Standart Mutu BahanProduk Uraian Proses Produksi

Proses produksi dimulai dari proses persiapan tulangan Reinforcement Preparation, persiapan cetakan beton, pembuatan adukan beton Concrete Mixing, pembuatan benda uji beton, perakitan tulangan Reinforcement Assembly, pengecoran adukan beton Concrete Filling, penutupan cetakan dan penarikan kawat pratekan Mould Closing and Prestressing, pemutaran cetakan Mould Spinning, perawatan uap Steam Curing, pembukaan cetakan Mould Stripping dan merek WIKA Beton PPB Sumut, perawatan air dan penyelesaian akhir Water Curing and Finishing. Selengkapnya mengenai proses produksi dapat dilihat pada blok diagram dan flow process chart.

2.4.1. Standart Mutu BahanProduk

Produk bermutu dan memiliki pelayanan yang baik merupakan usaha perusahaan didalam menjual produknya pada konsumen. Keberhasilan perusahaan sangat tergantung dari seberapa jauh perusahaan dapat mengetahui, mengerti dan memahami permintaan pelanggan tersebut. Pengawasan mutu dilakukan terhadap proses produksi yang ditujukan untuk menjaga konsistensi dari mutu produk dengan melakukan pemeriksaan yang selektif terhadap mutu bahan baku yang diterima. Dalam hal mutu tiang pancang dan tiang listrik telah menentukan spesifikasi teknis. Kriteria yang digunakan untuk memberi batasan pada mutu adalah untuk pasir, koralsplit, semen, PC wire, besi beton, besi plat sambung,dan zat additive Kaomighty, Rheobuild 900 i Degusa, Sicament NN, Glenium, Viscocrate. Masing-masing karakteristik tersebut erat kaitannnya dengan barang Universitas Sumatera Utara yang akan dihasilkan. Oleh sebab itu spesifikasi mutu produk sangat menentukan aspek pasar bagi produk itu sendiri. Standar mutu bahan dapat diperlihatkan pada Tabel 2.1, Tabel 2.2, dan Tabel 2.4, berikut ini : Tabel 2.1. Bahan Baku Material Alam No Parameter Standard 1 2 Pasir Kadar lumpur 5 Koralsplit Kadar lumpur 3 Sumber : PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut Tabel 2.2. Bahan Baku Material Industri No Parameter Standard 1 Semen SNI 2 PC Wire SNI 3 Kawat spiral SNI 4 Besi beton SNI 5 Besi plat sambung SNI 6 Cat SNI Sumber : PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut Tabel 2.3. Bahan Tambahan Additive No Parameter Standard 1 Kaomighty SNI 2 Rheobuild 900 i Degusa SNI 3 Sicament NN SNI 4 Glenium SNI 5 Viscocrate SNI Sumber : PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut

2.4.3. Uraian Proses Produksi

Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin, bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada. Proses produksi pada PT WIKA Beton PPB Sumut dilakukan dalam 5 jalur yaitu: Universitas Sumatera Utara A. Jalur I dan II melakukan produksi dengan sistem sentrifugal yang menghasilkan produk berupa: - Tiang pancang - Tiang listrik B. Jalur III menghasilkan produk berupa bantalan jalan rel C. Jalur IV dan V melakukan produksi dengan sistem pracetak yang menghasilkan produk berupa: - Balok jembatan - Sheet file. Proses pembuatan produk pada PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumut terdiri dari beberapa tahap yaitu : 1. Proses persiapan tulang Reinforcement Preparation, Adapun material yang akan dirakit dicetakan terlebih dahulu dipersiapkan di workshop tulangan dengan proses sebagai berikut : a. Pengujian PC Wire b. Pemotongan PC Wire cutting c. Pengheadingan Pengheadingan ini adalah merupakan pembentukan ujung PC Wire yang telah dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan menjadi bulat berkepala agar pada saat di stressing tidak lolos atau tersangkut pada plat sambung. PC Wire dimasukkan ke lubang pengarah pada mesin heading lalu mesin di opersikan dengan menekan pedal mesin. d. Pembuatan Spiral Universitas Sumatera Utara e. Spiral digunakan sebagai tulangan dengan melilitkannya pada tulangan prategangnya. Kawat spiral dipasang pada mesin penggulung. f. Pembuatan plat sambung Plat sambung yang telah dipasang keranjang dan secara manual plat sambung dipasang pada kepala PC wire, diameter dari plat sambung itu sendiri disesuaikan dengan diameter produk yang akan dibuat. 2. Persiapan Cetakan Beton Cetakan di atas trolly dibawa ke bagian tulangan dan diangkut dengan hoist ke trostel tulangan. Terlebih dahulu cetakan dibersihkan dari kotoransisa adukan beton yang masih melekat dengan kape dan kuas pembersih, lalu pada permukaan cetakan atau mal dioleskan dengan minyak cetak secara tipis dan merata. 3. Pembuatan Adukan Beton Concrete Mixing Bahan yang digunakan untuk campuran beton ini adalah pasir, koralsplit, semen, air dan zat additive Kaomighty. Bahan baku adonan dimasukkan ke dalam tanki mixer dengan menggunakan bucket material. Pencampuran beton dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk beton mixer di batching plant dan mesin pengaduk beton fan mixer sehingga diperoleh adukan beton yang merata. 4. Pembuatan Benda Uji Beton Pengujian mutu beton merupakan aktivitas yang penting dalam pelaksanaan produksi agar produk yang dihasilkan tetap berada dalam standar yang telah ditetapkan. Proses pengujian mutu beton ini dilakukan dengan 2 jenis yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Pengujian kekentalan Slump Test b. Pengujian kekuatan Pengujian kekuatan dimaksudkan untuk memeriksa kuat tekan beton apakah telah sesuai dengan standar, yaitu 300 kgcm 2 . 5. Perakitan Tulang Reinforcement Assembly Pada proses ini dilakukan stressing awal pada PC Wire yang berkisar 50-70 bar, aktivitas ini berfungsi untuk menegangkan PC Wire agar mudah dalam proses pemasangan kawat spiral. Pada proses tulangan ini kemudian dilakukan pemasangan kawat spiral dengan diameter yang bersesuaian dengan type produk. Perakitan tulangan ke dalam cetakan ini dilakukan sesuai dengan tipe produk yang ingin dibuat, kemudian cetakan siap untuk dicor dengan adukan beton. Cetakan yang telah siap untuk dicor dengan adukan beton dipindahkan kebagian pengecoran diatas trolly dengan menggunakan hoist. 6. Pengecoran Adukan Beton Concrete Filling Setelah dipindah ke atas trolly cor, lalu cetakan dicor dengan adukan beton sesuai dengan standard berat masing-masing tipe yang didistribusikan dengan hopper ke dalam cetakan sambil diratakan keseluruh cetakan sebelum cetakan ditutup. 7. Penutupan cetakan dan Penarikan kawat pratekan Mould Closing and Prestressing. Setelah adonan beton merata, lalu dipasang karet spon dibagian kanan dan kiri cetakan sambil dirapikan. Penutupan cetakan dan bersamaan dengan itu Universitas Sumatera Utara penutup atas dibawa dengan craine hoist. Setelah penutup atas cetakan tepat menutupi cetakan maka seluruh baut cetakan dikunci dengan menggunakan Inpect tool. Selanjutnya cetakan dibawa dengan trolly ke bagian pemutaran spinning. 8. Pemutaran Cetakan Mould Spinning Pada bagian pemutaran spinning telah tersedia roda atau roll pemutar yang akan memutar cetakan. Setelah cetakan dilatakkan diatas roll pemutar maka mesin spinning akan menggerakkan roll. Pemutaran cetakan pada mesin putar spinning machine ini bertujuan untuk memadatkan adonan beton di dalam cetakan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh mesin putar. Setelah tahapan spinning selesai maka cetakan diangkat dan dibawa kebak perawatan uap dengan menggunakan craine hoist. 9. Perawatan Uap Steam Curing Proses selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan uap panas yang didistribusikan dari boiler ke bak uap dengan suhu mencapai 60 C - 70 C, pada suhu tersebut dipertahankan kondisinya sekitar 3,5 jam bertujuan mempercepat waktu pengerasan beton. Setelah itu suhu cetakan diturunkan dan selama setengah jam cetakan dibiarkan mengalami proses pendinginan secara alami, selanjutnya cetakan diangkat ke atas trolly dengan menggunakan craine hoist kemudian dibawa kebagian pembukaan cetakan. 10. Pembukaan Cetakan Mould Stripping. Setelah cetakan dibawa dengan trolly ke bagian pembukaan cetakan maka seluruh baut pengguna tutup cetakan dilepas dengan menggunakan inpact Universitas Sumatera Utara tool dan lepaskan klem baut serta baut ruth cetakan dilonggarkan. Cetakan yang terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah, dibuka bagian atas cetakan dengan craine hoist dan dibawa ke tiang gantungan cetakan untuk dibersihkan dan dioles minyak cetak dan selanjutnya dibawa ke parkir tutup cetakan. Dan saat yang bersamaan pula produk diinspeksi mutunya dan dibuat label pada produk jadi yaitu dengan cat semprot kompresor diberikan merek WIKA tanggal produksi nomor produk dan kode tipe produk. Merek cat yang digunakan yaitu Nippon Paint. Cetakan diangkat dengan craine hoist dengan cara dimiringkan untuk mengeluarkan produk jadi ke atas trolly, kemudian dibawa ke stock yard dengan menggunakan trolly. 11. Perawatan Air dan Penyelesaian Akhir Water Curing and Finishing. Dalam penanganan produk jadi yang dilakukan adalah proses penumpukan dan perawatan produk di stock yard. Sebelumnya produk diservice dan diolesi minyak solar pada plat sambung serta pengecekan akhir pada lubang tembus dan permukaan tiang. Produk jadi yang memenuhi standart ditumpuk di stock yard gudang terbuka. Selanjutnya selama 3 hari dilakukan perawatan air dan hasil cetakan siap untuk didistribusikan Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN