SARAN BIODIESEL Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

51 9. Analisis sifat fisika pada biodiesel dengan kondisi terbaik meliputi analisis kadar ester, densitas, viskositas kinematik, total gliserol, kandungan monogliserida, kandungan digliserida, kandungan trigliserida, dan titik nyala telah memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI 7182:2015, dan sebagian dari ASTM D-6751 serta EN 14214.

5.2 SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian yang telah dilakukan untuk penelitian selanjutnya adalah 1. Sebaiknya dilakukan analisis PXRD pada katalis untuk mengetahui komposisi senyawa dalam katalis hasil paduan. 2. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan variasi waktu dan suhu kalsinasi cangkang telur, untuk memperoleh pengaruh perbandingan komposisi CaO dalam cangkang telur terhadap karakteristik biodiesel yang dihasilkan. 3. Sebaiknya dilakukan studi lebih lanjut mengenai penggunaan suhu reaksi di atas 65 °C pada proses treansesterifikasi untuk memperoleh data kemampuan katalitik. 4. Sebaiknya dilakukan studi lebih lanjut mengenai penggunaan katalis yang berulang reuse untuk memperoleh data kemampuan katalitik. 5. Sebaiknya penelitian dikembangkan ke proses kontinu dengan menggunakan variabel pada kondisi terbaik yang diperoleh dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BIODIESEL

Biodiesel Fatty Acid Methyl Ester ; FAME merupakan bahan bakar yang disusun oleh mono-alkil ester dari asam lemak rantai panjang yang diturunkan dari bahan baku terbarukan, seperti minyak nabati atau lemak hewani [19, 20]. Biodiesel merupakan cairan kuning muda yang jernih dapat digunakan dalam bentuk murni B100 atau sebagai campuran dengan bahan bakar diesel dari petroleum B5, B20. Petrodiesel merupakan hasil fraksinasi pada pertengahan proses cracking, yang dikenal dengan “middle distillates”. Viskositas biodiesel adalah dua kali lebih besar daripada petrodiesel, sehingga biodiesel memiliki sifat pelumas yang lebih baik. Biodiesel dapat dihasilkan melalui alkoholisis kompleks transesterifikasi dari minyak nabati dan lemak hewani [19]. Metanol adalah alkohol yang paling banyak digunakan karena lebih murah dan merupakan senyawa polar dengan rantai pendek [2]. Suatu senyawa biodiesel dapat dikomersialkan dan dijual sebagai biodiesel apabila telah memenuhi standar biodiesel EN 14214:2009 Inggris atau ASTM D 6751 Amerika Serikat. Ketentuan paling penting dalam penentuan biodiesel adalah kadar ester minimal 96,5, bilangan asam maksimum 0,5 mg KOHgr. Kadar ester dipengaruhi oleh kualitas teknologi dan proses yang digunakan, serta komposisi bahan baku yang digunakan. Selain itu, parameter penting lainnya berupa kandungan sulfur, fosfor, logam alkali, total kontaminasi, dan asilgliserol yang tidak bereaksi [21]. Universitas Sumatera Utara 9 Tabel 2.1 Standar Biodiesel Berdasarkan ASTM D 675109, EN 1421403, dan Pr EN 1421409 [22-24] No. Parameter Satuan ASTM D 675109 EN 1421403 Pr EN 1421409 1. Kandungan ester ww - ≥96,5 ≥96,5 2. Densitas kgm 3 - 860-900 860-900 3. Viskositas kinematik mm 2 s 1,9-6,0 3,5-5,0 3,5-5,0 4. Titik nyala o C ≥ 130 ≥ 93 gelas tertutup ≥120 ≥101 5. Kandungan sulfur mgkg ≤ 15 ≤10 ≤10 6. Residu karbon ww ≤0,05 ≤0,30 - 7. Angka Setana ≥47 ≥51 ≥51 8. Kadar abu tersulfatasi ww ≤0,02 ≤0,02 ≤0,02 9. Air dan sedimen ww ≤0,05 - - 10. Kandungan air mgkg - ≤500 ≤500 11. Total kontaminasi mgkg - ≤24 ≤24 12. Korosi pada jalur tembaga ≤No.3 Kelas 1 Kelas 1 13. Stabilitas oksidasi H ≥3 ≥6 ≥8 14. Angka asam mg KOHg ≤0,80 ≤0,50 ≤0,50 15. Nilai Iodin g Iodin10 0 g - ≤120 ≤120 16. Linolenat metil ester ww - ≤12,0 ≤12,0 17. Metil ester ganda tak jenuh ww - ≤1 ≤1 18. Kandungan metanol ww ≤0,20 ≤0,20 ≤0,20 19. Kandungan monogliserida ww - ≤0,80 ≤0,80 20. Kandungan digliserida ww - ≤0,20 ≤0,20 21. Kadungan trigliserida ww - ≤0,20 ≤0,20 22. Gliserol bebas ww ≤0,020 ≤0,020 ≤0,020 23. Total gliserol ww ≤0,24 ≤0,25 ≤0,25 24. Logam kelompok I natrium dan kalium mgkg ≤5,0 ≤5,0 ≤5,0 25. Logam kelompok II kalsium dan magnesium mgkg ≤5,0 ≤5,0 ≤5,0 26. Kandungan fosfor mgkg ≤10,0 ≤10,0 ≤2,0 27. Cold soak filterability S ≤360 - - 28. Cold filter plugging point CFPP o C - Bergantu ng pada kelas Bergantun g pada kelas Universitas Sumatera Utara 10 2.2 BAHAN BAKU 2.2.1 Minyak Jelantah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Suhu Reaksi Dan Jumlah Katalis Pada Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Lemak Sapi Dengan Menggunakan Katalis Heterogen CaO Dari Limbah Kulit Telur Ayam

1 10 91

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Rasio Molar Reaktan, Waktu Reaksi, dan Perbandingan Komposisi Katalis

0 13 83

Pengaruh Suhu Reaksi Dan Jumlah Katalis Pada Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Lemak Sapi Dengan Menggunakan Katalis Heterogen CaO Dari Limbah Kulit Telur Ayam

0 0 20

Pengaruh Suhu Reaksi Dan Jumlah Katalis Pada Pembuatan Biodiesel Dari Limbah Lemak Sapi Dengan Menggunakan Katalis Heterogen CaO Dari Limbah Kulit Telur Ayam

0 0 6

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 20

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 2

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 7

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 13

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 1 8

Pembuatan Biodiesel dari Treated Waste Cooking Oil (TWCO) dengan Katalis Zeolit Alam dan CaO yang Berasal dari Cangkang Telur Ayam: Pengaruh Berat Katalis dan Suhu Reaksi

0 0 16