2.4.3 Pengelolaan Hutan
Pengelolaan hutan bagi kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang perlu menjadi perhatian bersama, baik oleh pemerintah, masyarakat
maupun dunia usaha. Pemanfaatan nilai ekonomis hutan harus seimbang dengan upaya pelestarian lingkungan hidup sehingga hutan
tetap dapat dimanfaatkan secara adil dan berkelanjutan. Berdasarkan UU No.411999 pasal 21, pengelolaan hutan meliputi:
1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan 2. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan
3. asi hutan
Rehabilitasi dan reklam
Tata batas 4. Perlindungan dan konservasi alam
Kegiatan tata hutan merupakan kegiatan awal dalam kegiatan pengelolaan hutan. Kegiatan tata hutan ini dilakukan oleh perum
perhutani, kegiatan tersebut meliputi:
Perum Perhutani
, 2006 : 2 1.
2. Pembagian hutan 3. Inventarisasi hutan
4. Penyusunan rencana pengaturan kelestarian hutan
28
Gambar 2.5. Mekanisme Kegiatan Tata Hutan Perum Perhutani
perum perhutani,2006:4
2.5 Inventarisasi Hutan
Pengertian inventarisasi hutan
3
dalam arti luas konseptual adalah mencari dan menyajikan data secara keseluruhan atas hutan meliputi;
pertumbuhan pepohonan didalamnya. Arti sempit operasional adalah mencari dan menyajikan data potensi produksi hutan meliputi; luasan,
volume kayu - standing stock, growing stock dan struktur tegakan yang ada didalamnya.
Inventarisasi Hutan dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh data dan informasi tentang potensi hutan serta lingkungannya secara lengkap.
Pada lingkup Perum Perhutani biasa disebut dengan risalah hutan
Perum Perhutani
, 2006:2.
3
http:pohon-jati.blogspot.com200903inventarisasi-hutan.html [ 23 Oktober 2009, Pukul 21.49
Wib ] 29
Metode Inventarisasi hutan yang sering dipakai di Indonesia adalah sebagai berikut : wasganis-phpl pembinaan hutan, 2009:2
A. Continous Strip Sampling Sampling jalur sistematik Metode sampling jalur sistematik adalah, metode pengambilan
sampel dengan unit sampel berupa petak ukur jalur yang terdistribusi secara sistematik. Sistematik disini diartikan jalur tersebar merata
dengan lebar jalur dan jarak antar jalur yang selalu tetap dari satu jalur ke jalur lainnya
• Kebanyakan dilakukan diluar jawa • Populasi cukup luas, ragamnya banyak
• Berbentuk jalur dengan lebar tertentu dan • mengikuti pola sejajar satu dengan yang lain.
B. Line Plot Sampling Sampling garis sistematik • Mirip dengan sistem jalur
• Sampling tidak harus nyambung • Garis antar jalur tidak sejajar dan tergantung
• intensitas sampling.dan tergantung • intensitas sampling.
C. Uniform systematic distribution Sampling seragam dengan sebaran sistematik
• Kebanyakan dilakukan di jawa • Area sudah tertata dan areal tidak luas
• Berbentuk sampel, jarak antar sampel berdekatan seragam
30