Pengaruh variasi dosis kitosan dan pH koagulasi terhadap kadar air limbah Pengaruh variasi dosis kitosan dan pH koagulasi terhadap kadar abu limbah cair pemindangan ikan

kadar serat untuk dapat digunakan sebagai bahan baku yang diizinkan oleh pemerintah yaitu: maksimal 3 Deptan, 1996. Maezaki 1993 menyatakan bahwa penambahan kitosan pada limbah cair pengolahan pangan dapat menaikkan perolehan kandungan serat dalam proses penggumpalan protein.

4.5. Pengaruh variasi dosis kitosan dan pH koagulasi terhadap kadar air limbah

cair pemindangan ikan Hasil pengujian penggunaan kitosan sebagai koagulan untuk menentukan kadar air dalam limbah cair industri pemindangan ikan dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini: 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 4 5 6 7 8 pH K a d a r A ir dosis kitosan 200 mgL dosis kitosan 400 mgL dosis kitosan 600 mgL dosis kitosan 800 mgL dosis kitosan 1000 mgL Gambar 4.4. Grafik hubungan pengaruh variasi dosis kitosan mgL dan pH koagulasi terhadap kadar air limbah cair industri pemindangan ikan Dewi Murniati: Pemanfaatan Kembali Protein Yang Dihasilkan dari Limbah Cair Industri Pemindangan Ikan Dengan Menggunakan Kitosan sebagai Koagulan, 2007. USU e-Repository © 2008 Dari Gambar 4.4 di atas terlihat bahwa perolehan kadar air optimum terjadi pada penambahan kitosan 1000 mgL dan pH 8 hal ini disebabkan semakin besar penambahan konsentrasi kitosan semakin besar kemampuan partikel-partikel padatan yang tergumpal.dalam limbah cair sehingga kadar air yang di dapat semakin tinggi. Hal ini di lihat pada penambahan kitosan sebanyak 1000 mgL dan pH 7 diperoleh kadar airnya sebesar 11,87 Lampiran B. Hal ini memenuhi standarisasi kadar air untuk dapat digunakan sebagai bahan baku yang diizinkan oleh pemerintah yaitu: 10 - 12 Deptan, 1996. Pada pH 6 untuk penambahan 200 mgL dan 600 mgL mengalami penurunan hal ini disebabkan partikel-partikel padatan yang tergumpalkan tidak sempurna pada proses koagulasi sehingga kadar air yang didapat semakin kecil.

4.6. Pengaruh variasi dosis kitosan dan pH koagulasi terhadap kadar abu limbah cair pemindangan ikan

Hasil pengujian penggunaan kitosan sebagai koagulan untuk menentukan kadar abu dalam limbah cair industri pemindangan ikan dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut ini: Dewi Murniati: Pemanfaatan Kembali Protein Yang Dihasilkan dari Limbah Cair Industri Pemindangan Ikan Dengan Menggunakan Kitosan sebagai Koagulan, 2007. USU e-Repository © 2008 1 2 3 4 5 6 7 4 5 6 7 8 pH Ka da r Ab u dosis kitosan 200 mgL dosis kitosan 400 mgL dosis kitosan 600 mgL dosis kitosan 800 mgL dosis kitosan 1000 mgL Gambar 4.5. Grafik hubungan pengaruh variasi dosis kitosan mgL dan pH koagulasi terhadap kadar abu limbah cair industri pemindangan ikan. Dari Gambar 4.5 di atas terlihat perolehan kadar abu optimum diperoleh pada penambahan kitosan 1000 mgL dan pH 8 hal ini disebabkan semakin besar jumlah kitosan yang ditambahkan dalam limbah cair semakin besar kadar abu yang diperoleh sehingga dapat menurunkan jumlah garam mineral yang tertinggal dalam penggumpalan protein. Chandrakrachang 1998 menyatakan bahwa semakin besar jumlah kitosan yang digunakan, semakin cepat dan banyak garam mineral yang dapat dihilangkan. Hal ini dilihat pada penambahan kitosan sebanyak 1000 mgL dan pH 8 terjadinya kenaikan dari kadar abu sebesar 6,36 Lampiran B. Hal ini memenuhi standarisasi kadar abu untuk dapat digunakan sebagai bahan baku yang diizinkan oleh Dewi Murniati: Pemanfaatan Kembali Protein Yang Dihasilkan dari Limbah Cair Industri Pemindangan Ikan Dengan Menggunakan Kitosan sebagai Koagulan, 2007. USU e-Repository © 2008 pemerintah yaitu: maksimal 20 Deptan, 1996. Pada pH 6 terlihat adanya penurunan perolehan kadar abu untuk penambahan 400 mgL, 600 mgL dan 800 mgL disebabkan kitosan yang ditambahkan untuk mengkoagulasi limbah cair industri pemindangan ikan terlarut tidak sempurna sehingga partikel-pertikel padatannya tidak mampu mengurangi jumlah garam mineral yang tertinggal untuk menggumpalkan protein.

4.7. Pengujian Statistik