiap kali membuat persiapan mengajar. Perencanaan pembelajaran dibuat bukan sebagai pelengkap administrasi, namun RPP disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan professional, sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan suatu keharusan karena didorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Tugas-tugas yang dikerjakan oleh seorang guru mencerminkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan minat terhadap tugas yang dibebankan kepadanya, salah satunya adalah dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Menurut Nawawi sebagaimana dikutip oleh E. Mulyasa mengungkapkan bahwa minat dan kemampuan terhadap suatu pekerjaan berpengaruh terhadap moral kerja. Dalam hal ini, minat merupakan

40

. M. Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. Ke-2, h. 85


(43)

dorongan untuk memilih objek atau tidak memilih objek lain yang sejenis. Objek minat dapat berupa benda, kegiatan, jabatan atau pekerjaan, yang diekspresikan dengan perasaan suka atau tidak suka.41

Minat seorang guru juga akan menentukan kinerjanya dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Maka minat guru PAI terhadap penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), berarti dalam diri guru tersebut terdapat perasaan suka atau tidak suka untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Walaupun guru itu mampu dan memiliki pengetahuan yang luas mengenai RPP, apabila tidak diiringi dengan minat, maka guru tersebut tidak akan dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan baik.

Dikarenakan RPP itu sangat penting untuk menunjang proses pembelajaran yang efektif, maka seorang guru harus memiliki kemampuan dan minat yang tinggi dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sehingga RPP itu tidak disusun asal-asalan, apalagi hanya untuk memenuhi kewajiban administrasi saja.

Minat guru PAI dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) juga dipengaruhi oleh faktor dari dalam (personal) dan dari luar diri guru (situasional). Pengaruh personal bisa berupa faktor kebutuhan dalam diri guru, dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas. Kecenderungan dan intensitas perbuatan seseorang dalam bekerja kemungkinan besar dipengaruhi oleh jenis kebutuhan yang ada pada diri orang tersebut.42 Demikian halnya guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, tentu dipengaruhi oleh keinginan-keinginan yang ada dalam dirinya. Jika guru mempunyai keinginan yang kuat sesuai peranannya, maka akan berusaha melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan upaya penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan baik.

Setiap guru memiliki tanggung jawab terhadap sejumlah tugas yang harus dilakukan sesuai dengan jabatannya. Guru yang merasa memiliki rasa

41

. E. Mulyasa,KTSP…, h, 230 42


(44)

tanggung jawab khususnya terhadap tugas dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, maka guru tersebut akan senantiasa dan berusaha melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Sedangkan pengaruh situasional biasa datang dari lingkungan sekolah yang diciptakan kepala sekolah, suasana kerja, keluarga, serta masyarakat pada umumnya.

Minat seorang guru terhadap tugas yang dibebankan kepadanya dapat dilihat dari kerajinannya dalam bekerja, ketertarikannya untuk mendalami tugas yang diberikan, dan gairahnya dalam menerima tugas-tugas dengan perasaan senang.43 Jadi, guru yang memiliki minat yang tinggi dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), maka guru akan menilai bahwa RPP itu sangatlah penting untuk mensukseskan tujuan pembelajaran, dan guru akan senantiasa terus mengembangkan kompetensinya, dan menambah pengetahuannya untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

43


(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dimulai pada bulan Juli-September 2010. Dan tempat yang dijadikan objek penelitian adalah 8 (delapan) SD Negeri di Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif yang ditunjang oleh data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (Field Research).

Penelitian lapangan (Field Research), penulis terjun langsung kelapangan atau dilakukan disekolah melalui angket dan wawancara, guna memperoleh data yang jelas dan representatif.

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian44. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang berjumlah 20 orang guru. Karena jumlah populasi terbatas maka seluruh jumlah populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini.

44

. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 108


(46)

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian.

Untuk mendapatkan data penelitian ini diperlukan beberapa teknik. Adapun teknik-teknik yang dimaksud adalah:

1. Angket

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Pernyataan-pernyataan dalam angket ini diberikan kepada guru-guru PAI di 8 (delapan) SD Negeri di Pondok Kelapa, Jakarta Timur. 2. Interview/wawancara

Interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan sipenjawab atau responden. Interview ini digunakan untuk melengkapi data angket. Penulis melakukan wawancara kepada kepala sekolah, untuk memperoleh data tentang minat guru PAI dalam penyusunan RPP.

E. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca.45 Data yang penulis peroleh berupa data kualitatif kemudian diolah menjadi data kuantitatif, maka teknik yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian kuantitatif yang bertujuan hanya menggambarkan keadaan gejala sosial apa adanya, tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada.46 Maka teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

45

. Masri Singarimbun, sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta : LP3ES, 1995), h 263

46


(47)

1. Editing

Dalam pengolahan data, yang pertama dilakukan adalah editing. Dalam tahap ini dilakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan kebenaran dalam pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan atau kesalahan sehingga menghasilkan data yang akurat dan valid.

2. Coding

Adalah usaha yang mengklasifikasikan jawaban pada responden menurut macam-macamnya.47

3. Skoring

Merupakan pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket. Dalam setiap pernyataan dan pertanyaan angket terdapat 4 butir jawaban a, b, c dan d yang harus dipilih oleh responden, maka penulis melakukan perhitungan skor rata-ratanya dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk jawaban yang pernyataanya positif, skornya : Sangat Setuju SS : 4

Setuju S : 3

Tidak Setuju TS : 2 Sangat Tidak Setuju STS : 1

b. Untuk jawaban yang pernyataanya negative, skornya : Sangat Setuju SS : 1

Setuju S : 2

Tidak Setuju TS : 3 Sangat Tidak Setuju STS : 4 4. Tabulasi

Tabulasi adalah perhitungan terhadap data yang sudah diberikan skor berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang kemudian diubah menjadi kuantitatif, maka teknik yang digunakan adalah analisis statistik, yaitu dengan menggunakan rumus statistic (prosentase)

47

. Amirul Hadi dan Hartono,Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Cv. Pustaka Setia, 1998), h. 144


(48)

yang digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian dengan rumus sebagai berikut:48

100 x N F P= Keterangan P : Prosentase

F : Frekuensi dari jumlah populasi

N : Number Of Cases (banyaknya responden)

Adapun untuk mengetahui minat guru PAI terhadap penyusunan RPP, maka penulis menghitung rata-rata minat guru PAI tersebut dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

N x Mx = ∑ keterangan:

Mx = Mean (rata-rata) yang dicari

∑x = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada N = Number of Cases49

Dan untuk menentukan kategori skor minat secara ideal mengacu pada klasifikasi sebagai berikut :

TABEL I Kriteria Perhitungan

NO Skor Penafsiran

1 2 3 30-60 61-90 91-120

Menunjukkan minat guru PAI terhadap penyusunan RPP di 8 (delapan) SD Negeri Pondok Kelapa, Jakarta Timur rendah

Menunjukkan minat guru PAI terhadap penyusunan RPP di 8 (delapan) SD Negeri Pondok Kelapa, Jakarta Timur sedang

Menunjukkan minat guru PAI terhadap penyusunan RPP di 8 (delapan) SD Negeri Pondok Kelapa, Jakarta Timur tinggi

48

. Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 43

49


(49)

F. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai minat guru PAI terhadap penyusunan RPP di 8 (delapan) SD Negeri Pondok Kelapa, adalah berbentuk angket skala likert. Angket yang digunakan terdiri dari 30 butir soal.

1. Definisi Konseptual

Minat personal adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan aktifitas yang dipilihnya, yang menimbulkan kesenangan pribadi yang sifatnya relatif stabil. Sedangkan minat situasional adalah kecenderungan seseorang pada aktifitas tertentu karna disebabkan oleh faktor lingkungan, dimana terdapat aspek perasaan suka dan perhatian yang tinggi pada tugas tertentu.

2. Definisi Operasional

Untuk mengukur variabel yang dijadikan obyek penelitian oleh penulis, diperlukan definisi operasional, yakni semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Adapun definisi variabel dari penelitian ini adalah:

Minat guru PAI (personal) terhadap penyusunan RPP adalah kecenderungan guru Pendidikan Agama Islam untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran karena tingginya nilai akan pentingnya RPP dan tingginya pengetahuan terdahulu mengenai RPP yang terkait dalam diri guru tersebut. Sedangkan minat guru PAI (situasional) terhadap penyusunan RPP adalah kecenderungan guru PAI untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang muncul karena tingginya nilai akan pentingnya RPP dan tingginya pengetahuan terdahulu mengenai RPP yang terkait dengan keadaan diluar dirinya yaitu tugas, penghargaan, dan keberhasilan murid dalam pembelajaran.

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data tentang minat guru PAI terhadap penyusunan RPP, instrument pengumpulan data yang digunakan berupa


(50)

angket atau kuesioner. Kisi-kisi instrument penelitian yang penulis susun dan kembangkan adalah sebagai berikut:

TABEL 2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian tentang Minat Guru PAI terhadap Penyusunan RPP

No. Butir Soal Dimensi/Sub Dimensi

Minat

Indikator

Favorable Unfavorable

1. Personal

a. Nilai pentingnya RPP

b. Pengetahuan mengenai RPP

- Tanggung jawab guru dalam menyusun RPP

- Kesadaran guru dalam menyusun RPP

- Tingginya kebutuhan guru terhadap perencanaan

Pembelajaran

- Memudahkan guru dalam mengajar

- Memelihara semangat guru dalam mengajar

- RPP sebagai tolak ukur pencapaian tujuan pembelajaran

- Berpedoman pada RPP

- Merumuskan tujuan pembelajaran dalam RPP

- Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran

- Menyesuaikan materi pokok dengan tujuan pembelajaran

- Merumuskan scenario kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan metode pembelajaran dalam RPP

- Memilih alat evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran 1, 2 10 6, 8 7 9 16 3 11 17 15 4 22 12 20 13


(1)

Lampiran 1

Keadaan SDN di Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur

No. Nama Sekolah Alamat Kepala Sekolah

1 SDN 01 Pagi Jl. Tipar Kavling DKI. RT 12/04

Kec. Duren Sawit Jakarta-Timur Hj. Mulyantinah, S.Pd

2 SDN 02 Petang Jl. Tipar Kavling DKI. Kec. Duren

Sawit Jakarta-Timur H. Syaefudin Siddiq, M. Pd

3 SDN 04 Pagi Jl. Tipar Kavling DKI. Kec. Duren

Sawit Jakarta-Timur Istadi, M. Pd

4 SDN 07 Pagi Jl. Komplek Perumkar Pemda DKI

Pondok Kelapa, Kec. Duren Sawit Dra. Binawati Sulistio

5 SDN 08 Petang Jl. Tipar Kavling DKI. Kec. Duren

Sawit Jakarta-Timur Asrani Harahap, S.Pd

6 SDN 09 Pagi Jl. Komplek Perumkar Pemda DKI

Pondok Kelapa, Kec. Duren Sawit Erdalia Muchtar, S.Pd

7 SDN 11 Petang Jl. Komplek Perumkar Pemda DKI Pondok Kelapa, Kec. Duren Sawit

Hj. Eko cahya ningrum, M.Pd

8 SDN 12 Petang Jl. Komplek Perumkar Pemda DKI Pondok Kelapa, Kec. Duren Sawit

Hj. Eko cahya ningrum, M.Pd


(2)

Lampiran 2

Keadaan Guru PAI di Kelurahan Pondok Kelapa, Jakarta Timur NO Nama Guru PAI Nama Sekolah Status

Kepegawaian Pendidikan

1 M. Askuri Marzuki, S.Pd SDN 01 Pagi PNS S1

2 Drs. Syarif Hidayat SDN 01 Pagi PNS S1

3 Slamet Riyadin, S.Ag SDN 01 Pagi PNS S1

4 Maria Ulfah, S. Pd.I SDN 02 Petang Honorer S1

5 Khofiah, S. Ag SDN 02 Petang PNS S1

6 Irwan Maulana, S. SI SDN 02 Petang Honorer S1 7 Maqbullah, S. Pd. I SDN 04 Pagi Honorer S1 8 Siti Syahroini, A Ma SDN 04 Pagi Honorer D2 9 Neneng Hasanah, S. Ag SDN 07 Pagi Honorer S1 10 Kasypul Anwar, S. Pd. I SDN 07 Pagi Honorer S1 11 Haris M. Rijal, S. Pd. I SDN 07 Pagi Honorer S1

12 Yusni, S. Pd. I SDN 08 Petang PNS S1

13 Deni Setiawan, S. Ag SDN 08 Petang Honorer S1

14 Iim Salimah, S. Ag SDN 09 Pagi PNS S1

15 Samingun, S. Ag SDN 09 Pagi PNS S1

16 Mamah Rohimah,S. Ag SDN 011 Petang PNS S1

17 Mursal, S. Ag SDN 011 Petang Honorer S1

18 A. Firdaus, S. Pd SDN 012 Petang Honorer S1 19 Cecep Ma’mur,S. Ag SDN 012 Petang Honorer S1 20 Ahmad Kholis,S. H. I SDN 012 Petang Honorer S1


(3)

ANGKET

1. Pengantar

a. Angket ini disebarkan kepada Bapak/Ibu dengan maksud untuk mendapatkan informasi sehubungan dengan penelitian tentang minat guru PAI terhadap penyusunan RPP

b. Informasi yang diperoleh dari Bapak/Ibu berguna bagi kami untuk menganalisis tentang minat guru PAI terhadap penyusunan RPP c. Data yang kami dapatkan semata-mata hanya untuk kepentingan

penelitian. Untuk itu, Bapak/Ibu tidak perlu ragu untuk mengisi angket ini

d. Partisipasi Bapak/Ibu memberikan informasi sangat kami harapkan

2. Petunjuk

a. Sebelum mengisi pernyataan-pernyataan berikut, kami mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk membacanya terlebih dahulu petunjuk pengisian

b. Setiap pernyataan, pilihlah salah satunya dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu

1. Menurut saya, menyusun RPP merupakan tanggung jawab saya sebagai seorang guru

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

2. Sebelum PBM berlangsung, saya berusaha menyusun RPP terlebih dahulu


(4)

4. Saya kurang suka menyusun RPP karena menurut saya, RPP merupakan hal yang merepotkan

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

5. Saya selalu mengutamakan tugas saya dalam menyusun RPP dalam kesibukan apapun

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

6. Menurut saya, RPP dapat mendorong saya lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang lebih matang

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

7. Menurut saya, RPP memudahkan saya dalam mengajar a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

8. Menurut saya, setiap guru butuh terhadap perencanaan pembelajaran a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

9. Menurut saya, RPP dapat membantu memelihara semangat saya dalam mengajar

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

10. saya senang menyusun RPP, tanpa selalu diingatkan kepala sekolah a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

11. Dalam menyusun RPP, guru harus menyesuaikan metode dengan tujuan pembelajaran

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

12. Menurut pemahaman saya, RPP tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur seberapa jauh tujuan pembelajaran itu telah tercapai

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju


(5)

13. Kesesuaian materi pokok dengan tujuan pembelajaran itu kurang penting dalam menyusun RPP

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

14. Saya merasa keberatan, apabila tiap pembelajaran harus menyusun RPP a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

15. Sebagai Guru, saya harus mampu memilih alat evaluasi yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

16. Saya harus berpedoman pada RPP, karena menurut saya RPP membuat pembelajaran menjadi lebih efektif

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

17. Dalam menyusun RPP, saya selalu merumuskan scenario pembelajaran yang sesuai dengan metode yang saya gunakan

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

18. Saya senang dengan tugas saya menyusun RPP, karena memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan potensinya

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

19. Saya bertanya kepada kepala sekolah hal-hal yang kurang saya pahami dalam menyusun RPP

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

20. Saya kurang berpedoman pada RPP, karena tanpa RPP saya masih bisa mengajar


(6)

22. Penulisan RPP biasa saya lakukan, pada saat kepala sekolah akan mengadakan supervisi

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

23. Guru harus memiliki kemampuan dalam menyusun RPP, agar RPP tidak dibuat asal-asalan

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

24. RPP membantu guru dalam mengenal kebutuhan-kebutuhan, minat dan mendorong murid dalam belajar

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

25. RPP harus dikembangkan untuk memudahkan murid dalam belajar dan membentuk kompetensi dirinya

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

26. RPP disusun tidak harus disesuaikan dengan karakteristik murid a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

27. Dalam menyusun RPP, guru harus memilih alat atau sumber belajar yang sesuai dengan sarana yang dimiliki sekolah

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

28. Saya kurang senang mengikuti pelatihan-pelatihan kompetensi guru yang diadakan oleh komite sekolah, karena membosankan

a. Sangat setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat tidak Setuju

29. Saya telah menyusun RPP sesuai dengan kaidah dalam penyusunan RPP

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. setuju d. Sangat tidak setuju

30. RPP harus disusun sesederhana dan seflekibel mungkin a. Sangat setuju c. tidak setuju