Hennida Simatupang : Analisa Penggunaan Zat Pemanis Buatan Pada Sirup Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Dalam kehidupan sehari-hari, pemanis buatan sakarin dan siklamat maupun campuran keduanya sering ditambahkan ke dalam berbagai jenis jajanan anak-anak yang banyak di
jajakan pedagang keliling seperti snack, cendol, limun, makanan tradisional dan sirup. Belum lagi kalau dibentuk sebagai minuman dingin yang dibekukan, seperti es krim atau serbuk es
yang dituangi sirup. Namun meskipun diizinkan, zat pemanis sintetis sakarin dan siklamat merupakan jenis zat pemanis yang khusus ditujukan bagi penderita diabetes ataupun
konsumen dengan diet rendah kalori. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa sakarin dapat menimbulkan kanker kandung kemih pada tikus. Sepertinya halnya sakarin, penggunaan
siklamat dapat pula berbahaya mengingat hasil metabolismenya, yaitu sikloheksamina bersifat karsinogenik, sehingga sekresi lewat urine dapat merangsang pertumbuhan tumor pada
kandung kemih tikus Yuliarti, 2007. Penggunaan bahan tambahan pangan BTP dalam proses produksi pangan perlu
diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun oleh konsumen. Dampak penggunaannya dapat berakibat positif maupun negatif bagi masyarakat. Penyimpangan dalam penggunaannya
akan membahayakan kita bersama, khususnya generasi muda sebagai penerus pembangunan bangsa. Kita memerlukan pangan yang lebih baik untuk masa yang akan datang, yaitu pangan
yang lebih aman untuk dikonsumsi, lebih bermutu, bergizi dan lebih mampu bersaing dalam pasar global.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan adalah apakah kandungan zat pemanis buatan sakarin dan siklamat yang digunakan pada sirup baik sebelum
maupun setelah siap saji yang dijual di kota Medan pada tahun 2009 memenuhi baku mutu atau tidak.
Hennida Simatupang : Analisa Penggunaan Zat Pemanis Buatan Pada Sirup Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2009, 2009.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui kadar zat pemanis buatan siklamat dan sakarin pada sirup baik sebelum maupun setelah siap saji yang dijual di kota Medan pada tahun 2009 memenuhi baku
mutu atau tidak.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kadar siklamat pada sirup secara kuantitatif. 2. Untuk mengetahui kadar sakarin pada sirup secara kuantitatif.
3. Untuk mengetahui kadar siklamat pada sirup siap saji secara kuantitatif. 4. Untuk mengetahui kadar sakarin pada sirup siap saji secara kuantitatif.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi dan bahan masukan bagi Laboratorium Kesehatan Kota Medan tentang pemakaian zat pemanis buatan pada sirup dalam pengawasan
makanan yang beredar di pasaran. 2. Menambah wawasan berpikir bagi penelitian terutama yang berhubungan dengan
penggunaan pemanis buatan pada sirup. 3. Sebagai sumber informasi untuk penelitian sejenis.
Hennida Simatupang : Analisa Penggunaan Zat Pemanis Buatan Pada Sirup Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2009, 2009.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keamanan Pangan
Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan yang cukup dan bermutu, mencegah masyarakat dari jenis pangan yang berbahaya bagi kesehatan dan
yang bertentangan dengan keyakinan masyarakat memantapkan kelembagaan pangan dengan diterapkannya peraturan dan perundang-undangan yang mengatur mutu gizi dan keamanan
pangan, baik oleh industri pangan maupun oleh masyarakat konsumen. Oleh karena itu dalam melaksanakan pencapaian tujuan tersebut perlu didukung oleh sistem mutu dan keamanan
pangan Hardiansyah dan Syarief, 2001. Menurut Hardiansyah dan Syarief 2001, kemanan pangan adalah kondisi dan upaya
untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran bilogis, kimia, dan benda kimia yang mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Pangan yang tidak aman
dapat menyebabkan penyakit yang disebut dengan foodborne disease, yaitu gejala penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi pangan yang mengandung bahansenyawa beracun atau
organisme patogen Baliwati, dkk. 2004. Dalam bukunya, Baliwati, dkk 2004 mengatakan bahwa suatu pangan mentah atau
olahan menjadi tidak aman dikonsumsi apabila telah tercemari. Pencemaran ini dapat ditinjau 2 segi yaitu segi gizi dan segi kontaminasi. Sumber kontaminasi dapat berasal dari
mikroorganisme maupun zat-zat kimia. Salah satu contohnya adalah bahan tambahan pangan.
Hennida Simatupang : Analisa Penggunaan Zat Pemanis Buatan Pada Sirup Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Medan Tahun 2009, 2009.
Salah satu masalah keamanan pangan yang masih memerlukan penyelesaian adalah penggunaan bahan tambahan pangan untuk berbagai keperluan. Penggunaan bahan tambahan
pangan dilakukan pada industri pengolahan pangan, maupun dalam pembuatan berbagai pangan jajanan yang umumnya dilakukan oleh industri kecil atau industri rumah tangga
Cahyadi, 2008.
2.2 Bahan Tambahan Pangan