Kaitan Job Insecurity dan Kesiapan untuk Berubah

b. Karakteristik karyawan yang memiliki job involvement rendah 1 Tidak berusaha keras untuk kemajuan organisasi 2 Tidak peduli dengan pekerjaan maupun perusahaan 3 Tidak puas dengan pekerjaan 4 Tidak berkomitmen dengan pekerjaan maupun organisasi 5 Tingkat absen dan intensi turnover tinggi 6 Motivasi kerja rendah 7 Kurang bangga dengan pekerjaan maupun organisasi

D. Kaitan Job Insecurity dan Kesiapan untuk Berubah

Pesatnya kemajuan teknologi, tekanan ekonomi, persaingan bisnis yang ketat maupun semakin tingginya tuntutan pelanggan memaksa organisasi untuk melakukan perubahan. Perubahan tersebut menghadirkan sesuatu yang baru atau dengan kata lain perubahan merupakan upaya pergeseran dari status quo ke kondisi yang baru Wibowo, 2005. Perubahan yang dilakukan organisasi beraneka ragam seperti restrukturisasi, merger, akuisisi dan program “right-sizing” yang disertai dengan pengurangan tenaga kerja. Sebagai konsekuensinya, Burchell 2002 menyatakan bahwa terjadi peningkatan jumlah karyawan yang merasa insecure tentang eksistensi pekerjaan mereka di masa mendatang Goksoy, 2012. Senada dengan hal tersebut, Grennhalgh Rosenblatt 1984 mengemukakan bahwa adanya berbagai perubahan yang terjadi di dalam organisasi membuat karyawan sangat mungkin merasa terancam, gelisah dan tidak Universita Sumatera Utara aman karena potensi perubahan mempengaruhi kondisi kerja dan kelanjutan hubungan serta balas jasa yang diterimanya dari organisasi. Selain itu, Anderson 2010 mengemukakan bahwa sebagian karyawan atau anggota organisasi, perubahan dapat memberikan pencerahan dan menggairahkan, namun perubahan juga dapat menyakitkan, stressful dan membuat frustrasi. Vakola Nikolaou 2005 menyatakan bahwa perubahan organisasi merupakan tantangan terhadap cara hal-hal yang dilakukan secara normal atau biasa dalam organisasi, dan akibatnya individu merasakan ketidakpastian, stres dan kekhawatiran mengenai peluang mengalami kegagalan dalam menghadapi situasi baru. Penelitian yang dilakukan oleh Goksoy 2012 menemukan bahwa job insecurity memberikan kontribusi negatif terhadap kesiapan untuk berubah. Ketika karyawan merasa insecure, mereka tidak akan merasa siap untuk berubah, tidak akan termotivasi, tidak menerima ide perubahan dengan bergairah dan secara jelas menganggap perubahan sebagai ancaman bagi diri mereka. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Babalola 2013 bahwa job insecurity memiliki kontribusi negatif terhadap keterbukaan perubahan. Karyawan yang merasa insecure akan lebih tertutup atau kurang terbuka terhadap perubahan yang dilakukan organisasi. Selain itu, De Witte 1999 menyatakan bahwa karyawan sangat dipengaruhi oleh perubahan organisasi, karena mereka melihat kehilangan pekerjaan tidak hanya dari segi sosioekonomi saja namun juga keuntungan secara psikologis. Universita Sumatera Utara

E. Pengaruh Job Involvement terhadap Kesiapan untuk Berubah