Corporate Governance TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 17 untuk meratakan atau memfluktuasikan tingkat laba sehingga pada saat sekarang dipandang normal bagi suatu perusahaan.dalam hal ini perataan laba menunjukkan suatu usaha manajemen perusahaan untuk mengurangi batas –batas yang diijinkan dalam praktik akuntansi dan prinsip manajemen yang wajar.

C. Corporate Governance

Beberapa konsep tentang corporate governance antara lain yang dikemukakan oleh Shleifer and Vishny 1997 yang menyatakan corporate governance berkaitan dengan cara atau mekanisme untuk meyakinkan para pemilik modal dalam memperoleh return yang sesuai dengan investasi yang telah ditanam. Iskandar dkk 1999 menyatakan bahwa corporate governance merujuk pada kerangka aturan dan peraturan yang memungkinkan stakeholders untuk membuat perusahaan memaksimalkan nilai dan untuk memperoleh return. Selain itu corporate governance merupakan alat untuk menjamin direksi dan manajer atau insider agar bertindak yang terbaik untuk kepentingan investor luar kreditur atau shareholder Prowson, 1998. Menurut Linan 2000 terdapat empat prinsip dasar pengelolaan perusahaan yang baik. Keempat prinsip tersebut adalah : 1. Keadilan fairness yang meliputi : a Perlindungan bagi seluruh hak pemegang saham, b Perlakuan yang sama bagi para pemegang saham. 2. Transparansi transparancy yang meliputi: a Pengungkapan informasi yang bersifat penting, b Informasi harus disiapkan, diaudit commit to user 18 dan diungkapkan sejalan dengan pembukuan yang berkualitas, dan c Penyebaran informasi harus bersifat adil, tepat waktu, dan efisien. 3. Dapat dipertanggungjawabkan accountability yang meliputi meliputi pengertian bahwa: a Anggota dewan direksi harus bertindak mewakili kepentingan perusahaan dan para pemegang saham, b Penilaian yang bersifat independen terlepas dari manajemen, dan c Adanya akses terhadap informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu. 4. Pertanggungjawaban responsibility meliputi: a Menjamin dihormatinya segala hak pihak-pihak yang berkepentingan, b Para pihak yang berkepentingan harus mempunyai kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hak-hak mereka, c Dibukanya mekanisme pengembangan prestasi bagi keikutsertaan pihak yang berkepentingan, dan d Jika diperlukan, para pihak yang berkepentingan harus mempunyai akses terhadap informasi yang relevan. Penelitian mengenai corporate governance menghasilkan berbagai mekanisme yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa tindakan manajemen selaras dengan kepentingan shareholders. Mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1 Internal mechanism mekanisme internal seperti: komposisi dewan direksi atau komisaris, kepemilikan manajerial, dan kompensasi eksekutif. 2 External mechanism seperti pengendalian oleh pasar dan level debt financing. Barnhart Rosentein, 1998. Utama 2003 prinsip – prinsip CG yang diterapkan memberikan manfaat diantaranya yaitu: 1 commit to user 19 meminimalkan agency cost dengan mengontrol konflik kepentingan yang mungkin terjadi antara principal dengan agent; 2 meminimalkan cost of capital dengan menciptakan sinyal positif kepada para penyedia modal; 3 meningkatkan citra perusahaan; 4 meningkatkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari cost of capital yang rendah, dan 5 peningkatan kinerja keuangan dan persepsi stakeholder terhadap masa depan perusahaan yang lebih baik. Dengan alasan meningkatkan nilai perusahaan, manajemen melakukan tindakan oportunis dengan melakukan earnings management. Oleh karena itu adanya praktik corporate governance di perusahaan akan membatasi earnings management karena adanya mekanisme pengendalian dalam perusahaan tersebut. Praktik corporate governance dapat dproksi dengan komisaris independen, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional.

a. Komisaris Independen

Dechow dkk 1996 meneliti bahwa perusahaan memanipulasi laba lebih besar kemungkinannya apabila memiliki dewan komisaris yang didominasi oleh manajemen dan lebih besar kemungkinannya memiliki Chief Executive Officer CEO yang merangkap menjadi chairman of board. Hal ini berarti tindakan memanipulasi akan berkurang jika struktur dewan direksi berasal dari luar perusahaan. Jika fungsi independensi dewan direksi cenderung lemah, maka ada kecenderungan terjadinya moral hazard yang dilakukan oleh para direktur perusahaan untuk kepentingannya melalui pemilikan perkiraan akrual yang berdampak pada manajemen laba dan konsisten dengan commit to user 20 Wedari 2004 yang menyimpulkan bahwa komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap discretionary accruals. Perusahaan yang menyelenggarakan sistem corporate governance diyakini akan membatasi pengelolaan laba yang oportunis. Oleh sebab itu, semakin tinggi proporsi komisaris independen, kepemilikan manajerial, semakin kecil kemungkinan earnings management dilakukan. Sehingga hubungannya negatif antara corporate governance dan earnings management ini dapat memperlemah pengaruh antara earnings management dan nilai perusahaan.

b. Kepemilikan Manajerial

Jensen dan Meckling 1976 menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan – kepentingan manajer dengan pemegang saham. Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga menajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya. Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat Shleifer dan Vishny, 1986. Warfield et. al., 1995 dalam penelitiannya yang menguji kepemilikan manajerial dengan discreationary accrual dan kandungan informasi laba menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial berhubungan negatif commit to user 21 dengan discreationary accrual. Demikian halnya penelitian oleh Midiastuty dan Machfoedz 2003 menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan salah satu mekanisme yang dapat membatasi perilaku oportunistik manajer dalam bentuk earnings management, walaupun Wedari 2004 menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial juga memiliki motif lain. Dalam penelitian ini mengacu pada teori yang ada yang menyatakan kepemilikan manajerial dapat berfungsi sebagai mekanisme corporate governance sehingga dapat mengurangi tindakan manajer dalam memanipulasi laba, hal ini berarti kepemilikan manajerial berhubungan negatif dengan earnings management.

c. Kualitas Audit

Penelitian yang dilakukan oleh Becker dkk 1998 menemukan bahwa klien dari auditor Non Big 4 melaporkan discretionary accrual yang secara rata-rata lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh klien auditor Big 4. Berarti dapat disimpilkan klien dari auditor Non Big 4 cenderung lebih tinggi dalam melakukan earnings management. Teoh dan Wong 1993 berargumen bahwa kualitas audit berhubungan positif dengan kualitas Earnings Respons Coeficient ERC. Diduga bahwa klien dari auditor Non Big 4 cenderung lebih tinggi dalam melakukan earnings management. Hal ini berarti kualitas audit berhubungan negatif dengan earnings management. Walaupun demikian untuk kasus Indonesia sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Utama 2006 commit to user 22 tidak menemukan pengaruh signifikan dengan earnings management yang dilakukan perusahaan.

D. Economic Value Added EVA

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Economic Value Added (Eva), Earnings Per Share (Eps), Dan Debt To Equity Ratio (Der) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 53 92

Analisis Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

2 74 84

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Analisis Economic Value Added (EVA) Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Indosat, Tbk

6 60 100

Pengaruh Economic Value Added, Earnings Per Share, Return On Assets, Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Consummer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 98

Analisis Economic Value Added (EVA) dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk.

15 102 104

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Economic Value Added Pada Perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia

33 152 93

Pengaruh Economic Value Added, Return On Assets, Net Profit Margin Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 43 91

Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Model Economic Value added (eva) di pt. Bank sumut

0 68 139

Rancangan Sistem Kanban Untuk Mengurangi Non Value Added Activities Pada Proses Produksi di PT. Central Windu Sejati

28 218 205