ditetapkan oleh dinas ini juga tidak terealisasi secara berkesinambungan, seperti pada kawasan wisata di pemandian air panas hotspring Kecamatan Pangururan, penataan yang
dilakukan masih rendah. Di kawasan ini Dinas Pariwisata telah membangun tempat pemandian bagi wisatawan, tetapi sekarang tempat ini tidak layak dikunjungi lagi, karena
penataan dan pemeliharaan yang kurang dari pemerintah. Sampai sekarang, objek wisata yang ada di kawasan ini hanyalah milik masyarakat sendiri. Para pengusaha wisata di
kawasan ini mengakui bahwa pemerintah masih kurang memberikan peranan yang optimal dalam pengembangan wisata di kawasan ini, sehingga hal ini kurang mendukung dalam
peningkatan retribusi daerah Kabupaten Samosir. Terkait dengan pengembangan objek wisata yang baru, pemerintah dinas ini telah
melakukan upaya dengan menjual kepada investor, namun sering terkendala oleh penyiapan lahan lokasi, karena lahan di Samosir adalah milik masyarakat dengan sistem
tanah adat ulayat dan pertimbangan aksesibilitas, namun demikian telah dibangun pantai pasir putih parbaba di Kecamatan Pangururan. Pemerintah sudah memberikan kontribusi
yang cukup dalam pengembangan dan penataan kawasan ini, dimana pemerintah khususnya dinas ini telah memfasilitasi sarana yang mendukung bagi pengembangan kawasan ini, dan
juga telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang mengelola usaha ini.
2. Promosi dan Pemasaran Wisata Kabupaten Samosir
Kegiatan promosi dan pemasaran merupakan kunci dalam menunjang keberhasilan kegiatan wisata, untuk mendorong wisatawan datang dan berkunjung ke daerah wisata,
yang akan meningkatkan pendapatan daerah retribusi daerah. Berdasarkan wawancara dan
pengamatan yang telah dilakukan, dinas ini telah melaksanakan berbagai upaya dalam
Universitas Sumatera Utara
bentuk promosi, seperti: Pekan Raya Sumatera Utara PRSU, Jakarta Fair, Lake Toba Summit, dan Lake Toba Tourism Sport, yang sifatnya masih mengikuti event-event promosi
yang diadakan oleh daerah atau lembaga pariwisata lain, bukan sebagai penyelenggara langsung yang sangat berpotensi dalam memperkenalkan objek wisata yang ada.
Penyebaran atau publikasi melalui media juga hanya pada Majalah Inside Sumatera dan
terbit dalam jangka waktu yang tidak menentu.
Penggunaan media lain seperti Leaflet, Booklet, dan Compact Disc CD belum optimal, karena penyebaran media ini masih belum menyeluruh di Indonesia dan Luar
Negeri. Penyebaran informasi melalui website juga masih belum maksimal, karena dinas ini belum memiliki website khusus yang sangat berguna dalam rangka promosi setiap
potensi wisata, seni dan budaya Samosir. Sampai saat ini, promosi lewat website yang dilakukan masih hanya dari website yang ada pada bagian HUMAS Kabupaten Samosir.
Berdasarkan penjelasan dari Bapak Drs. Kamintar Sinaga selaku Kepala Bidang Pemasaran Wisata, hal ini disebabkan oleh keterbatasan anggaran dana yang dimiliki Dinas
Pariwisata, Seni dan Budaya. Berdasarkan penjelasan dari informan, dengan adanya promosi ini jumlah
wisatawan juga semakin meningkat, dapat dilihat data yang ada. Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan, kesejahteraan masyarakat juga semakin baik, karena semakin
banyak orang yang datang ke suatu objek wisata semakin banyak juga barang dan jasa yang terjual, yang akan berpengaruh terhadap peningkatan retribusi daerah.
Universitas Sumatera Utara
3. Pembinaan dan Sadar Wisata
Peningkatan retribusi daerah akan lebih maksimal apabila didukung dengan pelaksanaan program pembinaan dan sosialisasi untuk membekali pengetahuan masyarakat
dan meningkatkan keterampilan berusaha yang profesional. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh penulis, Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya telah melakukan
pembinaan bagi masyarakat dan sebagian pengusaha pariwisata, seperti sosialisasi sapta pesona dan sadar wisata. Sadar wisata yang dilakukan oleh dinas ini masih kurang baik,
dimana hanya dilakukan sekali dalam setahun, dan hanya kepada beberapa pelaku usaha tertentu, sehingga masyarakat Samosir yang masih kurang dalam pengetahuan tentang
pariwisata seperti sapta pesona akan susah diterapkan oleh masyarakat apabila mereka hanya dibekali sekali dalam setahun.
Pengusaha pariwisata yang termasuk unggulan pun, berdasarkan wawancara yang dilakukan, tidak mendapatkan sosialisasi pembinaan dari pemerintah, seperti di kawasan
Hotspring pemandian air panas, yang sebenarnya hal ini dipandang bagus untuk meningkatkan kualitas mereka dalam menata dan mengembangkan wisata, seperti
bagaimana mereka menyambut, melayani wisatawan dengan ramah dan sopan sehingga semakin banyak wisatawan yang datang berkunjung dan betah berwisata hingga beberapa
lama serta berminat untuk datang kembali dan termotivasi untuk mengajak orang lain, yang secara langsung akan berpengaruh terhadap peningkatkan retribusi daerah. Akan tetapi
pada sebagian pengusaha wisata ini seperti di Pantai Pasir Putih Parbaba Pangururan, mengatakan bahwa mereka memang merasakan bantuan dari pemerintah berupa sosialisasi
yang diberikan kepada mereka.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kenyataan ini, terbukti bahwa pemerintah dalam melakukan pembinaan dan sadar wisata ini masih kurang optimal, dan kerjasama yang dibangun pun hanya dengan
melibatkan tokoh masyarakat setempat, yang seharusnya dalam melakukan pembinaan dan sadar wisata ini perlu juga mendatangkan pembicara instruktur pariwisata dari luar daerah
untuk mempengaruhi masyarakat dan pengusaha wisata supaya mereka semakin berpotensi dalam menata dan mengembangkan pariwisata, seperti membuat seminar atau lokakarya,
sehingga semakin baik dalam mempengaruhi peningkatan retribusi daerah.
4. Pemungutan Retribusi