PADUAN KATALIS ZEOLIT ALAMCaO

39 penyangga CaO yang berasal dari limbah cangkang telur ayam sebagai paduan katalis dalam pembuatan biodiesel dari TWCO.

4.5 PADUAN KATALIS ZEOLIT ALAMCaO

Dalam penelitian ini, digunakan zeolit alam sebagai penyangga dan CaO yang berasal dari limbah cangkang telur ayam yang dipadukan menjadi katalis dengan perbandingan CaO terhadap zeolit sebesar 1 : 3. Penggunaan CaO sendiri sebagai katalis heterogen telah banyak dikaji oleh peneliti karena sifatnya yang mudah dipisahkan dari produk biodiesel. Sedangkan penggunaan zeolit alam sebagai katalis harus melalui proses aktivasi terlebih dahulu. Penggunaan mineral seperti zeolit sebagai penyangga katalis catalyst support bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan kontak, meningkatkan dispersi area aktif, sehingga mampu meningkatkan kemampuan katalitik katalis tersebut [38]. Katalis tersebar pada permukaan zeolit dan bagian dalam zeolit, sehingga mempengaruhi kemampuan katalitik dari katalis tersebut [13, 38]. Dalam penelitian ini, peneliti juga melakukan proses transesterifikasi menggunakan CaO dari limbah cangkang telur ayam sebagai katalis tunggal dan zeolit alam sebagai katalis tunggal sebagai perbandingan, dengan variabel rasio molar TWCO terhadap metanol sebesar 1 : 12, berat katalis 8, suhu reaksi 65°C, dan waktu reaksi 3 jam yang disajikan dalam Tabel 4.5. Tabel 4.5 Perbandingan Karakteristik Komponen Biodiesel Menggunakan Zeolit Alam dan CaO dari Limbah Cangkang Telur Ayam sebagai Katalis Tunggal Run Komponen Metil Ester Monogliserida Digliserida Trigliserida CaO 98,0264 0,5146 0,4050 1,0540 Zeolit Alam Tanpa CaO 9,0385 0,4719 12,2905 78,1991 Dari Tabel 4.5, dapat dilihat bawah zeolit alam tanpa perlakuan tidak dapat digunakan sebagai katalis dalam transesterifikasi minyak jelantah, sedangkan CaO dari limbah cangkang telur ayam mampu menghasilkan biodiesel dengan kemurnian 98,0264. Kemampuan katalis CaO dapat ditingkatkan dengan Universitas Sumatera Utara 40 mengkombinasikan katalis dengan ragam penyangga, seperti logam oksida, alumina, dan silika [8]. Perbandingan kemurnian biodiesel yang dihasilkan dengan menggunakan katalis CaO serta penggunaan paduan katalis zeolit alamCaO disajikan dalam Gambar 4.4. Gambar 4.4 Perbandingan Penggunaan Katalis CaO dan Paduan Katalis Zeolit AlamCaO Gambar 4.4 menunjukkan kandungan monogliserida, digliserida, dan trigliserida menurun pada penggunaan CaO yang dipadukan dengan zeolit alam. CaO yang dikombinasikan dengan penyangga disebut loaded CaO cenderung memiliki kinerja katalitik yang lebih baik dibandingkan CaO murni. Pada penggunaan katalis dan penyangga, katalis akan tersebar pada permukaan zeolit dan bagian dalam zeolit, sehingga mempengaruhi kemampuan katalitik dari katalis tersebut [13]. Sebagai tambahan, adanya ikatan antara CaO dan penyangga menyebabkan katalis lebih stabil terhadap pengaruh air dan asam lemak bebas tidak membentuk sabun kalsium [8]. Selain itu, penurunan kadar monogliserida, digliserida, dan trigliserida dapat disebabkan oleh adsorpsi senyawa gliserida pada permukaan zeolit. Morfologi katalis dianalisis menggunakan SEM dan disajikan dalam Gambar 4.5. 0,5146 0,4732 0,4050 0,1222 1,0540 0,0856 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 K o m po sis i Monogliserida Trigliserida Katalis CaO Paduan Katalis Zeolit AlamCaO MG DG TG MG DG TG Universitas Sumatera Utara 41 a b c Gambar 4.5 Hasil Analisis SEM a Zeolit Alam b Abu Cangkang Telur c Paduan Katalis Zeolit AlamCaO dari Abu Cangkang Telur Ayam dengan Perbesaran 1.000 Kali Gambar 4.5a menunjukkan morfologi zeolit alam yang tajam dan tidak beraturan. Gambar 4.5b menunjukkan abu cangkang telur yang memiliki morfologi beraturan dan berbentuk datar. Sedangkan pada Gambar 4.5c menunjukkan hasil campuran abu cangkang telur ayam dan zeolit alam, dimana abu cangkang telur ayam menyatu terikat pada permukaan zeolit alam yang berbentuk tidak beraturan dan memiliki banyak sisi tajam. Dengan kata lain, abu cangkang telur tersebar pada permukaan zeolit alam. Paduan katalis memiliki ukuran 1 – 20 μm. Dalam penelitian ini, dilakukan analisis FTIR untuk identifikasi gugus fungsi pada katalis yang digunakan dalam proses transesterifikasi, yang disajikan oleh Gambar 4.6. Universitas Sumatera Utara 42 Gambar 4.6 Hasil Analisis FTIR Paduan Katalis Zeolit AlamCaO Gambar 4.6 menunjukkan hasil analisis FTIR zeolit alam yang dapat dilihat pada spektrum berwarna hitam, sedangkan hasil analisis FTIR paduan katalis zeolit alamCaO dapat dilihat pada spektrum berwarna abu-abu. Kedua jenis sampel mengandung gugus fungsi C-H Alkena yang muncul pada bilangan gelombang 675 – 995 cm -1 . Kedua jenis sampel mengandung gugus fungsi C-H cincin aromatik yang muncul pada bilangan gelombang 690 – 900 cm -1 . Kedua jenis sampel mengandung gugus C-H Alkana yang muncul pada angka gelombang 1.340 – 1.470 cm -1 . Kedua jenis sampel mengandung gugus C=C Alkena yang muncul pada angka gelombang 1.610 – 1.680 cm -1 . Kedua jenis sampel mengandung gugus O-H monomer asam karboksilat yang muncul pada angka gelombang 3.500 – 3.650 cm -1 . Kedua jenis sampel mengandung gugus O-H monomer alkoholfenol yang muncul pada angka gelombang 3.590 – 3.650 cm -1 . Peak pada katalis memiliki intensitas yang lebih besar dibandingkan dengan peak pada zeolit alam, yang dapat dilihat pada angka gelombang 3.590 – 3.650 cm -1 . Sumbu Y pada spektrum menunjukkan persentase transmisi, yang dapat diubah menjadi absorbansi Absorbansi = -log Transmisi . Absorbansi lalu dapat 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 400 900 1400 1900 2400 2900 3400 3900 T ra ns m it ta nce Wavenumber cm -1 Paduan Katalis Zeolit AlamCaO Zeolit Alam 4 2 8 ,2 4 8 9 ,2 5 5 1 ,6 4 5 7 8 ,6 4 5 9 2 ,1 5 7 9 6 ,6 7 1 5 ,5 9 8 7 9 ,5 4 1 8 7 ,8 5 1 1 1 ,3 5 1 6 2 ,2 1 3 2 7 ,6 2 3 2 3 2 ,7 2 3 2 7 1 ,2 7 3 3 4 ,0 6 3 3 4 6 ,5 3 3 6 3 ,8 6 3 5 8 3 ,7 4 3 4 8 3 ,4 4 3 4 5 6 ,4 4 3 6 4 3 ,5 3 3 6 1 6 ,5 3 3 2 4 2 ,3 4 3 2 5 ,6 9 1 6 1 4 ,4 2 1 4 1 7 ,6 8 8 7 7 ,6 1 1 3 1 ,9 2 1 5 3 ,1 3 7 9 4 ,6 7 7 1 1 ,7 3 5 8 8 ,2 9 4 8 4 ,1 3 4 2 4 ,3 4 Universitas Sumatera Utara 43 dihubungkan dengan konsentrasi komponen melalui Hukum Beer – Lambert, dimana konsentrasi komponen berbanding lurus dengan absorbansi [68]. Dengan kata lain, peningkatan peak ini dapat mengindikasikan terbentuknya senyawa metoksida pada katalis paduan yang diindikasikan oleh peningkatan konsentrasi komponen dengan gugus O-H, yang ditandai peningkatan peak pada gugus O-H monomer alkohol fenol. Selain itu, untuk mengetahui komposisi dalam katalis, dilakukan analisis EDX Energy Dispersive X-ray Spectroscopy pada bagian yang sama dengan analisis SEM pada Gambar 4.5 yang disajikan pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Hasil Analisis EDX pada Paduan Katalis Zeolit AlamCaO Dari Gambar 4.7 dan Lampiran L4.2.3, dapat dilihat bahwa katalis memiliki persentase atom O sebesar 46,43, C sebesar 23,18, Ca sebesar 14,84, Si sebesar 10,02, Al sebesar 2,90, K sebesar 1,39, dan Mg sebesar 1,24 dalam persen berat. Adapun komposisi dalam bentuk senyawa dapat diketahui dengan kombinasi data yang diperoleh dari analisis lebih lanjut menggunakan PXRD Powder X-Ray Diffraction. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 keV 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 cpseV O C Ca Ca Si Al K K Mg Universitas Sumatera Utara 44

4.6 PROSES TRANSESTERIFIKASI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Suhu Reaksi Dan Jumlah Katalis Pada Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Lemak Sapi Dengan Menggunakan Katalis Heterogen CaO Dari Limbah Kulit Telur Ayam

1 10 91

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Rasio Molar Reaktan, Waktu Reaksi, dan Perbandingan Komposisi Katalis

0 13 83

Pengaruh Suhu Reaksi Dan Jumlah Katalis Pada Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Lemak Sapi Dengan Menggunakan Katalis Heterogen CaO Dari Limbah Kulit Telur Ayam

0 0 20

Pengaruh Suhu Reaksi Dan Jumlah Katalis Pada Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Lemak Sapi Dengan Menggunakan Katalis Heterogen CaO Dari Limbah Kulit Telur Ayam

0 0 6

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 20

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 2

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 7

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 13

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 1 8

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 16