65
4.3.1 Analisis dan Teknik dalam Mendeteksi Kecurangan
Analisis lebih lanjut terhadap Red flag dapat membantu langkah selanjutnya untuk memperoleh bukti awal atau mendeteksi adanya
kecurangan. Berikut adalah gambaran secara garis besar pendeteksian kecurangan berdasar penggolongan kecurangan oleh ACFE.
1. Kecurangan Laporan Keuangan Financial Statement Fraud.
Kecurangan dalam penyajian laporan keuangan umumnya dapat dideteksi melalui analisis laporan keuangan. Dalam kasus Kimia Farma
diatas telah dijelaskan bahwa kecurangan yang dilakukan adalah pada laporan laba oleh karena itu ada baiknya jika auditor melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. analisis vertikal, adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis
hubungan antara item-item dalam laporan laba rugi, neraca, atau Laporan arus kas dengan menggambarkannya dalam persentase.
b. analisis horizontal, yaitu teknik untuk menganalisis persentase-
persentase perubahan item laporan keuangan selama beberapa periode laporan.
c. analisis rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai
item dalam laporan keuangan. Sedangkan untuk kasus kedua Bank Lippo tidak ada terdeteksinya mark
up, hanya pada kesalahan publikasi mengenai laporan yang sebenarnya belum diaudit tetapi sudah dipublikasi dan dilaporkan sudah diaudit.
66
2. Asset Misappropriation Penyalahgunaan aset.
Penyalahgunaan asset yang terjadi dalam kasus Kimia Farma ada pada persediaan barang dagangan yang overstated dan auditor tidak
mampu mendeteksi kejadian ini. Memang teknik untuk mendeteksi kecurangan-kecurangan kategori ini sangat banyak variasinya. Namun,
alangkah lebih baik pemahaman yang tepat atas pengendalian internal yang baik dalam pos-pos tersebut akan sangat membantu dalam
mendeteksi kecurangan. Selain itu metode-metode tersebut akan menunjukkan kelemahan pengendalian intern dan memberi peringatan
pada auditor akan terjadinya kecurangan di masa mendatang. Teknik lainnya yang dapat digunakan dalam mendeteksi
kecurangan antara lain: Statistical sampling, dokumen dasar pembelian dapat diuji secara
sampling untuk menentukan ketidakbiasaan irregularities. Metode deteksi ini akan efektif jika ada kecurigaan terhadap satu atributnya,
misalnya pemasok fiktif. Vendor or outsider complaints, keluhan dari konsumen, pemasok,
atau pihak lain merupakan alat deteksi yang baik yang dapat mengarahkan auditor untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Site visit – observation, Observasi ke lokasi biasanya dapat mengungkapkan ada tidaknya pengendalian intern di lokasi-lokasi
tersebut. Observasi terhadap bagaimana transaksi akuntansi dilaksanakan
67
kadangkala akan memberi peringatan akan adanya daerah-daerah yang mempunyai potensi bermasalah.
Analisis diatas dapat auditor lakukan dalam rangka melaksanakan prosedur audit serta mengumpulkan bukti audit yang cukup dan
kompeten sebagai alat pendukung opini auditor. Jika dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor menemukan hal yang tidak wajar
auditor dapat melakukan prosedur audit selanjutnya dan dengan teknik audit yang lebih mendalam.
4.4 Prosedur Untuk Mendapatkan Bukti