Mekanisme Distribusi TINJAUAN TEORITIS TENTANG DISTRIBUSI

56 1. Bekerja sama 2. Pengembangan kegiatan investasi 3. Larangan menimbun 4. Membuat kebijakan harta dan menggalakkan kegiatan syariah 5. Larangan kegiatan monopoli dan berbagai penipuan 6. Larangan judi, riba, korupsi, pemberian kepada penguasa 7. Pemanfaatan secara optimal hasil dari barang-barang milik umum ekonomi Mekanisme Distribusi Masalah ekonomi terjadi apabila kebutuhan pokok al-hajatu al- asasiyah untuk semua pribadi manusia tidak tercukupi. Dan masalah pemenuhan kebutuhan merupakan persoalan distribusi kekayaan. Dalam mengatasi persoalan distribusi tersebut harus ada pengaturan menyeluruh yang dapat menjamin terpenuhinya seluruh kebutuhan pokok pribadi, serta menjamin adanya peluang bagi setiap pribadi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pelengkapnya. Walaupun persoalannya lebih banyak pada masalah distribusi kekayaan, namun bukan berarti persolan produksi diabaikan. Produksi selamanya diperlukan, bahkan mutlak harus ada. Akan tetapi, tanpa adanya distribusi yang baik, kekayaan yang dihasilkan hanya akan beredar pada Nonekonomi 1. Pemberian negara kepada rakyat yang membutuhkan 2. Zakat 57 beberapa orang, tidak mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan, dan akhirnya justru menimbulkan kesenjangan dan problematika. Dalam persoalan distribusi kekayaan yang muncul, Islam melalui sistem ekonominya menetapkan bahwa berbagai mekanisme tertentu yang digunakan untuk mengatasi persoalan distribusi secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu 1 apa yang disebut mekanisme ekonomi, dan 2 mekanisme nonekonomi. 16 Mekanisme ekonomi adalah mekanisme distribusi dengan mengandalkan kegiatan ekonomi agar tercapai distribusi kekayaan. Mekanisme dijalankan dengan cara membuat berbagai ketentuan dan mekanisme yang berkaitan dengan distribusi kekayaan. Dengan berbagai kebijakan dan ketentuan tentang kegiatan ekonomi tertentu, maka diyakini distribusi kekayaan itu akan berlangsung secara normal. 17 Tegasnya bahwa distribusi kekayaan secara merata ternyata tidak bisa dilakukan dengan mengandalkan mekanisme ekonomi saja itu pun banyak kegiatan seperti berbagai jenis kegiatan ribawi, judi, korupsi, pungli, dan lain sebagainya yang bila dicermati justru menimbulkan hambatan terhadap lancarnya distribusi kekayaan. Maka seharusnya ada mekanisme nonekonomi yang dapat diterapkan untuk mengatasi persoalan distribusi.

1. Mekanisme Ekonomi

16 M. Sholahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h.205 17 Ibid., h.205 58 Dalam mewujudkan distribusi kekayaan yang adil, maka mekanisme yang ditempuh dalam sistem ekonomi Islam dengan cara sebagai berikut : a. Membuka kesempatan seluas-luasnya bagi berlangsungnya sebab-sebab hak milik asbabu al-tamalluk dalam hak milik pribadi al-milkiyyah al- fardiyyah . Menurut an-Nabhani, 18 Islam telah menetapkan sebab-sebab utama bagi seseorang dapat memiliki harta yang berkaitan dengan hak milik pribadi al-milkiyyah al-fardiyyah yakni 1 bekerja 2 warisan 3 kebutuhan akan harta untuk menyambung hidup 4 harta pemberian negara yang diberikan kepada rakyat dan 5 harta-harta yang diperoleh oleh seseorang dengan tanpa mengeluarkan harta atau tenaga apa pun. Membuka kesempatan kerja seluas-luasnya bagi seluruh anggota masyarakat adalah salah satu bentuk distribusi kekayaan melalui mekanisme distribusi. Salah satu upaya yang biasa dilakukan manusia untuk memperoleh harta kekayaan adalah dengan bekerja. Maka dari itu menurut Islam dengan ‘bekerja’ adalah sebab pokok yang mendasar untuk memungkinkan manusia dapat memiliki harta kekayaan. 19 Agar berbagai pekerjaan tersebut bisa dijalankan dengan baik, maka negara berkewajiban menyediakan lapangan pekerjaan serta membuat berbagai peraturan yang dapat memudahkan pekerjaan tersebut. 18 Taqiyudin An-Nabhani, “Membangun sistem ekonomi alternative perspektif Islam”, Surabaya : Risalah Gusti, 1996. 19 M. Sholahuddin, Asas-asas Ekonomi Islam, h.208