Faktor-faktor Protektif Resiliensi Fungsi Resiliensi

masalah dan hasil dari tindakan yang telah dilakukan. Menurut Einsenberg dkk 2003, laki-laki mampu beradaptasi dengan berbagai macam kondisi untuk mengubah keadaan dan fleksibel dalam memecahkan masalah, sedangkan perempuan memiliki fleksibilitas adaptif yang kecil, tidak mampu untuk bereaksi terhadap perubahan keadaan, cenderung keras hati atau menjadi kacau ketika menghadapi perubahan atau te-kanan, serta mengalami kesukaran untuk menyesuaikan kembali setelah meng-alami pengalaman traumatik.

4. Faktor-faktor Protektif Resiliensi

Faktor protektif memiliki peran penting dalam mengurangi efek negatif dari kesulitan hidup dan menguatkan resiliensi. Beberapa individu berhasil mengatasi rintangan dan menghancurkan lingkaran setan. Penelitaian sebelumnya menunjukkan bahwa tiga variabel yang berperan sebagai faktor protektif yang menghalangi dampak dari pengalaman yang menyulitkan dan hal ini berkaitan dengan Social Support. Faktor-faktor tersebut adalah Schoon, 2006: a. Atribut-atribut individu Atribut-atribut individual yang menunjukkan faktor protektif individu seperti, tingkat pendidikan, memiliki banyak hobi, jarang menjadi orang yang mudah diserang oleh teman sebaya, menunjukkan keyakinan yang kuat akan kemampuan diri sendiri, individu menunjukkan perencanaan yang baik dengan rekan kerja dan pilihan berkarir, dan memiliki pandangan yang positif pada hidup. Universitas Sumatera Utara b. Karakteristik keluarga Karakteristik keluarga diasosiasikan dengan penyesuaian positif selama masa kanak-kanak dan remaja termasuk lingkungan keluarga yang stabil dan mendukung hal ini dikarakteristikan dengan orang tua yang mampu memahami anak, aktif dan ikut berpartisipasi dalam pendidikan anak dan perencanaan karir. c. Aspek konteks sosial yang lebih luas Aspek konteks sosial yang lebih luas termasuk orang-orang diluar orang tua yang memberikan dukungan. Lingkungan juga berperan penting dalam membantu perkembangan adaptif. Selain itu, dorongan komunitas yang positif seperti dukungan tetangga dan rasa saling memiliki dalam komunitas.

5. Fungsi Resiliensi

Reivich dan Shatte 2002 dalam The Resilience Factor: Seven Essential Skills For Overcoming Lifes Obstacles menyatakan bahwa manusia dapat menggunakan resiliensi untuk hal-hal sebagai berikut : a. Overcoming Dalam kehidupan, terkadang manusia menemuai kesengsaraan, masalah- masalah yang menimbulkan sterss yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, manusia membutuhkan resiliensi untuk menghindar dari kerugian-kerugian yang menjadi akibat dari hal-hal yang tidak menguntungkan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menganalisa dan mengubah point of view menjadi lebih positif dan meningkatkan kemampuan untuk mengontrol kehidupan Universitas Sumatera Utara sendiri. Sehingga hidup terasa lebih termotivasi, produktif dan bahagia meski dihadapkan dengan berbagai tekanan hidup. b. Steering through Setiap orang membutuhkan resiliensi untuk menghadapi masalah, tekanan, dan setiap konflik yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang resilien akan menggunakan sumber dari dalam dirinya sendiri untuk mengatasi setiap masalah yang ada, tanpa harus merasa terbebani dan bersikap negatif terhadap kejadian tersebut. Orang yang resilien dapat memandu serta mengendalikan dirinya dalam menghadapi masala sepanjang perjalanan hidupnya. c. Bouncing Back Orang yang resilien biasanya menghadapi trauma dengan tiga karakteristik untuk menyembuhkan diri. Mereka menunjukkan task-oriented coping style dimana mereka melakukan tindakan yang bertujuan untuk mengatasi kemalangan tersebut, mereka mempunyai keyakinan kuat bahwa mereka dapat mengontrol hasil dari kehidupan mereka, dan orang yang mampu kembali ke kehidupan normal lebih cepat dari stresssor kehidupan mengetahui bagaimana berhubungan dengan orang lain sebagai cara untuk mengaatasi pengalaman yang mereka rasakan. d. Reaching out Selain berguna untuk mengatasi pengalaman negatif, sterss atau menyibukkan diri, resiliensi juga berguna untuk mendapatkan pengalaman hidup yang lebih kaya dan bermakna serta berkomitmen dalam mengejar Universitas Sumatera Utara pembelajaran serta pengalam baru. Individu dengan karakteristik seperti ini melakukan tiga hal dengan baik, yaitu : tepat dalam memperkirakan resiko yang terjadi; mengetahui dengan baik diri mereka sendiri; dan menemukan makna dan tujuan dalam hidup mereka.

6. Sumber-Sumber Resiliensi Grotberg 1999 mengemukakan beberapa sumber dari resiliensi, yaitu :