Ruang Lingkup Akuntansi Forensik

16 Gambar 2.3 Segitiga Akuntansi Forensik Pada sektor publik maupun swasta akuntansi forensik berurusan dengan kerugian. Pada sektor publik negara mengalami kerugian Negara dan kerugian keuangan negara. Sementara itu pada sektor swasta kerugian juga terjadi akibat adanya ingkar janji dalam suatu perikatan. Titik pertama dalam segitiga adalah kerugian. Adapun perbuatan melawan hukum menjadi titik kedua. Tanpa adanya perbuatan melawan hukum, tidak ada yang dapat dituntut untuk mengganti kerugian. Titik ketiganya adalah hubungan kausalitas antara kerugian dan perbuatan melawan hukum. Hubungan kausalitas antara kerugian dan perbuatan melawan hukum merupakan ranahnya para ahli dan praktisi hukum dalam menghitung besarnya kerugian dan mengumpulkan barang bukti. Jadi, Segitiga Akuntansi Forensik juga merupakan model yang mengaitkan disiplin hukum, akuntansi dan auditing.

2.3.2 Ruang Lingkup Akuntansi Forensik

1. Praktek di Sektor Swasta G. jack Bologna Robert J. Lindquist penulis perintis akuntansi forensik dalam Tuanakotta 2012:84 menekankan beberapa istilah dalam Kerugian Hubungan kulitatif Perbuatan melawan hukum 17 perbendaraan akuntansi, yaitu: fraud auditing, forensik accounting investigative support, dan valuation analysis. Litigation support merupakan istilah dalam akuntansi forensik bersifat dukungan untuk kegiatan ligitasi keempat istilah tersebut. Bologna dan Lindquist melanjutkan bahwa para akuntan tradisional membedakan fraud auditing dan forensic accounting. Mereka berpendapat, fraud auditing berurusan dengan pendekatan dan metodologi yang bersifat aktif dalam meneliti fraud; artinya, audit ini ditujukan kepada pencarian bukti terjadinya fraud. Sedaangkan akuntansi forensik dipanggil ketika bukti-bukti terkumpul atau kecurigaan suspicion naik ke permukaan melalui tuduhan allegation, keluhan complaint, temuan discovery, atau tip-off dari whistleblower. Bologna dan Lindquist tidak menyentuh istilah valuation analysis karena analisis ini berhubungan dengan akuntansi atau unsur hitungan. Pihak-pihak yang bersengketa dapat meminta satu pihak membeli seluruh saham pihak lainnya atau mereka sepakat akhirnya pembeli adalah penawar yang mengajukan harga tertinggi. 2. Praktek di Sektor Pemerintahan Akuntansi forensik pada sektor publik di Indonesia lebih menonjol daripada akuntansi forensik pada sektor swasta. Secara umum akuntansi forensik pada kedua sektor tidak berbeda, hanya terdapat perbedaan pada tahap-tahap dari seluruh rangkaian akuntansi forensik terbagi-bagi pada berbagai lembaga. 18 Tuanakotta 2012:93 mengemukakan ada lembaga yang melakukan pemeriksaan keuangan negara, ada beberapa lembaga yang merupakan bagian dari internal pemerintahan, ada lembaga-lembaga pengadilan, ada lembaga yang menunjang kegiatan memerangi kejahatan pada umumnya, dan korupsi khususnya seperti PPATK, dan lembaga-lembaga lainnya seperti KPK. Juga ada lembaga swadaya masyarakat yang berfungsi sebagai pressure group. Tabel dibawah ini membandingkan akuntansi forensik di sektor publik dengan akuntansi forensik di sektor swasta. Tabel 2.1 Akuntansi forensik di Sektor Publik dan Swasta Dimensi Sektor Publik Sektor Swasta Landasan Penugasan Amanat undang-undang Penugasan tertulis secara spesifik Imbalan Lazimnya tanpa imbalan Fee dan biaya contingency fee and expense Hukum Pidana umum dan khusus, hukum administarsi Negara Perdata, arbitrase, administratifaturan intern perusahaan Ukuran Keberhasilan Memenangkan perkara pidana dan memulihkan kerugian Memulihkan kerugian Pembuktian Dapat melibatkan instansi lain di luar lembaga yang bersangkutan Bukti intern, dengan bukti ekstern yang lebih terbatas Teknik audit investigative Sangat bervariasi karena kewenangan yang relatif besar Relative lebih sedikit dibandingkan di sektor publik. Kreativitas dalam pendekatan sangat menenetukan Akuntansi Tekanan pada kerugian Negara dan kerugian keuangan Negara Penilaian bisnis business valuation 19

2.3.3 Atribut, Standar dan Kode Etik Akuntansi Forensik 1.