Uraian Singkat Alur Kerja Sistem yang Diusulkan
pengembangannya, penulis melakukan studi kasus pada Perum Perhutani Unit III, SPH I Bogor, dengan kelas perusahaan Acacia
Mangium namun pada kenyataannya sistem yang diusulkan ini nantinya dapat juga diimplementasikan pada Perum Perhutani di unit
dan kelas perusahaan yang berbeda. Usulan sistem yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Bagian SPH di dalam sistem ini berperan sebagai admin yang bertugas untuk menetapkan format siapa saja yang berhak
melakukan akses ke dalam sistem, dalam hal ini adalah para user di BKPH dan KPH. Admin juga dapat melakukan
pemasukan data atribut dan data spasial. 2. User di KPH dan BKPH merupakan user yang memiliki user
account di dalam sistem, yang ditentukan oleh admin di SPH. User di KPH dan BKPH memiliki kewenangan untuk mengisi
dan mengubah data atribut dan data spasial masing-masing daerah.
3. RPH berada pada tingkatan terbawah di dalam sistem. Setelah data dimasukkan, maka RPH dapat mengakses informasi yang
mereka butuhkan. 4. Data-data yang telah berada di dalam sistem juga dapat dibuat
reportnya dalam format PDF, DOC maupun di cetak langsung. 5. Format pelaporan sudah diseragamkan dengan memakai format
dari departemen kehutanan.
95
Gambar flowchart dari sistem yang penulis usulkan ini adalah sebagai berikut :
Gambar 4.3 : Bagan Sistem Usulan
Gambar diolah penulis
96
Keterangan : 1. Ground checking dilakukan oleh BKPH dan RPH, hasil dokumen
ground checking diberikan kepada pihak KPH untuk dilakukan pengarsipan.
2. Setelah dilakukan pengarsipan. Dokumen tersebut di berikan kepada pihak SPH. Dokumen tersebut merupakan data yang akan
diproses untuk menentukan dan membuat peta batas wilayah. 3. Peta batas wilayah yang sudah dibuat di distribusikan kepada
KPH, BKPH, RPH. Dengan begitu kesalahan data di karenakan ridak adanya keseragaman peta dapat diminimalisir.
4. Pada proses penentuan dan pembuatan data peta batas wilayah, data tersebut juga diinputkan kedalam database inventarisasi
hutan oleh pihak SPH. 5. Peta batas wilayah yang didapatkan oleh RPH merupakan bahan
acuan bagi mereka untuk melakukan kegiatan inventarisasi hutan. Hasil pencatatan inventarisasi hutan dibuat atau dimasukan
kepada form standard Perum Perhutani yang dinamakan tally sheet.
6. Setelah hasil risalah tersebut di dapatkan. Data tersebut kemudian diberikan kepada BKPH yang kemudian memberikannya kepada
KPH.
97
7. Pihak KPH kemudian melakukan penginputan ke dalam database inventarisasi hutan sesuai dengan wilayah kerjanya masing-
masing. 8. Data yang telah diinputkan kemudian diolah sebagai data
penunjang penyusunan RPKH. RPKH yang telah jadi kemudian didistribusikan kepada KPH, BKPH, RPH.
Pada sistem yang diusulkan ini, penulis menggunakan Unified Modelling Language UML dalam perancangannya. Diagram-
diagram UML yang digunakan yaitu Use Case Diagram, Class Diagram, Activity Diagram, dan Sequence diagram.