Pengertian Gaya Hidup Gaya Hidup

27 a. Pengaruh keluarga, keluarga mempunyai pengaruh penting dalam dalam keputusan pembelian. b. Pengaruh kelompok kawan sebaya peer group influence. Kawan atau teman sejawat mampu mempengaruhi dalam perilaku pembelian. Peer group lebih cenderung memungkinkan mempengaruhi sikap dan perilaku pembelian daripada iklan. c. Pengalaman, pengalaman masa lalu mempengaruhi sikap terhadap merek. Pengalaman menggunakan suatu merek produk pada masa lalu akan memberikan evaluasi atas merek tersebut. bila pengalaman itu kurang menyenangkan maka konsumen akan cenderung mempunyai sikap negatif terhadap merek tersebut, demikian sebaliknya

2.4. Gaya Hidup

Berikut tentang gaya hidup :

2.4.1. Pengertian Gaya Hidup

Selanjutnya psychographics Shiffman Kanuk, 1994: 59 dan Pride Ferrel, 1989: 102 juga sering disebut sebagai AIOs Activities, Interests, Opinions, sebab sebagian penelitian psychographics difokuskan pada pengukuran Aktifitas, minat, serta pendapat. AIOs ini juga digunakan untuk mengukur gaya hidup konsumen. Gaya hidup Engel, Blackwell, Miniard, 1990: 342 adalah Lifestyles are defined as patlerns in which people live and spend time and money.. Konsep gaya hidup didefinisikan sebagai pola manusia menghabiskan waktu dan uangnya dalam hidup. 28 Sedangkan definisi gaya hidup lainnya Kotler, 1991: 171 adalah: ...pattern of living in the world as expressed in the persons activilies, interests, and opinions.” Gaya hidup merupakan pola hidup manusia di dunia yang dinyatakan dalam aktifitas, minat, dan opini atau pendapat seseorang. Secara sederhana consumer lifestyles digunakan untuk menggambarkan seseorang, sekelompok orang yang saling berinteraksi dan kelompok orang yang lebih besar. Lebih lanjut dikatakan bahwa lifestyle berkaitan dengan bagaimana kehidupan seseorang, bagaimana seseorang tersebut membelanjakan uangnya dan mengalokasikan waktunya Mowen, 1995: 258. Gaya hidup seseorang adalah sebuah pola hidup yang ditunjukkan melalui bagaimana seseorang menghabiskan waktunya activities, apa yang mereka nggap penting dalam lingkungan mereka interests, dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitarnya opinions. Gaya hidup ini merupakan bentuk kompensasi terhadap kekurangsempurnaan sesuatu. Faktor gaya hidup ini dianggap penting, karena para produsen melihat bahwa trend-trend yang ada telah mengubah kebiasaan, selera dan perilaku pembelian dari konsumen. Oleh karena itu produsen perlu mengetahui gaya hidup sekelompok konsumen tertentu, untuk dapat menciptakan barang yang sesuai untuk pasar tujuannya dengan lebih spesifik Assael, 1992: 294. Dari gaya hidup inilah kemudian diciptakan segmen pasar berdasarkan Values and Lifestyle VALS, yang pertama diperkenalkan pada tahun 1978. VALS ini mengkategorikan konsumen ke dalam 9 kelompok gaya hidup. Kemudian dikembangkan lagi 29 menjadi VALS 2, yang mengelompokkan orang berdasarkan kecenderungan konsumsi mereka, bagaimana mereka menggunakan waktu dan uangnya. Konsumen dibagi dalam 2 segmen utama Kotler, Bowen Makens, 1996: 190- 191: a. Self Orientation. Dalam segmen ini terdapat 3 perilaku pembelian : 1 Principle oriented orientasi prinsip. Konsumen melakukan pembelian berdasarkan pandangan mereka sendiri, di mana mereka akan membeli suatu produk atau jasa menurut pendapat atau pikiran mereka sendiri tanpa dipengaruhi oleh pandangan dari luar atau orang lain. 2 Status oriented orientasi status. Konsumen melakukan pembelian berdasarkan pada tindakan dan opini dari orang lainnya. Pembelian akan dilakukan karena adanya masukan dari orang lain yang telah menggunakan atau mencoba suatu produk atau jasa tersebut. 3 Action oriented orientasi tindakan. Konsumen terdorong oleh keinginan untuk berkegiatan, bervariasi, dan mengambil resiko. Konsumen ingin mencoba produk atau jasa yang belum pernah digunakan sebelumnya baik oleh konsumen itu sendiri atau orang lain, dan mereka ingin mengetahui baik buruknya produk atau jasa tersebut melalui pengalaman sendiri. Sedangkan kelompok konsumen 30 yang termasuk dalam segmen ini adalah: fullfilled, believers, achievers, strivers, experiencers, dan makers. b. Resources Sumber daya. Konsumen dikelompokkan berdasarkan tingkat pendapatan, pendidikan, kesehatan, kepercayaan diri, dan energi. Yang termasuk dalam segmen ini adalah kelompok : actualizers dan strugglers. Kelompok-kelompok konsumen yang telah disebutkan akan dijelaskan kemudian secara lebih terperinci pada bagian 8 kelompok konsumen. Berikut ini adalah 8 kelompok konsumen berdasarkan gaya hidup VALS 2 : 1 Fullfilleds pemenuhan. Konsumen yang memiliki gaya hidup mandiri, bertanggung jawab, dan tingkat pendidikan yang baik. Selain itu ia juga terbuka untuk ide-ide baru dan perubahan sosial, juga memiliki pendapatan tinggi, praktikal, dan merupakan konsumen yang value oriented. 2 Believers pengikut. Konsumen yang tingkat pendapatannya menengah ke atas, konservatif dan mudah ditebak, menyukai produk Amerika dan merek terkenal. 3 Achievers pencapai. Konsumen yang cukup sukses dan berorientasi pada pekerjaan, konservatif, dan menyukai produk dan jasa yang terkenal dan dapat menunjukkan kesuksesan mereka. 31 4 Strivers pekerja keras. Konsumen dengan nilai yang mirip dengan achievers, namun memiliki tingkat ekonomi, sosial, dan psikologis yang lebih rendah. 5 Experiencers pencoba. Konsumen yang ingin mempengaruhi lingkungan mereka, dan juga kelompok yang termuda dari kelompok lainnya. Konsumen ini banyak mengkonsumsi produk yang disukai oleh kalangan anak muda. 6 Makers pembuat. Kelompok konsumen ini suka mempengaruhi lingkungannya melalui pengalaman dan penemuan mereka akan kegunaan dan kepraktisan suatu produk atau jasa. Oleh karena itu, produk yang praktis dan memiliki kegunaan amat menarik perhatian konsumen macam ini. 7 Actualizers pewujud. Konsumen dengan tingkat pendapatan yang tertinggi dan memiliki banyak sumber, sehingga dapat menuruti keinginan dirinya sendiri. Citra atau pandangan amat penting bagi mereka, sehingga cenderung membeli produk yang lebih baik dalam hidup. 8 Struzzlers pejuang. Konsumen dengan tingkat pendapatan terendah dan sumber yang sedikit untuk diikutkan pada orientasi konsumen. Karena sarana yang terbatas, mereka cenderung menjadi konsumen yang setia pada merek.. Gaya hidup pada prinsipnya adalah pola seseorang dalam mengelola waktu dan uangnya. Gayahidup mempengaruhi perilaku seseorang yang pada 32 akhirnya menentukan pola konsumsi seseorang. Menurut Kasali, 1998, para peneliti pasar yang menganut pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen berikut adalah indikator dari gaya hidup, Plumer, 1974 sebagai berikut: 1. Pola seseorang dalam menghabiskan waktunya. 2. Minat seseorang 3. Pandangan nseseorang terhadap diri sendiri dan orang lain. 4. Karakter-karakter dasar seperti tahap yang dilalui seseorang dalam kehidupan lifecycle, penghasilan, pendidikan, dan dimana mereka tinggal.

2.5. Keputusan Pembelian