16
2.3.3 Pemurnian Biodiesel
Transesterifikasi juga dikenal sebagai reaksi alkoholisis, dimana terjadi penggantian alkohol suatu ester oleh alkohol yang lain, proses ini mirip dengan
hidrolisis, perbedaannya terletak pada molekul yang terlibat pada hidrolisis adalah molekul air, bukan molekul alkohol [51]. Tingkat kemurnian biodiesel memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap sifat – sifat bahan bakar tersebut, terutama
pada jumlah gliserida dan trigliserida yang terdapat dalam bahan bakar dapat menyebabkan masalah serius dalam aplikasinya ke mesin penghasil energi. Bahan
bakar harus bebas dari kandungan air, alkohol, gliserin, dan katalis. Sehingga, perlu dilakukan treatment terhadap lapisan ester pada tahap pembuatan biodiesel
[49, 52]. Adapun beberapa dampak negatif dari kontaminan dalam biodiesel dapat
dilihat pada Tabel 2.3.
Universitas Sumatera Utara
17 Tabel 2.3 Dampak Negatif Kontaminan dalam Biodiesel [53]
No. Kontaminan
Dampak Negatif
1 Metanol
Pengikisan pada segel karet dan gasket, titik nyala yag rendah menimbulkan masalah
pada penyimpanan, transportasi, utilitas, dan lain
– lain, viskositas dan densitas yang rendah, bersifat korosif terhadap aluminium
dan zinc.
2 Air
Menurunkan panas pembakaran, korosi pada komponen sistem saluran bahan bakar
dan pompa injektor, kegagalan pemompaan bahan bakar, hidrolisis FFA terbentuk,
pembentukan kristal es yang menyebabkan timbulnya gel pada sisa bahan bakar,
pertumbuhan bakteri terhalangnya saluran saringan mesin, serta pitting pada piston.
3 Katalis
Merusak injektor, korosi pada mesin . 4
FFA Stabilitas oksidasi yang rendah, korosi pada
mesin.
5 Gliserida
Kristalisasi, kekeruhan, viskositas yang tinggi, deposit pada piston dan keran
injektor.
6 Gliserol
Pengendapan, deposit pada tangki bahan bakar, kandungan aldehid yang tinggi, emisi
akrolein, fouling pada injektor.
Setelah proses transesterifikasi dilakukan, dilakukan tahap pemurnian biodiesel. Umumnya metode yang digunakan adalah metode pencucian basah,
dimana teknik ini dilakukan dengan memasukkan sejumlah air ke dalam biodiesel mentah untuk selanjutnya diaduk secara perlahan untuk mencegah emulsi. Proses
ini diulangi hingga diperoleh air buangan yang jernih. Hal ini menandakan bahwa impuritas telah terbuang sepenuhnya [53]. Metode konvensional ini dilaporkan
mengkonsumsi air dalam jumlah yang besar [53-55].
Universitas Sumatera Utara
18
2.4 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REAKSI