bahwa “pesan mengalir menjadi amat teratur sehingga kita dapat berbicara tentang jaringan atau struktur organisasi”. Ia juga menyatakan bahwa organisasi formal
mengendalikan struktur komunikasi dengan menggunakan sarana tertentu seperti penunjukkan otoritas dan hubungan-hubungan kerja, penetapan kantor dan fungsi-fungsi
komunikasi khusus.
2.9. Misi dan Tujuan Perusahaan
Misi suatu organisasi mungkin dapat digambarkan sebagai sebuah pernyataan umum yang merumuskan tujuan inti atau falsafah dasar organisasi. Misi adalah sebuah
pernyataan yang menjawab pertanyaan “Mengapa organisasi ini ada?” Cushway Lodge, 1993:47.
Keuntungan utama pernyataan misi adalah membantu memberikan pengertian yang jelas untuk apa sebenarnya organisasi itu didirikan. Pernyataan misi akan
memperjelas obyektifitas mereka sendiri dan meningkatkan kesepakatan tanggungjawab mereka untuk mencapai tujuan tersebut. Seperti yang dinyatakan Peter Drucker 1968
bahwa suatu bisnis tidak ditentukan oleh nama, dasar hukum atau undang-undang pembentukannya. Bisnis ditentukan oleh misi bisnis. Hanya rumusan misi dan tujuan
organisasi yang jelas yang akan memungkinkan adanya tujuan-tujuan bisnis yang jelas dan wajar.
Persoalan penting yang masih berkaitan dengan misi organisasi adalah sasaran dan tujuan organisasi. Sasaran organisasi dapat dilihat sebagai tujuan dan nilai dasar
organisasi. Hal tersebut dinyatakan dalam kaitannya dengan harapan untuk masa yang
akan datang. Dalam pengertian ini, sasaran itu benar-benar merupakan pernyataan misi yang dibagi-bagi ke dalam berbagai komponennya.
Dalam pengertian menyeluruh, misi dan sasaran organisasi akan menentukan jenis strategi dan struktur yang dimiliki organisasi dan jenis proses, produk dan tenaga kerja
yang diperlukan. Misi dan sasaran organisasi tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan produk orang-
orang dalam organisasi. Misi dan sasaran organisasi biasanya disusun oleh pihak manajemen dan eksekutif senior. Namun untuk melaksanakan kegiatan ini mereka perlu
menyadari adanya kendala-kendala yang berhubungan dengan lingkungan dalam maupun lingkungan diluar. Apabila sasaran-sasaran organisasi tidak memperhitungkan kebijakan
pemerintah, keadaan ekonomi, kemampuan organisasi atau sikap para pegawai, hasilnya mungkin akan menjadi sebuah ‘daftar keinginan’ yang tidak dapat dicapai.
Oleh karena itu penting sekali agar sasaran organisasi yang dinyatakan secara resmi merupakan sasaran yang mudah dilaksanakan dan memperhitungkan tentang hal-
hal yang dapat dicapai. Orang-orang di dalam organisasi akan mempunyai sasarannya sendiri, umumnya telah disepakati oleh para pakar tentang manajemen bahwa cara paling
tepat untuk mendorong minat orang adalah memotivasi mereka, bahwa mereka dapat mencapai sasaran mereka sendiri, bila mereka mencapai sasaran-sasaran organisasi.
Kalau sasaran perorangan cenderung mengarah kelain tujuan maka seluruh kinerja dan efektifitas akan tidak dihargai.
Dari uraian tentang kerangka pemikiran maka dapat diambil suatu rumusan bahwa komunikasi merupakan salah satu variabel yang penting dalam membina hubungan antar
anggota organisasi. Situasi yang diciptakan dari interaksi antar anggota organisasi
sebagai iklim komunikasi dalam organisasi akan mempengaruhi tingkah laku anggota organisasi. Artinya, iklim komunikasi yang diwarnai nilai-nilai kemanusiaan atau
demokrasi akan menumbuhkan kompetensi interpersonal, kerja sama antar kelompok atau fleksibilitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi kerja dan
bertambahnya efektifitas organisasi. Oleh karena itu maka untuk menghasilkan kinerja yang efektif, organisasi tidak bisa hanya mengontrol perilaku anggotanya, tetapi juga
memotivasi dan mewadahi ekspresi perasaannya. Komunikasi yang dialogis dan efektif akan mampu membangkitkan kesadaran dan idealisme serta memotivasi karyawan untuk
lebih keras lagi sehingga mendukung tercapainya tujuan atau misi perusahaan.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, kerangka konseptual dalam penelitian ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: motivasi kerja merupakan salah satu konsekuensi yang dihasilkan oleh iklim organisasi, dimana iklim organisasi bisa dipengaruhi oleh budaya
perusahaan, struktur organisasi, gaya kepemimpinan. - komunikasi yang dialogis dan efektif akan mampu membangkitkan kesadaran dan idealisme serta memotivasi karyawan
untuk lebih keras lagi sehingga mendukung tercapainya tujuan atau misi perusahaan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan informasi deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati Bogdan Taylor dalam Lexy J. Moleong, 1997:3. Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi, dengan menentukan kasus yang diteliti, terarah pada satu karakteristik, dilakukan pada satu sasaran atau lokasi atau subyek, yaitu PT PLN, sehingga penelitian
ini termasuk dalam Kasus Tunggal terpancang HB. Sutopo, 2002. Deskripsi meliputi, potret subyek, rekonstruksi dialog, catatan tentang berbagai peristiwa khusus.
Pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan.
Sejalan dengan definisi di atas, Kirk dan Miller 1986:9 mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam wawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam
peristilahannya. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar, bukan
angka-angka atau bersifat deskriptif. Dengan demikian laporan atau hasil penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian hasil penelitian tersebut.
3.2 Teknik Pengumpulan Data