2.2.2. Konsep Six Sigma Motorola
Six Sigma Motorola merupakan suatu metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas dramatik yang diterapkan oleh perusahaan Motorola
sejak tahun 1986, yang merupakan terobosan baru dalam bidang manajemen kualitas. Karena Six Sigma mampu melakukan peningkatan kualitas secara
dramatik menuju tingkat kegagalan nol zero defect dan mampu memberikan solusi yang ampuh dalam hal terobosan-terobosan yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kualitas secara dramatik menuju kegagalan nol. Prinsip-prinsip pengendalian dan peningkatan kualitas Six Sigma telah dilakukan oleh perusahaan
Motorola selama kurang lebih 10 tahun dan telah mampu mencapai tingkat kualitas 3,4 DPMO Defect Per Million Oppurtunities kegagalan per sejuta
kesempatan Gaspersz, 2002. Sedangkan menurut Pyzdesk 2000, Six Sigma adalah suatu
implementasi yang secara ketat, terfokus dan sangat efektif dalam meningkatkan kualitas. Six Sigma bertujuan untuk kinerja bisnis yang mampu sepenuhnya bebas
dari error atau kegagalan kinerja suatu perusahaan diukur dengan level sigma proses bisnis mereka.
Pada saat ini masih terdapat kerancuan di banyak pihak, terutama di kalangan dunia industri, tentang prinsip-prinsip Six Sigma Motorola, yang seolah-
olah menafsirkan merupakan pengembangan dari “3-sigma statistical quality control”. Memang ide dasar dari prinsip-prinsip Six Sigma diambil dari 3-sigma
statistical quality control, tetapi implementasinya sangat berbeda.
Beberapa keberhasilan Motorola yang patut dicatat dari aplikasi program Six Sigma adalah sebagai berikut gaspersz, 2002
- Peningkatan produktivitas rata-rata : 12,3 per tahun
- Penurunan COPQ Cost Of Poor Quality lebih dari 84
- Eliminasi kegagalan dalam proses sekitar 99,7
- Penghematan biaya manufacturing lebih dari 11 milliar
- Peningkatan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata : 17 dalam
penerimaan, keuntungan, dan harga saham Motorola. Hasil-hasil dari peningkatan kualitas dramatik yang diukur berdasarkan
persentase antara COPQ Cost Of Poor Quality terhadap penjualan ditunjukkan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1. DPMO pada sigma level COPQ Cost Of Poor Quality
Tingkat Pencapaian Sigma
DPMO COPQ 1-sigma
2-sigma 3-sigma
4-sigma 5-sigma
6-sigma 691.462 sangat tidak kompetitif
308.538 rata-rata industri Indonesia 66.807
6.210 rata-rata industri USA 233
3,4 industri kelas dunia Tidak dapat dihitung
Tidak dapat dihitung 25-40 dari penjualan
15-25 dari penjualan 5-15 dari penjualan
1 dari penjualan
Setiap peningkatan atau pergeseran 1-sigma akan memberikan peningkatan keuntungan 10 dari penjualan
Sumber : Gaspersz, 2002 hal 3
Semakin tinggi target sigma yang dicapai, kinerja sistem industri akan semakin baik. Six Sigma juga dapat dianggap sebagai strategi terobosan yang
memungkinkan perusahaan melakukan peningkatan luar biasa dramatic di tingkat bawah. Six Sigma juga dapat dipandang sebagai pengendalian proses
industri berfokus pada pelanggan, melalui penekanan pada kemampuan proses process capability.
Terdapat enam aspek kunci yang perlu diperhatikan dalam aplikasi konsep Six Sigma, yaitu Gaspersz, 2002 :
1. Identifikasi pelanggan anda.
2. Identifikasi produk anda.
3. Identifikasi kebutuhan anda dalam memproduksi produk untuk pelanggan
anda. 4.
Definisikan proses anda. 5.
Hindari kesalahan dalam proses anda dan hilangkan semua pemborosan yang ada.
6. Tingkatkan proses anda secara terus-menerus menuju target Six Sigma.
Apabila konsep Six Sigma akan diterapkan dalam bidang manufacturing, perhatikan enam aspek berikut Gaspersz, 2002 :
1. Identifikasi karakteristik produk yang akan memuaskan pelanggan anda.
2. Mengklasifikasikan semua karakteristik kualitas itu sebagai CTQ Critical
To Quality individual. 3.
Menentukan apakah setiap CTQ itu dapat dikendalikan melalui pengendalian material, mesin, proses-proses kerja, dll.
4. Menentukan batas maksimum toleransi untuk setiap CTQ sesuai yang
diinginkan pelanggan menentukan nilai USL dan LSL dari setiap CTQ. 5.
Menentukan maksimum variasi proses untuk setiap CTQ menentukan nilai maksimum standar deviasi untuk setiap CTQ.
6. Mengubah desain produk danatau proses sedimikian rupa agar mampu
mencapai target Six Sigma, yang berarti memiliki indeks kemampuan proses, C
pm
sama dengan dua C
pm
≥ 2.
2.2.3. Beberapa istilah dalam konsep Six Sigma