Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi dengan Penggunaan e-Filing

I. Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi dengan Penggunaan e-Filing

1. Persepsi Kebermanfaatan dengan Penggunaan e-Filing Persepsi kebermanfaatan adalah tingkatan sejauh mana seseorang yakin bahwa menggunakan sebuah sistem akan meningkatkan kinerjanya Davis, 1989. Persepsi kebermanfaatan kegunaan menjadi penentu suatu sistem dapat diterima atau tidak. Wajib Pajak yang beranggapan bahwa e- Filing akan berguna bagi mereka dalam menyampaikan SPT menyebabkan mereka tertarik menggunakannya Wahyuni, 2015. Semakin besar ketertarikan Wajib Pajak menggunakan e-Filing maka semakin besar juga intensitas dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Menurut Noviandini 2012, dengan adanya sistem e-Filing, para Wajib Pajak akan lebih mudah menunaikan kewajibannya tanpa harus mengantri di Kantor Pelayanan Pajak sehingga dirasa lebih efektif dan efisien. Selain itu, pengiriman data Surat Pemberitahuan SPT dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja baik di dalam maupun di luar negeri, tidak tergantung pada jam kantor dan dapat pula dilakukan di hari libur dan tanpa kehadiran Petugas Pajak 24 jam dalam 7 hari, di mana data akan dikirim langsung ke data base Direktorat Jenderal Pajak dengan fasilitas internet yang disalurkan melalui satu atau beberapa Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi ASP. Dengan demikian Wajib Pajak dapat merasakan manfaat dari adanya sistem e-Filing. 2. Persepsi Kemudahan dengan Penggunaan e-Filing Suatu sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika sistem tersebut memberikan manfaat dan mudah untuk diaplikasikan oleh penggunanya. Davis 1989 mendefenisikan persepsi kemudahan penggunaan perceived ease of Use merupakan tingkatan dimana seseorang percaya bahwa teknologi mudah untuk dipahami Davis, 1989. Venkatesh dan Davis 2000 membagi dimensi persepsi kemudahan penggunaan menjadi berikut ini: a. Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah dimengerti dipahami. b. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem tersebut. c. Sistem mudah digunakan. d. Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang ingin individu kerjakan fleksibel. Kemudahan bermakna tanpa kesulitan atau terbebaskan dari kesulitan atau tidak perlu berusaha keras. Dengan demikian, persepsi kemudahan penggunaan ini merujuk pada keyakinan bahwa sistem tidak merepotkan atau tidak membutuhkan usaha yang besar pada saat digunakan. Persepsi kemudahan penggunaan atas e-Filing berarti bahwa Wajib Pajak tidak membutuhkan usaha yang keras untuk dapat memahami bagaimana cara melakukan penyampaian SPT melalui e-Filing karena layanan tersebut mudah untuk dipahami dan digunakan. Menurut Wahyuni 2015, kemudahan pengguna akan mempengaruhi penggunaan sistem e-Filing. Jika pengguna menginterpretasikan bahwa sistem e-Filing mudah digunakan maka penggunaan sistem akan tercapai. Jika penggunaan sistem memiliki kemampuan untuk mengurangi usaha baik waktu dan tenaga maka penggunaan sistem berpotensi akan dilakukan secara terus menerus sehingga minat perilaku Wajib Pajak menggunakan e-Filing. 3. Persepsi Kepuasan dengan Penggunaan e-Filing Menurut Noviandini 2012, kepuasan pengguna user satisfaction memiliki hubungan yang signifikan terhadap intensitas penggunaan use. Kepuasan pengguna akan mempengaruhi penggunaan sistem e-Filing. Jika pengguna merasa puas atas sistem e-Filing maka penggunaan sistem oleh user akan tercapai. Jika penggunaan sistem tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna maka penggunaan sistem berpotensi akan dilakukan secara terus-menerus sehingga intensitas penggunaan use sistem e-Filing tersebut dapat meningkat. 4. Persepsi Kerumitan dengan Penggunaan e-Filing Apabila individu merasa puas perasaan suka menggunakan teknologi, individu dapat menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya yang dapat meningkatkan kinerja individunya. Salah satu penilaian kepuasan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adalah easy of use atau disebut juga perceived easy of use yang mirip dengan dimensi complexity. Achmad 2004 menemukan bahwa peningkatan inovasi teknologi memiliki negatif berdampak pada penggunaan TI, sehingga kinerja individual menurun. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Siregar Suryanawa 2008 menemukan faktor kerumitan complexity memiliki hubungan positif dengan pemanfaatan teknologi informasi. Individu yang merasakan complexity atau kerumitan dalam pemanfaatan sistem informasi akan mengakibatkan hubungan berkurangnya perasaan suka atau malas memanfaatkan sistem informasi sehingga mempengaruhi kinerja individual dalam menyelesaikan tugas- tugas pekerjaan individual yang telah diberikan organisasi untuk diselesaikan dengan menggunakan sistem informasi yang disediakan. 5. Persepsi Risiko dengan Penggunaan e-Filing Persepsi risiko adalah suatu persepsi-persepsi pelanggan tentang ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi tidak diinginkan dalam melakukan suatu kegiatan Jogiyanto, 2007. Persepsi risiko mencakup evaluasi kemungkinan atas konsekuensi dari akibat yang negatif. Persepsi risiko mengarah pada keyakinan mengenai kemungkinan keuntungan ataupun kerugian yang diterima atas penerimaan seseorang akan teknologi yang digunakan seperti halnya e-Filing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Persepsi risiko sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan. Semakin kecil persepsi risiko dari seseorang maka semakin besar tingkat kepercayaannya, begitupun sebaliknya. Menurut Dowling dan Staelin 2001 dalam Farizi dan Syaefullah 2013, mengatakan bahwa risiko itu meningkat dari sekedar informasi sampai pada keputusan pembelian produk transaksi, risiko diasosiasikan dengan kepercayaan. 35

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Hubungan persepsi pelayanan, persepsi konsultasi, dan persepsi pengawasan Account Representative (AR) dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi (studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Temanggung).

10 41 135

Hubungan persepsi Self Assessment System, persepsi sosialisasi perpajakan, persepsi tingkat pendidikan dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi (studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta).

0 0 133

Analisis hubungan persepsi pengetahuan pajak, persepsi kualitas pelayanan, persepsi konsultasi Account Representative (AR) dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman, Yogyakarta.

10 69 135

Hubungan persepsi pengetahuan wajib pajak, persepsi kemudahan pengisian SPT, persepsi kesadaran wajib pajak, persepsi kegunaan e-filing dengan persepsi kepatuhan penyampaian SPT tahunan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pra

0 5 168

Analisis hubungan persepsi pengetahuan tax amnesty, persepsi kualitas pelayanan account representative, persepsi kesadaran wajib pajak dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi

0 9 145

Hubungan persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan penerapan E Filing dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi (studi kasus pada Kepolisian Resor Klaten)

3 41 180

Analisis persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, persepsi kepuasan wajib pajak orang pribadi dengan penggunaan e billing sebagai sarana pembayaran pajak secara elektronik

13 48 139

PENGARUH PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN,PERSEPSI KERUMITAN, DAN PERSEPSI KEPUASAN WAJIB PAJAKTERHADAP PENGGUNAAN E-FILLING BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KOTA KUDUS

0 0 16

PENGARUH PERSEPSI KEMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, KEAMANAN DAN KERAHASIAAN, SERTA KEPUASAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN E-FILING

0 3 16

PENGARUH PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI KERUMITAN, DAN PERSEPSI KEPUASAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENGGUNAAN E-FILING BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KOTA KUDUS - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 1 14