Komponen Sistem Informasi Geografis

Komponen Sistem Informasi Geografis SIG merupakan seluruh kesatuan cara kerja SIG yang merepresentasikan kondisi dunia nyata ke dalam komputer seperti pada peta yang mampu merepresentasikan keadaaan dunia nyata di atas kertas. Adapun proses untuk merepresentasikannya adalah sebagai berikut: Gambar 2.4. Subsistem-Subsistem SIG Prahasta, 2005: 57 1. Data Input : tahap ini mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Pada tahap ini pula mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG. 2. Data Management : tahap ini, mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update, dan di-edit. 3. Data Manipulation dan Analysis : pada tahap ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Pada tahap 19 ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. 4. Data Output : tahap ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: table, grafik, peta dan lain-lain. Prahasta, 2005: 57

2.3.4 Kemampuan Sistem Informasi Geografis

Secara jelas, kemampuan SIG juga dapat dilihat dari pengertian atau definisinya. Kemampuan-kemapuan SIG yang diambil dari beberapa definisi SIG adalah sebagai berikut: Prahasta, 2005: 72 1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografi. 2. Mengintegrasikan data geografi. 3. Memeriksa, meng-update meng-edit data geografi. 4. Menyimpan dan memangil kembali data geografi 5. Merepresentasikan atau menampilkan data geografi 6. Mengelola data geografi 7. Memanipulasi data geografi 8. Menganalisa data geografi 9. Menghasilkan keluaran output data geografi dalam bentuk- bentuk: peta tematik view dan layout, table, grafik chart 20 laporan report, dan lainnya baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya yang membuatnya menjadi berguna untuk berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang akan terjadi.

2.4 Hutan

Hutan dipandang sebagai suatu ekosistem dikarenakan hubungan antara masyarakat tumbuh-tumbuhan pembentuk hutan, binatang liar dan lingkungannya tidak berdiri sendiri, tetapi saling mempengaruhi dan sangat erat kaitannya, serta tidak dapat dipisahkan karena saling bergantung antara satu dengan yang lainnya. Beberapa definisi hutan yang lazim digunakan : 1. Hutan ialah kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang disominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan UU RI No. 41 tahun 1999. 2. Hutan adalah lapangan yang ditumbuhi pepohonan yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya atau ekosistem Kadri, dkk 1992. 3. Hutan adalah masyarakat tetumbuhan yang dikuasai atau didominasi oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan di luar hutan Soerianegara, dkk 1982. 21