Interaksi harmonis diantara para karyawan suatu organisasi, baik dalam hubungannya secara timbal balik maupun secara horizontal diantara para karyawan
secara timbal balik pula adalah dikarenakan komunikasi. Demikian pula interaksi antara pimpinan organisasi, apakah ia manajer tingkat tinggi atau manajer tingkat menengah
dengan khalayak komunikasi. Seorang manajer harus menyesuaikan penyampaian pesannya dengan peranan
yang sedang ia lakukan. Karena pentingnya hubungan manajer sebagai pimpinan organisasi dalam komunikasi maka peranannya perlu diperjelas sehingga jelas pula dalam
menelaah pengaruhnya kepada perilaku organisasional para karyawan dan mereka yang berada diluar organisasi. Peranan-peranan itu antara lain dapat dikategorikan menjadi tiga
yaitu peranan formal, peranan informal dan peranan memutuskan Pandji Anoraga, 1995:234.
2.4. Dimensi-Dimensi Komunikasi Dalam Kehidupan Organisasi.
Dimensi-dimensi komunikasi dalam kehidupan organisasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal
didefinisikan oleh Lawrence D. Brenman Onong Uchjana Effendy, 1997:122-129 sebagai pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu
perusahaan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas organisasi dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical
didalam perusahaan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung operasi dan manajemen.
Sedangkan komunikasi eksternal ialah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak diluar organisasi.
Komunikasi internal itu sendiri dapat dibagi menjadi dua dimensi yaitu komunikasi vertical dan komunikasi horizontal. Komunikasi vertical yaitu komunikasi
dari atas kebawah downward communication dan dari bawah keatas upward communication
yaitu komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan secara timbale balik two way traffic communication. Sedangkan
komunikasi horizontal ialah komunikaisi secara mendatar antara anggota staf dengan anggota staf, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya.
Selain itu komunikasi internal juga meliputi berbagai cara yang dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu komunikasi persona personal communication
dan komunikasi kelompok group communication. Komunikasi persona ialah komunikasi antara dua orang yang dapat berlangsung dengan dua cara yaitu komunikasi
tatap muka face to face communication dan komunikasi bermedia mediated communication
adalah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka.
Lain halnya dengan komunikasi internal, komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik yaitu komunikasi dari organisasi kepada khalayak dan dari
khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak pada umumnya bersifat informatif yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki
keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Sedangkan komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan komunikasi yang
dilakukan oleh organisasi.
Untuk membedakan komunikasi organisasi dengan komunikasi yang ada diluar organisasi adalah struktur hirarki yang merupakan karakteristik dari setiap organisasi. Hal
ini sejalan dengan pendapat yang dikatakan oleh Everett Rogers Miftah Thoha, 1996:163, suatu alasan yang penting untuk mempelajari komunikasi organisasi ialah
bahwa komunikasi tersebut terjadinya sangat tergantung pada struktur. Suatu struktur organisasi cenderung untuk mempengaruhi proses komunikasi, dengan demikian
komunikasi dari bawahan kepada pimpinan sangat berbeda dengan komunikasi antara sesamanya.
Secara tradisional, struktur organisasi dipandang sebagai suatu jaringan tempat mengalirnya informasi. Oleh karena itu dalam hubungannya dengan suatu jaringan maka
isi komunikasi akan terdiri dari hal-hal berikut ini. a Instruksi dan perintah untuk dikerjakan atau tidak untuk dikerjakan selalu
dikomunikasikan kebawah melalui rantai komando dari seseorang kepada orang yang berada dibawah hirarkinya langsung.
b Laporan, pertanyaan, permohonan, selalu dikomunikasikan keatas melalui rantai komando dari seseorang kepada atasannya langsung Miftah Thoha, 1996:163.
Kalau dalam organisasi dikenal adanya susunan organisasi formal dan informal maka komunikasinya pun dikenal komunikasi formal dan informal. Komunikasi
organisasi formal mengikuti jalur hubungan formal yang terjadi dalam susunan atau struktur organisasi. Adapun komunikasi organisasi informal arus informasinya sesuai
dengan kepentingan dan kehendak masing-masing pribadi yang ada dalam organisasi tersebut. Proses hubungan komunikasi informal tidak mengikuti jalur structural formal.
Komunikasi didalam organisasi penting sekali dan dapat dipakai untuk melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut.
a Fungsi kontrol, yaitu untuk mengontrol atau mengendalikan perilaku anggota organisasi dalam berbagai cara.
b Fungsi motivasi, yaitu dipakai sebagai cara menjelaskan bagaimana pekerjaan seharusnya bekerja agar dapat meningkatkan kemampuan dan kinerjanya.
c Fungsi informasi, yaitu menyediakan informasi yang berguna bagi individu atau kelompok untuk membuat keputusan yang dikehendaki.
Ketiga fungsi tersebut sama pentingnya bagi organisasi. Tidak ada satu fungsi pun yang dapat dikatakan lebih penting dari yang lainnya. Sebab untuk dapat menghasilkan
kinerja yang efektif, kelompok atau organisasi perlu mengontrol perilaku anggotanya, memotivasi, mewadahi ekspresi perasaan anggota dan membuat keputusan Umar
Nimran, 1997:30.
2.5. Komunikasi Dialogis dan Efektif Dalam Organisasi