Definisi Six Sigma Six Sigma

petunjuk jumlah “variasi“ biasanya juga dipakai untuk menggambarkaan output dari suatu proses. Tingkat sigma berkebalikan dengan defect, semakin tinggi tingkat sigma maka semakin rendah toleransi yang diberikan pada defect.

2.2.1. Definisi Six Sigma

Ada banyak pengertian mengenai Six Sigma, Six Sigma diartikan sebagai metode canggih yang digunakan oleh para insinyur dan para statistikawan dalam memperbaikimengembangkan prosesproduk. Six Sigma diartikan demikian karena memiliki kunci utama perbaikan. Six Sigma menggunakan metode-metode statistik. Pengertian Six Sigma yang lain adalah tujuan mendekati kesempurnaan dalam mencapai tujuan pelanggan. Ada juga yang mengartikan Six Sigma sebagai usaha mengubah budaya perusahaan untuk mencapai kepuasan, keuntungan dan persaingan yang jauh lebih baik. Definisi secara lengkapnya Six Sigma merupakan suatu sistem yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, memberi dukungan dan memaksimalkan proses usaha, yang berfokus pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan fakta, data dan analisis statistik serta terus- menerus memperhatikan pengaturan, perbaikan dan mengkaji ulang proses usaha. Untuk lebih mudah dalam mengartikan Six Sigma berdasarkan ide dasar filosofi Six Sigma yaitu mengurangi variasi dari suatu produk atau proses secara terus-menerus. Variabilitas dapat mengakibatkan penumpukan akumulasi masalah dan merupakan musuh dari kepuasan pelanggan. Variabilitas pada kualitas, biaya dan jadwal berkontribusi pada cost of poor quality COPQ, kepuasan pelanggan dan penurunan performasi bisnis secara keseluruhan. Sehingga bagian terpenting dari Six Sigma adalah untuk mendefinisikan dan mengukur variasi dengan mengeksplorasi penyebab-penyebab dan untuk membuat suatu alat operasional yang efisien untuk mengontrol dan mengurangi variasi. Hal-hal yang diharapkan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk setiap perusahaan yang bersangkutan, tergantung pada usaha yang dijalankan, biasanya ada perbaikan pada hal-hal berikut: 1. Pengurangan biaya. 2. Perbaikan produktivitas. 3. Pertumbuhan pangsa pasar. 4. Pengurangan waktu siklus. 5. Retensi pelanggan. 6. Pengurangan cacat. 7. Perubahan budaya kerja. 8. Pengembangan produk dan jasa. Dalam metode ini, parameter yang dipakai adalah Defect Per Million Opportunities DPMO yaitu kagagalan per sejuta kesempatan dan Cost of Poor Quality COPQ yaitu biaya yang dikeluarkan karena kualitas yang buruk.

2.2.2. Konsep Six Sigma Motorola