Pengaruh Media Pemberitaan Tentang Ujian Nasional

c. Universalitas Yaitu kesemastaan isinya, beraneka ragam dari seluruh dunia. Isi surat kabar haruslah berita-berita yang mencakup berita yang ada dari dalam maupun luar negeri, sehingga khalayak audience mengetahui segala jenis kejadian atau peristiwa yang sedang terjadi di seluruh dunia. d. Aktualitas Yaitu laporan mengenai peristiwa yang terjadi dan dilaporkan harus benar atau bisa juga kecepatan laporan tanpa mengesampingkan pentingnya kebenaran berita.

2.1.2. Pengaruh Media

Menurut Prastyono Rakhmat 2005 : 23, media exposure dapat diartikan sebagai terpaan media. Sedangkan, Shore mengatakan “Exposure is hearing, seeing, reading, or most genneraly, experiencing, with at least a minimal amount of interest the mass media. The exposure might occure to an individual or group level”, Rakhmat 2003 : 23. Jadi dapat dikatakan bahwa terpaan merupakan kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan – pesan media ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang dapat terjadi pada individu maupun kelompok. Rosengen mengemukakan bahwa penggunaan media terdri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis isi media, media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan Rakhmat 2005 : 66. Terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan atau longerity Ardianto Erdinaya, 2004. Sedangkan, pengaruh antara khalayak dengan isi media meliputi attention atau perhatian. Kenneth E. Andersen mendefinisikan perhatian sebagai proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah Rakhmat, 2005.

2.1.3. Pemberitaan Tentang Ujian Nasional

Rencana penghapusan Ujian Nasional Unas menjadi perhatian kalangan guru. Bagi mereka pelaksanaan unas yang selama ini dilaksanakan Negara itu, berdampak luas pada siswa dan guru dalam mempersiapkan kelulusan siswa. Sebagian guru menilai pelaksanaan unas memang perlu dievalusi terus menerus. Baik dari hasil setelah unas dan dampaknya. Karena dengan standar yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP dengan nilai 6,0 dalam hasil ujian siswa, sulit untuk dicapai. http:www.jawapos.co.idradar Namun Badan Penelitian dan Pengembangan Balitbang Depdiknas bersama Badan Standarisasi Nasional Pendidikan BSNP berkeras tetap menggelar UN. Mereka terus mematangkan ujian nasional UN meski putusan MA seputar kasasi penolakan ujian itu masih menimbulkan perdebatan. Bahkan, naskah soal UN sudah jadi dan tinggal dicetak. Kepala Balitbang Depdiknas Mansyur Ramli mengatakan, putusan MA tentang UN tidak berpengaruh terhadap penyusunan naskah soal. Soal-soal tersebut sudah selesai disusun. Penyusunan naskah soal dilakukan guru, dosen perguruan tinggi PT, dan pakar pendidikan. Setelah soal disusun, Balitbang akan menyerahkan kepada BSNP untuk diuji-cobakan. Mahkamah Agung MA kemarin, Rabu 251109 telah menolak kasasi yang diajukan pemerintah terkait pelaksanaan Ujian Nasional UN. Dengan demikian, penyelenggaraan UN pada tahun mendatang ditiadakan sampai pemerintah meningkatkan kualitas guru dan sarana prasarana di tiap wilayah di Indonesia. Putusan MA itu melarang Departemen Pendidikan Nasional menyelenggarakan ujian nasional sebelum ada perubahan sistem pendidikan yang merata. Putusan yang dibacakan majelis kasasi tersebut telah diumumkan pada 14 September 2009 dan sekaligus menguatkan putusan dari pengadilan tingkat pertama dan banding. Majelis menilai pemerintah telah lalai dalam meningkatkan kualitas guru, sarana dan prasarana pendidikan, serta informasi, khususnya di daerah pedesaan. Selain itu, ujian nasional juga dinilai membuka peluang untuk berbuat kecurangan baik yang dilakukan guru maupun siswa agar dapat lulus ujian. Kerugian diadakannya ujian nasional bukan hanya berupa materiil, yaitu biaya pendidikan selama tiga tahun di tingkat Sekolah Menengah Atas, tapi juga kerugian imateriil, yaitu tekanan psikologis. Gugatan terhadap penyelenggaraan UN ini bermula dari masyarakat kepada Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP yang dianggap lalai memenuhi kebutuhan HAM di bidang pendidikan. Peradilan pun berlanjut hingga MA mengeluarkan surat putusan dengan nomor register 2596 KPDT2008 tertanggal 14 September 2009 yang melarang ujian nasional yang diselenggarakan Depdiknas. Akhirnya, kemarin MA kemudian menolak kasasi yang diajukan pemerintah. JawaPos 301109 Sementara itu dalam sebuah kesempatan Menteri Pendidikan Nasional Mendiknas RI Muhammad Nuh menegaskan Ujian Nasional UN pada 2010 tetap dilaksanakan sesuai jadwal. Penegasan ini diperlukan untuk memberi kepastian kepada masyarakat. Mantan Rektor Institut Teknologi 10 November ITS Surabaya menjelaskan, sebelumnya terjadi polemik mengenai perlu tidaknya UN digelar. Pasalnya, pada 14 September 2009, Mahkamah Agung MA menolak kasasi pemerintah tentang penyelenggaraan ujian nasional. Mahkamah Agung menilai ujian akhir nasional cacat hukum sehingga melarang pemerintah menyelenggarakannya. Terkait putusan MA tersebut, Mendiknas mengaku tidak akan terfokus pada apakah akan mengajukan Peninjauan Kembali PK atau tidak. PK tidak penting lagi. Yang pasti UAN tahun depan masih akan kita laksanakan, tegasnya berulangkali. Untuk pelaksanaan ujian akhir nasional ini, M Nuh juga telah menggelar rapat bersama dengan seluruh Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia yang hasilnya memutuskan jika UN tetap akan diselenggarakan. Saat ini, yang terpenting adalah bagaimana para pelaksana UN bisa menghindari segala bentuk kecurangan.

2.1.4. Guru Sebagai Pembaca Surat Kabar

Dokumen yang terkait

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN POLIGAMI DI JAWA POS (Studi Deskriptif Sikap Masyarakat Surabaya Tentang Pemberitaan Poligami Di Jawa Pos).

0 0 105

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SEDOT PULSA DENGAN MODUS KONTEN” DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Sedot Pulsa Dengan Modus Konten” Di Surat Kabar Jawa Pos).

0 0 105

SIKAP GURU SD SURABAYA PADA PEMBERITAAN CONTEK MASSAL SDN GADEL 2 SURABAYA DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Guru SD Pada Pemberitaan Contek Massal SDN Gadel 2 Surabaya di Surat Kabar Jawa pos).

0 0 101

SIKAP PEMBACA TERHADAP PEMBERITAAN TABUNG ELPIJI RAWAN BOCOR PADA HARIAN SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Pembaca Terhadap Elpiji Rawan Bocor Pada Harian Surat Kabar Jawa Pos Di Surabaya).

0 0 121

SIKAP KOMUNITAS FILM SURABAYA MENGENAI PENGESAHAN UNDANG UNDANG PERFILMAN MELALUI PEMBERITAAN DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Komunitas Film Surabaya Mengenai Pengesahan Undang Undang Perfilman di Surat Kabar Jawa Pos).

2 2 85

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP MAKELAR KASUS PAJAK PASCA PEMBERITAAN GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Masyarakat Terhadap Makelar Kasus Pajak Pasca Pemberitaan Gayus Tambunan Di Surat Kabar Jawa Pos).

1 2 96

SIKAP GURU DI SURABAYA TENTANG UJIAN NASIONAL MELALUI PEMBERITAAN DI SURAT KABAR JAWA POS ( Studi Deskriptif Sikap Guru Di Surabaya Tentang Ujian Nasional Melalui Pemberitaan Di Surat Kabar Jawa Pos)

0 0 27

SIKAP GURU SD SURABAYA PADA PEMBERITAAN CONTEK MASSAL SDN GADEL 2 SURABAYA DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Guru SD Pada Pemberitaan Contek Massal SDN Gadel 2 Surabaya di Surat Kabar Jawa pos)

0 0 27

SIKAP KOMUNITAS FILM SURABAYA MENGENAI PENGESAHAN UNDANG UNDANG PERFILMAN MELALUI PEMBERITAAN DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Komunitas Film Surabaya Mengenai Pengesahan Undang Undang Perfilman di Surat Kabar Jawa Pos)

0 0 27

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN “SEDOT PULSA DENGAN MODUS KONTEN” DI SURAT KABAR JAWA POS (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Pemberitaan “Sedot Pulsa Dengan Modus Konten” Di Surat Kabar Jawa Pos) SKRIPS

0 0 31